Izinkan Saya Belajar Cinta

Seseorang hidup di dunia tidak terlepas dari berbagai kondisi jiwa dan perasaan. Suka, duka, cinta, benci, sedih, bahagia, was-was, ragu dan lain sebagainya. Suka ataupun cinta semua orang jelas mengalaminya, cinta pada orang tua, saudara, guru, ilmu sampai pekerjaan. Bahkan nabi pun juga mempunyai perasaan-perasaan seperti diatas.

Maka izinkan saya untuk belajar cinta yang tidak sekedar ucapan lisan saja, melainkan cinta sejati yang terus dijaga sampai pertemuan kembali dengan sang kekasih di surga nanti. Belajar cinta dari sang guru cinta begitu teman saya menulisnya.

Mari kita simak penuturan ibunda kita 'Aisyah -radhiyallahu 'anhaa-: "Tidaklah aku cemburu kepada salah satu istri-istri nabi seperti cemburuku kepada Khadijah, padahal aku belum pernah melihatnya. Akan tetapi (alasan cemburu 'Aisyah) nabi sering menyebut namanya (Khadijah), menyembelih domba lalu dibagi-bagikan kepada teman-temannya Khadijah". Lalu aku bertanya padanya: "Sepertinya tidak ada wanita di dunia ini selain Khadijah?", maka nabi pun menjawab: "Sesungguhnya dia begini dan begini, dan dari rahimnya aku memiliki anak".

Cintanya nabi kepada Khadijah membuat 'Aisyah sangat cemburu, padahal belum pernah berjumpa. Kondisi ini memberi isyarat kalau di keluarga mulia nabi pun ada gejolak-gejolak rumah tangga yang menunjukkan kalau nabi manusia seperti kita.

Lalu, apa yang membuat nabi sangat mencintai ibunda Khadijah?

Karena Khadijah wanita pertama yang dinikahi nabi.

Karena Khadijah tidak melihat harta, melainkan akhlak nabi.

Karena Khadijah wanita pertama kali yang beriman bahwa nabi adalah rasulullah, sehingga Allah pun sudah menyiapkan untuknya istana di surga.

Karena Khadijah wanita yang membenarkan bahwa yang datang kepada nabi adalah malaikat bukan syetan.

Karena Khadijah mengeluarkan seluruh hartanya di jalan dakwah.

Karena dari Khadijah nabi memiliki keturunan.

Karena Khadijah selalu bersama rasulullah dalam berbagai macam kondisi.

Cinta yang tulus dan ikhlas dari sang Khadijah membuat nabi terus mencintainya sampai masa tua nabi, bahkan di surga kelak nabi dan Khadijah akan dipertemukan kembali bersama istri-istri nabi yang lainnya.

Sang suami selalu menggandeng tangan istrinya menuju surga, tidak mau melepaskan tangannya supaya tidak terpeleset ke jurang neraka.

Sang istri menyambut genggaman erat sang suami agar bisa bersama-sama di surga, tidak pernah mau melepaskan genggamannya supaya tidak terpeleset ke jurang neraka.

Inilah cinta sejati dari keluarga mulia rasulullah dan sang istri.


oleh : Ardhan Misa Tonadisiki

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »