Saat Laba-Laba Jadi Gambaran

Sumber : kaskus.co.id
Tulisan kali ini mungkin sedikit berbeda dari tulisan saya sebelumnya, yang biasanya tidak terlalu panjang dan ada bumbu-bumbunya. Dan benar tulisan saya kali ini akan sedikit panjang, jadi mohon untuk sabar sedikit dalam membacanya.

Permisalan sering dihadirkan dalam al Qur'an untuk mendekatkan firman Allah pada akal manusia, seperti ketika al Qur'an berbicara tentang surga yang akan digambarkan dengan kebun yang rindang, banyak tumbuhan, dibawahnya mengalir sungai-sungai yang jernih, ada bidadarinya, yang masuk tidak akan pernah keluar, padahal surga lebih indah dari itu semua dan permisalan diatas hanya sebagian kecil dari hakikat surga.

Dan masih banyak lagi permisalan yang dihadirkan oleh Allah Ta'ala dalam kitab suci-Nya, seperti permisalan berikut ini yang mengandung banyak hikmah:

Mari sejenak kita menenangkan hati lalu kita buka bersama-sama surat al 'Ankabut ayat 41:

((ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟْﻌَﻨﻜَﺒُﻮﺕِ ﺍﺗَّﺨَﺬَﺕْ ﺑَﻴْﺘًﺎ ۖ ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﻭْﻫَﻦَ ﺍﻟْﺒُﻴُﻮﺕِ ﻟَﺒَﻴْﺖُ ﺍﻟْﻌَﻨﻜَﺒُﻮﺕِ ۖ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ))

"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba bila mereka mengetahui."

Sangat jelas dalam surat tersebut, Allah memisalkan orang-orang kafir, orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah seperti laba-laba membuat rumah. Dan di akhir ayat dijelaskan bahwa rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah.

Setidaknya ada dua pertanyaan yang ada di benak kita ketika membaca ayat diatas:

1. Kenapa Allah memisalkan perbuatan orang yang tidak beriman kepada-Nya dengan laba-laba membuat rumah?

2. Seberapa lemahkah rumah laba-laba itu sampai dibuat permisalan?

Imam ar Razi ulama syafi'i yang mempunyai tafsir Mafaatih al Ghaib atau at-Tafsiir al-Kabiir menjelaskan banyak alasan kenapa permisalannya dengan laba-laba membuat rumah, dan diantara alasannya adalah sesuatu yang disebut rumah seharusnya ada temboknya yang melindungi dari debu dan angin, pintu yang bisa dibuka, ditutup dan dikunci supaya pencuri tidak masuk, atap yang melindungi dari panas matahari dan hujan, itu semua tidak ada di kontruksi rumah laba-laba yang apabila hujan kehujanan, panas kepanasan, dingin kedinginan. Begitu juga dalam urusan mencari Dzat yang disembah haruslah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, memberikan banyak manfaat, bisa melindungi seorang hamba dari marabahaya dan sebagai tempat kembali.

Dalam dewasa ini banyak ditemukan fakta mengejutkan berkaitan dengan rumah dan gaya hidup keluarga laba-laba. Dalam artikel yang diterbitkan pada 7 Januari 2013 oleh badan riset dan kajian Universitas Islam al Iman Yaman mengungkapkan fakta baru yang belum diketahui oleh para ulama tafsir kita terdahulu. Fakta ini menunjukkan kedalaman dan betapa luasnya samudra ilmu Islam yang bersumberkan pada al Qur'an.

Pertama mari kita lihat kata yang berbunyi:
((اتخذت))
kata kerja tersebut mempunyai arti "menjadikan, membuat", kemudian silahkan perhatikan huruf ت "ta'" di akhir kata, dalam bahasa arab huruf ta' diatas adalah imbuhan yang menunjukkan bahwa subyeknya adalah perempuan, sedangan kalau subyeknya laki-laki maka hanya 
((اتخذ))
tanpa ta' di akhir kata. Hal menunjukkan bahwa subyek yang membangun rumah laba-laba adalah sang betina bukan sang jantan.

Kedua, setelah sang betina menyelesaikan rumahnya sang jantan datang untuk mengawininya. Yang mengejutkan adalah setelah proses kawin usai sang jantan dengan sesegera mungkin menghindar dari betina -inipun tergantung dia berhasil kabur atau tidak-, sebab sang betina akan memakan sang jantan setelah proses perkawinan.

Ketiga, anak-anak laba-laba setelah keluar dari telur mereka saling bertarung dan bunuh-membunuh untuk merebutkan makanan dan tempat, yang lebih mengherankan lagi setelah besar anak-anak ini menarjetkan sang induk untuk jadi mangsanya.

Keempat, sebagian besar bahkan umumnya dari kita akan memahami bahwa rumah laba-laba sangat mudah dirusak dengan benda apapun karena sangat lemah rumahnya, akan tetapi sekali lagi kalau kita kaji lebih dalam akan kita jumpai hal yang menakjubkan dari benang atau jaring laba-laba.

Masih dalam artikel yang sama diungkapkan bahwa jaring laba-laba lebih kuat tiga kali lipat dari baja yang seukuran dan lebih kuat dari sutra yang seukuran juga. Maka di titik manakah letak lemahnya, kalau kenyataannya seperti itu?. Untuk menjawabnya mari kita lihat kembali ke ayat diatas yang berbunyi

((ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﻭْﻫَﻦَ ﺍﻟْﺒُﻴُﻮﺕِ ﻟَﺒَﻴْﺖُ ﺍﻟْﻌَﻨﻜَﺒُﻮﺕِ))

ayat diatas menggunakan kata "بيت" yang artinya rumah, bukan "خيط" yang artinya benang atau "شبكة" yang artinya jaring. Sangat jelaslah bagi kita bahwa Allah ingin menyampaikan kepada kita kalau yang lemah itu adalah susunan rumah tangga laba-laba bukan bahan yang dibuat untuk membangun rumah.

Betul, itulah susunan rumah tangga laba-laba, sang jantan hanya datang ke betina di waktu musim kawin saja tanpa nafkah, tanggungjawab kepala keluarga, pendidik anak dan keluarga -tanpa itu semuanya-, Sang betina yang durhaka pada pasangannya dengan cara memakannya dan anak-anak yang saling membunuh untuk kepentingan perut dan tempat tinggal.

Subhaanallah, dari firman Allah yang berbunyi:

((ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﻭْﻫَﻦَ ﺍﻟْﺒُﻴُﻮﺕِ ﻟَﺒَﻴْﺖُ ﺍﻟْﻌَﻨﻜَﺒُﻮﺕِ))
"Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba." 

Kita mendapatkan mutiara-mutiara ilmu untuk membangun keluarga yang harmonis dan menjauhi konsep keluarga yang rusak.

Wallahu A'lam

Oleh : Ardhan Misa Tonadisiki (Kadept Kastrat KAMMI LIPIA 2012 & Direktur AMT)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »