Dimana Letak Kebahagiaan Seseorang ?


Sebagian manusia mengira bahwa bahagia harus kaya raya dan terpenuhi kesejahteraan dalam hidupnya. Ternyata salah, toh masih banyak orang kaya raya, hartanya melimpah ruah, mobilnya mewah, rumahnya bagaikan istana, akan tetapi hidupnya susah, resah dan gelisah. Apa penyebabnya?

Sebagian manusia juga mengira bahwa kebahagiaan bisa dibeli dengan rupiah, dollar dan dinar. Mereka biasa mencari kebahagiaan ke tempat-tempat wisata; ke mall-mall, pantai , naik puncak gunung dan lain sebagainya, hanya untuk membahagiakan dirinya. Akan tetapi kebanyakan dari mereka belum mendapatkan kepuasan tersebut. lantas dimana letak kebahagiaannya?

Ada juga yang mengatakan bahagia itu ketika sudah menikah. Jadi kalau belum menikah belum dikatakan bahagia. Padahal semua orang tau menikah tidaklah identik dengan bahagia.

Terus dimana letak kebahagiaan itu?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat.”

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat-Nya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat pada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawakkal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya.

Itulah surga dunia yang seharusnya kita raih, dengan meraih kecintaan Allah, senantiasa berharap pada-Nya, serta dibarengi dengan rasa takut, juga selalu menyandarkan segala urusan hanya kepada-Nya.

Jadi letak kebahagiaan bukanlah dengan memiliki Rumah yang megah, mobil yang mewah, harta yang melimpah ruah. Namun letak kebahagiaan adalah di dalam hati, yaitu hati yang memiliki keimanan, yang selalu merasa cukup dan selalu bersandar pada Allah Ta’ala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hati yang selalu merasa cukup itulah yang lebih utama dari harta yang begitu melimpah

Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dan memberikan kita surga dunia yaitu dengan memiliki hati yang selalu bersandar pada-Nya.

Oleh : Ahmad Dhunnurain (Staff kaderisasi KAMMI LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »