Islam dan Kekuasaan


“Agama dan kekuasaan adalah seperti dua orang saudara kembar, keduanya tidak bisa dipisahkan. Jika salah satu tidak ada, maka yang lain tidak akan berdiri sempurna. Agama adalah pondasi, sementara kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu tanpa adanya pondasi akan rusak dan jika tidak dijaga, ia akan hilang” 

Seperti itulah kiranya gambaran tentang agama dan kekuasaan yang disampaikan Imam Alghazali lewat kata – kata mutiaranya. Yah, memang tidak bisa dipungkiri kalau agama dan kekuasaan layaknya dua sisi mata uang yang tidak bisa terpisahkan. Hal ini dibuktikan oleh sejarah peradaban islam dari mulai masa Rasulullah saw, khulafaurrosyidin, disusul oleh khalifah – khalifah islam setelahnya yang berhasil melakukan ekspansi dakwah ke negri – negri yang jauh nan kuat pada waktu itu. Kita ambil contoh kecil, ketika ada dua kekuatan super power (kekaisaran Romawi dan Persia) yang menguasai dunia pada masa awal penyebaran dakwah islam, pada waktu itu pula munculnya perhatian umat islam akan pentingnya suatu kekuatan yang terstruktur, terkendali, dan terpusat pada satu komando. Hal ini ditandai dengan dimulainya pembenahan birokrasi, dibentuknya kekuatan militer, dan dirancangnya strategi penyebaran dakwah islam ke seluruh penjuru dunia khususnya negeri negeri arab yang masih dibentengi oleh tembok kekuasaan Romawi dan Persia pada waktu itu. Pertanyaannya, apakah umat islam berhasil menjebol kedua imperium tersebut ? Lalu, apakah risalah dakwahpun berhasil disebarkan kesuluruh penjuru dunia ? Yah, jawaban kalian semua benar ! Fakta dan sejarah pun telah menjawabnya, bahkan kita semua telah merasakan keberhasilan dakwah para pejuang islam pada masa itu. Apa buktinya? Ya buktinya adalah keimanan dan keislaman kita. 

Sebelum saya melanjutkan pembahasan kali ini, terlebih dahulu Izinkan saya menghela nafas dalam dalam.

Kawan... apakah mungkin sebuah tangan yang kosong bisa merobohkan kokohnya gedung pencakar langit ? Dan mungkinkah perahu dayung mengarungi samudera yang dipenuhi badai dan deburan ombak yang begitu dahsyat ? Yah, hanya dalam mimpilah hal tersebut mungkin terjadi, dan sayangnya kita tidak sedang tertidur sehingga bebas untuk bermimpi apapun ! 

Benang merahnya ialah tidak mungkin kaum muslimin bisa menembus benteng pertahanan lawan tanpa adanya kekuatan besar yang mereka miliki sebelumnya. Dua imperium besar bisa ditembus dan dirobohkan, sampai pada akhirnya islampun berhasil disebarluaskan keseluruh penjuru dunia. Lalu, apa yang melatarbelakangi keberhasilan dakwah pada masa itu ? Apakah hanya sebatas kelihaian lisan para da’i dalam menyusun kalimat dan mengolah kata sehingga terlihat menarik? Atau hanya sebatas kebetulan dan pemberian dari Allah saja, tanpa adanya perjuangan yang berarti dari para pembela agama ini ? Tentu sebagai manusia yang masih diberikan kenikmatan akal sehat saya jawab dengan tegas, TIDAK!!! Jelasnya saya jawab, pasti ada kekuatan besar yang telah dirancang sedemikian baik sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa, yah.. kekuatan itu berupa “KEKUASAAN”. Dengannya, sebuah bangunan yang kokoh bisa dirobohkan bahkan samudera yang luaspun bisa diarungi dengan mudahnya. Ada beberapa hal yang sulit teratasi kecuali dengan kekuasaan, yah hanya dengan kekuasaan. 

Kekuasaan bisa menjadi sumber kemakmuran yang luar biasa sekaligus biang keladinya segala macam bentuk kejahatan yang pernah terjadi dimuka bumi ini, sebagai contoh baiknya ketika Rasulullah dan para pemimpin islam pernah menguasai sebagian besar kekuatan dunia seperti apa yang telah saya gambarkan tadi. Tidak sedikit orang yang ikut merasakan kebahagiaan, sukacita, dan ketenangan pada waktu itu. Bukan hanya umat islam saja, melainkan seluruh penduduk bumi ikut merasakannya. Karena islam adalah rahmatan lil alamin. Namun tidak serta merta semua jenis kekuasaan bisa membawa kemakmuran, sebagai contoh sejarah mengungkapkan ketika soviet kekuasaannya dipegang oleh STALIN si manusia baja, berapa juta manusia yang dibunuh pada waktu itu? Stalin diperkirakan telah memerintahkan pembunuhan sekitar 30 juta jiwa penduduk rusia dan sekitarnya. Iapun dikenal sebagai orang yang membenci agama. Pun kita lihat ketika jerman dikuasai oleh HITLER dengan NAZInya ? berapa banyak manusia lenyap dibawah kekuasaannya? Wallahu a’lam.

Dengan beberapa pemaparan diatas bisa kita tarik kesimpulan, bahwasannya kekuasaan itu terlalu penting untuk kita tinggalkan dan abaikan. Darinya kebaikan dan kejahatan dapat bermunculan. Lalu bagaimana dengan negeri kita tercinta? ”INDONESIA” sebagai anak bangsa, kiranya jenis kekuasaan apakah yang kita harapkan untuk memimpin negeri ini? Jawabannya ada dibenak diri kita masing – masing. 

Terkait hal ini, Saya hanya bisa menyampaikan pesan Rasulullah saw lewat hadisnya yang berbunyi : “akan datang dikemudian hari, setelah aku tiada; beberapa pemimpin yang berdusta dan berbuat aniaya. Maka barang siapa yang membenarkan kedustaan dan membantu tindakan mereka yang aniaya itu, maka ia bukan ermasuk umatku, dan bukan pula aku daripadanya” (HR. Tirmidzi, Nasai, dan Hakim). 

Wallahu a’lam bisshawab

Oleh : Ardiansyah (Staff Ekonomi KAMMI LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »