Zaman dahulu, orang-orang sulit untuk mendapatkan ilmu, dikarenakan jauhnya jarak yang ditempuh untuk sampai kepada 'alim. Dan ketika mendapatkan satu ilmu, orang mudah sekali untuk mengamalkannya. Lalu, di zaman sekarang yang serba modern dan canggih ini, ilmu mudah sekali didapat. Hanya berbekal kuota internet atau dengan wifi, siapa saja bisa mengakses website dan video yang berisikan ceramah dari para 'ulama, tapi sulit sekali mengamalkannya. Pudarlah keberkahannya.
Berkata ibn Qutaibah di dalam al madkhol al mufasshol : "dahulu ilmu dikejar, ditulis dan dihafal, kemudian diajarkan. Sekarang, ilmu diunduh, disimpan dan diperdebatkan."
Dahulu butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu. Sekarang, hanya peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack. Pudarlah keberkahannya.
Dahulu ilmu disimpan didalam hati, selama hati masih terjaga dengan baik hubungannya terhadap Allah, ilmu pun terjaga. Sekarang, ilmu disimpan di memory gadget. Kalau baterai habis, ilmu pun tertinggal. Jikalau rusak gadget, ilmu pun hilang. Pudarlah keberkahannya.
Dahulu ilmu harus didapati dari guru dengan penuh penghormatan dan bakti yg tulus. Dan inilah yang dicontohkan oleh para pendahulu dari para sahabat hingga ulama-ulama salaf. Dan yang masyhur ceritanya yakni 2 intan permata khalifah Harun Al Rasyid, Al-amin dan Al-makmun terhadap gurunya Al-Kisai. Sampai-sampai rela duduk dimajlis beliau hingga usai dan menunggu Al Kisai keluar dan keduanya saling berebut mempersiapkan sandalnya. Maka ilmu semacam ini masuk kedalam hati dengan penuh keberkahan. Sekarang, ilmu hanya perlu disaksikan di gadget sambil tidur-tiduran, tanpa perlu datang ke majlis-majlis ilmu dengan susah payah atau bahkan hingga berebut mempersiapkan sandal untuk sang guru. Maka ilmu yang seperti ini akan masuk dengan kemalasan dan pudarlah keberkahannya.
Berkata Imam Malik r.a : "tidak akan menjadi baik umat belakangan ini, kecuali apabila diperbaiki dengan cara orang-orang terdahulu."
اللهم إنا نسألك علما نافعا مباركا فيه وعملا مقبولا . آمين يا مجيب السائلين.
Oleh : Muhammad Rizki (Staff Kebijakan Publik KAMMI LIPIA)
3 komentar
Write komentarizin share and di muat di web kita www.kammiunsika.wordpress.com
ReplyOke... Tafadhdhol
ReplyOke... Tafadhdhol
ReplyEmoticonEmoticon