Karakter Harokatu Tajnid dalam Gerakan KAMMI


“Sesungguhnya Allah mencintai orang –orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur, mereka seakan akan seperti suatu bangunan yang kokoh” (QS. As-Shaf : 4)

Menjadi bagian dalam barisan dakwah di jalan Allah adalah suatu keniscayaan bagi manusia. Karena Allah telah menyampaikan dengan jelas dalam beberapa ayatnya, bahwa berdakwah atau berperang di jalan Allah hendaknya berjamaah dan rapi dalam barisan. Hal ini adalah konsekuensi yang harus dijalani Semua manusia yang berkomitmen sebagai da’i.

KAMMI sebuah gerakan muda level mahasiswa telah membuktikan keampuhan perintah Allah di atas dalam aksi – aksi yang solid pada tahun 1998. Lalu pada tahun – tahun sesudahnya, ketika KAMMI menjadi gerakan regular di kampus – kampus, para pendiri memasukkan ‘Harokatu Tajnid’ sebagai salah satu karakter gerakan KAMMI.

Sikap para pendiri awal KAMMI untuk menjadikan menjadikan ‘Harokatu Tajnid’ sebagai karakter gerakan adalah bentuk komitmen KAMMI sebagai gerakan yang melaksanakan ajaran Qur’an dan meneladani Nabi dalam berdakwah. Yaitu dengan diadakannya DM1 di setiap periode kepengurusan, agar terus bertambah para punggawa pengemban amanah dakwah. Tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa yang telah melewati gerbang DM 1 dipastikan akan terus aktif dalam gerakan KAMMI dan menyertai setiap aksinya, namun sekali lagi ini adalah komitmen KAMMI dalam melaksanakan perintah Allah untuk memperbanyakan pasukan dalam berperang di jalanNya.

Setelah DM 1 atau pintu gerbang rekrutmen menjadi anggota KAMMI, para kader melewati ri’ayah dan seleksi tertentu dengan adanya manhaj tugas baca atau mantuba, Madrasah Kammi, pengecekan IJDK secara berkala serta kemudian melanjutkan jenjang anggota dengan mengikuti DM 2 dan DM 3. Hal ini setidaknya ada empat poin yang dicapai KAMMI.

1. DM 1 Sebagai Pintu Gerbang
DM 1 sebagai pintu gerbang menjadi anggota KAMMI. Setelah melewati pintu gerbang ini, mahasiswa bisa merasakan bagaimana berdakwah serta tersiram cahaya dakwah. AB 1 dapat merasakan Susana halaqoh tarbiyah, budaya membaca dan diskusi mantuba, dan ajaran Islam yang singkron dengan politik, yang mungkin baru anggota sadari.

2. Bertambahnya Jumlah AB 1
Menambah pasukan dakwah adalah hal yang patut diteladani dari gerakan dakwah Rasulullah dan sahabat. Dalam buku Manhaj Haroki dijelaskan fase – fase dakwah Nabi, dari dakwah sirri yang pelan pelan menjadi dakwah jahri. Secara pelan dan terorganisir Nabi berdakwah secara rahasia, dari mulut ke mulut, hingga setelah pasukan dakwah dirasa cukup banyak, dakwah berubah secara terang – terangan. 

Terlepas dari peran AB 1 di gerakan KAMMI optimal atau tidak, namun KAMMI telah berusaha dan bersikap optimis dalam menambah jumlah pasukan.

3. Energi Baru Gerakan
Adanya rekrutmen tiap periode kepengurusan memberikan suntikan energy dan tenaga bagi KAMMI. Kader yang selalu baru membuat KAMMI secara otomatis terus eksis dan dinamis dari masa ke masa, insyaAllah.

4. Mencetak Pemimpin Tangguh 
Dengan ri’ayah yang cukup dan melewati madrasah KAMMI serta seleksi IJDK, KAMMI secara otomatis mencetak pemimpin – pemimpin baru yang dibutuhkan oleh Ummat. Kader bar uterus datang, maka ummat Islam tidak akan kehabisan stok pemimpin dan penggerak.

Itulah kurang lebih empat poin keuntungan bagi gerakan KAMMI jika mengamalkan dengan baik ‘Harokatu Tajnid’. Karena KAMMI harus terus bergerak menyesuaikan perkembangan zaman sebagai gerakan dakwah yang terkoordinasi seraya tidak pernah kehabisan stok para pemimpin ummat. 

Wallahu a’lam

Oleh : Atikah Kinasih (Staff Kebijakan Publik KAMMI LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »