Setelah libur panjang musim panas 4 bulan, KAMMI LIPIA kembali mengadakan penyambutan maba Lipia di Masjid As salam Jum'at (30/09/2016), tepat akhir pekan pertama kuliah.
Tema acara ini adalah "Mahasiswa Berkarya, Bekal Peradaban", dengan menghadirkan salah satu Dosen di Lipia Dr. Sarmini (mahasiswi terbaik S3 Sudan) sebagai narasumber.
Istimewanya, kuliah di Lipia berlangsung selama 7 tahun, 3 tahun kuliah bahasa dan 4 tahun kuliah syariah. Lipia tidak pernah mengadakan penyambutan atau OSPEK untuk mahasiswa baru. Kampus Lipia memang berbeda dengan kampus lainnya. Untuk itu KAMMI Lipia selalu mengadakan acara penyambutan Maba rutin setiap tahunnya, yang biasa disebut Tarhib 'Aam Jadiid.
Di awal sesi, narasumber mengingatkan tentang tujuan para mahasiswa kuliah di Lipia.
"Kuliah 7 tahun apa yang kita cari di Lipia?", tanya sang pembicara.
Tujuan utama kita menuntut ilmu adalah menjadi 'Aalim atau orang yang berilmu. Seorang yang dikatakan berilmu adalah ketika ilmunya bisa menjadikannya lebih takut kepada Allah swt. Dalam Al quran di sebutkan,
َ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ (فاطر : ٢٨)
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama".
Dalam kesempatan ini, beliau juga berbagi ilmu bekal sukses dalam perkuliahan yang diberi judul "Tholibah Dzati Dzatiyah" atau mahasiswi yang punya kepribadian.
Ada 3 kepribadian yang harus diperhatikan oleh mahsiswi syariah kususnya mahasiswi Lipia; Dzatiyah Imaniyah, Dzatiyah Akhlaqiyyah, Dzatiyyah Khairiyyah.
واتقوا الله ويعلمكم الله
"Dan bertaqwalah pada Allah swt; Allah akan mengajarkanmu". (Al baqoroh : 282)
Dari ayat di atas bisa disimpulkan dengan 3 kepribadian yang harus dimiliki, agar ekspetasi dan harapan masyarakat sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Karena terlalu miris ketika seorang yang belajar ilmu agama tapi palanggan film korea, yang dipenuhi jahiliyah dan adegan maksiat. Na'udzubillah.
Mahasiswa yang punya keimanan yang kuat, tidak mudah melakukan kemaksiatan yang menghalangi masuknya ilmu.
Setelah keimanan, mahasiswa juga harus menjadi pribadi yang berakhlak, beradab. Adab terhadab guru, teman dan ilmu. Memperhatikan sikapnya terhadap dosen, sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, dan tidak meremehkan teman lain. Karena nilai tidak menentukan kesuksesan di masa depan.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain".
Bertawashul dengan melakukan berbagai kebaikan, semoga dengan kebaikan tersebut mendatangkan kemudahan dari Allah SWT. Selalu jeli melihat peluang-peluang kebaikan walau sekecil apapun.
Terakhir beliau juga menegaskan agar mahasiswa bisa aktif berorganisasi. Karena di dunia nyata pasca wisuda, syahadah atau ijazah bukan hal pertama yang bisa diandalkan. Pengalaman organisasi sangat membantu kita untuk berbaur dengan banyak orang, dan mempunyai jaringan yang luas. Ustadzah juga menyarankan untuk tinggal berjamaah, tidak nge-kos sendiri, setidaknya 2 orang. Tapi lebih baik tinggal di kosan atau kontrakan. Agar ada yang mengingatkan dan menghilangkan sikap ego. Dengan hidup berjamaah, bakal banyak peluang kebaikan dan lebih kuat daripada sendiri yang rentan futur dan lalai.
Yang paling penting juga mahsiswa harus membuat peta keilmuannya. Menentukan langkah-langkah ke depan setelah lulus Lipia atau semasa di Lipia. Tidak mencukupkan diri dengan muqorror dari kampus. Mencari buku-buku tambahan untuk memperluas wawasan, dan menentukan spesialis ilmu yang ingin dikuasai.
Sesi terakhir dilanjutkan dengan panahan di lapangan masjid. Para peserta dan panitia melemparkan arrow ke facetarget dengan busur yang telah disediakan.
Alhamdulillah seluruh peserta sangat menikmati acara dengan antusias, dari habis zuhur sampai menjelang maghrib. Bahkan ada dari mereka yang langsung menanyakan cara bergabung dengan KAMMI Lipia. Semoga acara ini menjadi awal baik, menarik mahasiswa Lipia untuk bisa berkontribusi lebih bersama KAMMI Lipia dalam perbaikan bangsa ini.
EmoticonEmoticon