Cinta Itu Cita - Cita


Penulis bukanlah seorang motivator yang pandai membuat kata-kata yang serba dahsyat dan luar biasa. Bukan pula seorang sastrawan yang pandai menyusun kata. Namun disini penulis hanya mencoba untuk mengungkap apa itu makna cinta yang sebenarnya. 

Banyak orang terlena dengan cinta, cinta harta, cinta anak istri dan cinta dunia seisinya. Ketika mereka mendapatkannya mereka terlena dan ketika yang dicintainya lenyap, gelaplah kehidupannya. 

قال الله تعالى في القران الكريم :

واعلموا أنما اموالكم وأولدكم فتنة والله عنده اجر عظيم

Artinya : Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allah lah pahala yg besar. 

Lalu, seperti apa itu hakikat cinta?

Syekh 'Utsaimin menjelaskan dalam kitabnya Alqoulul Mufid cinta itu terbagi memjadi 4 :

1. Cinta kepada Allah melebihi segala-segalanya.

2. Cinta kepada hamba Allah seperti cintanya kepada Allah.

3. Cinta kepada hamba Allah melebihi cintanya kepada Allah.

4. Cinta kepada hamba Allah dan di dalam hatinya tidak ada cinta kepada Allah. 

Lalu, terbesit pertanyaan di dalam benak kita. Dimana selama ini kita meletakkan cinta kita? Sudah benarkah ketika kita memahami apa itu cinta?

Cinta layaknya cita-cita, yang harus diperjuangkan untuk kehidupan yang kekal di masa depan nantinya.

Bencana besar manakala kita mengabaikan masa depan dan hanya disibukkan dengan masa lalu, karena hal tersebut sama saja dengan mengabaikan istana-istana yang indah dan disibukkan dengan meratapi puing-puing yang runtuh.

Islam melarang kesedihan yang berkepanjangan dan tanpa alasan. Takdir kehancuran adalah takdir kesedihan. Seberat apapun rasanya, jangan sampai kita seakan-akan telah hancur, dan layak dinyatakan sebagai orang yang pantas untuk dikasihani.

Tetapkanlah berdiri tegak di atas pijakan kita, pusatkan keyakinan kita kepada Allah Sang Maha Pencipta. 

Tinggalkan masa lalu dan kembalilah melangkah dengan semua cinta dan cita-citamu.

Dan yang terakhir, selalu letakkan cintamu kepada dunia di bawah cintamu kepada Allah dan RosulNya.

Salam ukhuwah salam mahabbah.


Oleh : Saifuddin Pokro (Kepsek TPA IQ Al Fath)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »