Itu Tradisi dan Budaya Kita


Kalau di Jepang ada patung seorang anak kecil membaca buku sambil membawa barang-barang untuk bekerja, di Korea Selatan ada buku-buku yang diletakkan dalam lemari hampir di setiap tempat-tempat publik sebagai slogan "ayo membaca". 

Di kita sudah ada sejak 15 abad silam perintah untuk membaca yang terjaga sangat rapi dari generasi ke generasi, bahkan mendapat jaminan langsung penjagaannya dari Allah Ta'ala. 

Lima ayat yang turun pertama kali kepada penutup rasul dan nabi, sebagai bukti kalau Islam hadir dan berdiri diatas ilmu. Maka tidak heran kalau dalam al-Qur'an nama Allah yang paling banyak disebut adalah al-'Aliim "Yang Mengetahui", sebanyak 154 kali nama Allah ini diulang dalam kitab suci kita. (Baca al i'jaaz al bayaanii fii nadzmi khawaatimil aayaat oleh 'Athif Rajab Jum'ah al Qanuni)

Ada jaminan besar dari Allah dalam lima ayat tersebut, ayat ketiga secara tidak langsung mengisyaratkan hal itu.

اقْرَØ£ْ ÙˆَرَبُّÙƒَ الْØ£َÙƒْرَÙ…ُ
"Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah."

Kata al-akram kalau kita buka kamus mempunyai dua makna: mulia dan pemurah (dermawan). 

Dalam ayat ini Allah sedang memberikan isyarat kepada kita, apa itu? mari kita lihat. Di awal ayat ini ada kata "iqra" dari kata "qara a" memiliki arti membaca, artinya kita diperintahkan untuk membaca -sebuah aktifitas untuk mendapatkan ilmu-. Dan diakhiri dengan kata "al-akram" yang memiliki arti mulia dan pemurah (dermawan).

Ada sebuah korelasi -dalam ilmu ulumul qur'an disebut munasabat- antara aktifitas membaca dengan keadaan mulia dan pemurah yaitu bacalah (salah satu cara belajar) niscaya Allah akan memuliakan dan memakmurkanmu dengan banyak rezeki.

Jadi, selama umat ini menjaga tradisi membacanya niscaya Allah akan memuliakannya diatas umat-umat yang lain dan memakmurkan penduduknya dengan rezeki yang melimpah. Akan tetapi kalau tradisi membaca ini hilang dan pindah ke umat lain, maka kemuliaan dan kemakmurannya juga pindah ke umat tersebut.

Tidak heran kalau kita sekarang disuguhkan acara-acara baik di media maupun di lapangan yang menjauhkan dari aktifitas baca dengan tujuan yang jelas, diangkatnya kemuliaan dan kemakmuran dari kita.

Bacalah, itu adalah tradisi dan budaya agama kita.


Oleh : Ardhan Misa Tonadisiki

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »