Pernahkah membaca buku "Setengah Isi Setengah kosong (Half Full-Half Empty) karangan Parlindungan Marpaung? Ini adalah buku motivasi yang cukup memikat bagi saya. Bahasanya yang ringan dan mudah dipahami memberikan nilai tambah pada buku ini. Di sini saya tidak akan me-review semua isi bukunya, tapi hanya ingin berbagi satu cerita yang saya anggap sangat menarik untuk di-share.
Dalam cerita itu dikisahkan, suatu kali kota Pensylvenia di Amerika serikat dilanda gempa dahsyat sehingga memporak-porandakan kota. Oleh sebab itu, pemerintah setempat merencanakan untuk memulihkan kota tersebut. Suatu saat, mandor bangunan yang memimpin renovasi berjalan-jalan sambil melakukan pengawasan terhadap para pekerja. Saking asyiknya berjalan, sang mandor tidak melihat bahwa beberapa langkah di depannya terbentang kabel listrik bertegangan tinggi yang siap merenggut nyawanya.
Pekerja yang berada beberapa meter di belakangnya melihat bahaya yang mengancam mandornya. Ia berusaha memberi peringatan padanya dengan berteriak. Namun, teriakannya nyaris tak terdengar ditelan suara-suara bising pembangunan. Langkah mandor semakin dekat dengan kabel. Akhirnya pekerja mengambil batu kecil dan melemparkannya pas mengenai kepala sang mandor.
Sang mandorpun marah dan melihat ke belakang untuk mencari pelaku pelemparan. Ketika melihat ke belakang, pekerja yang melempar batupun angkat tangan dan mengarahkan tangannya ke kabel listrik tersebut. Sontak sang mandorpun syok dan kaget luar biasa. Bagaimana tidak, dua langkah kedepan kakinya akan menginjak kabel listrik bertegangan tinggi yang siap merenggut nyawanya. Allah mengirimkan pekerja itu untuk menolongnya, walaupun kepalanya harus terkena lemparan batu. Alhamdulillah.
* * *
Apa ibroh yang bisa kita ambil dari cerita diatas?
Mari kita telisik bersama-sama!
Seperti yang kita pahami, Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik rupa.
لقد خلقنا الإ نسان في أحسن تقويم (التين)
Dan Allah pun membekali manusia dengan potensi-potensi yang luar biasa. Tugas kita adalah Memaksimalkan seluruh potensi yang ada dan mengarahkannya pada hal-hal positif dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun lingkungan. ada banyak hal yang menunggu di seberang sana. Kawan, lawan, peringatan, ketidaksanggupan, perpecahan dan masih banyak hal lain yang mengikuti perjalan kita. Bahkan terkadang, banyak bisikan-bisikan yang mencoba untuk menjerumuskan kita ke jurang kehancuran. Popularitas, ambisi, kesombongan dan kekayaan mulai membutakan mata kita dan menumpulkan ketajaman pendengaran kita terhadap suara-suara peringatan.
Ada kalanya seorang harus "dilempar batu" agar tidak semakin melenceng lebih jauh. Seorang senior harus berurusan dengan kepolisian lantaran rumah yang di belinya bermasalah. Seorang teman harus kehilangan ayahnya ketika malam idul fitri. Seorang adek harus merasakan perpisahan dengan orang tuanya ditambah dengan penyakit yang mulai menggerogoti kesehatannya.
Lemparan batu tersebut ternyata memberikan efek yang luar biasa. Menjadi bahan intropeksi diri untuk melejitkan kesuksesannya dan meningkatkan kualitas diri. Namun, tidak sedikit manusia yang memaknai "lemparan batu" itu dengan sebuah kegagalan, kehancuran dan kejatuhan kemudian membuatnya tak mampu bangkit lagi. Bukan "lemparan batunya", tapi yang terpenting ialah bagaimana menentukan sikap dalam memaknai setiap peristiwa yang terjadi. Kesuksesan dalam melewatinya atau kegagalan. Semua itu adalah pilihan. Life is choice, kata seorang filsuf. Hidup kita ingin berakhir happy ending atau sad ending. Dalam berorganisasipun kita akan dihadapkan dengan banyak pilihan. Menjadi pemimpin yang melayani atau dilayani. Aktifis teladan atau aktifis kabur-kaburan. Selalu datang terlambat atau selalu tepat waktu dalam jadwal pertemuan. Menjadi manusia yang penuh manfaat atau hanya menjadi sampah masyarakat. Semua adalah pilihan. Namun, setiap pilihan pasti mempunyai konsekuensi. Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita ketam. Semua pilihan itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Siap atau tidak dengan semua pilihan, roller coaster akan segera meluncur. Hidup akan terus bergulir. Pilihan-pilihan akan tetap berdatangan. Jika kita ragu atau bingung, maka lakukanlah sholat 2 rakaat sunnah seperti yang diajarkan Rasulullah. Semoga Allah selalu membimbing kita dalam menentukan pilihan.
Dan apabila hari ini kita mendengar suara-suara peringatan atau merasakan "lemparan batu" yang sungguh sangat menyakitkan, akankah dimaknai sebagai dinamika hidup atau momok menakutkan yang harus dihindari? Silahkan jawab sendiri! Itu adalah pilihan.
Oleh : Atika Tazkiyah (Badan Perempuan KAMMI LIPIA)
EmoticonEmoticon