Silaturahmi Tokoh : Rela Berkorban Itu Modal dan Nafas Perjuangan


Komisariat LIPIA melangsungkan Agenda Silaturahmi Tokoh ke kediaman Ust.Abdul Muiz Assaadih MA, di Pela Mampang, Jumat (21/10). Pertemuan itu membahas tentang makna “Rela Berkorban” yang sudah menjadi beban dikalangan manusia terkhusus pemuda.

Diawali dengan salam dan jamuan tuan rumah, kami yang berjumlah 26 orang terdiri dari BPH (Badan Pengurus Harian), anggota Kaderisasi dan beberapa perwakilan dari departemen Kebijakan Publik, Sosial Masyarakat, Mekominfo dan Ekonomi merasa terciptanya suasana kekeluargaan yang begitu kental.

“Dakwah itu tidak bersikap ganda, dakwah sepakat dengan satu sikap yaitu sikap “totalitas” yang diakhiri dengan semangat berkorban" kata Aldi selaku moderator membuka bahasan.

Dalam kesempatan itu, beliau yang merupakan salah satu dosen STIDDI Al Hikmah menyampaikan pentingnya sikap “rela berkorban” dalam dakwah. Menurutnya, dengan adanya semangat berkorban akan menjadi modal dan nafas perjuangan islam dalam menggapai kejayaan.

Melihat fenomena yang terjadi dikalangan pemuda, beliau menyampaikan perlunya belajar dari kisah dalam Al quran dan kehidupan para sahabat Rasulullah solloohu alaihi wasallam. Diantaranya adalah kisah burung hud hud yang militan dan detail dalam menyampaikan informasi dan alasan. Serta kehidupan Abu Dzar Al Ghifari dalam berjuang untuk bergabung dengan pasukan di perang tabuk.

Kemudian beliau memberikan permisalan bahwasanya dalam kaidah ilmu sharf tidak mungkin ada dua sukun dalam satu bacaan. Jika ada, maka akan membingungkan dan segera harus diberi harokah sehingga timbul lafadz dan nada yang seirama. Permisalan harokahnya itu adalah pengorabanan. Ruang sinergi antara ulama dan pemuda harus terus dijaga, karena ini adab pengorbanan dalam mengatur nafas perjuangan.

Acara diakhiri dengan sesi pemberian plakat yang diwakili oleh Nu’man salah satu anggota departemen kaderisasi dan diakhiri dengan sesi foto bersama. (Rep Aldi)


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »