Kiat-Kiat Memikat Objek Dakwah


Individu adalah komponen terkecil penyusun masyarakat. Dia memegang peranan penting dalam menentukan perjalanan dalam bentuk masyarakat itu sendiri. Oleh karna itu, yang menjadi tonggak dalam gerakan kita adalah individu, kemudian keluarga, dan akhirnya masyarakat. Sebagai pelaku dakwah, kita tau bahwa sesungguhnya karakteristik islam yang paling menonjol adalah Pembentukan Pribadi Islami yakni, takwin asy-syakhshiyah al-islamiyah.

Ini semua bergantung pada para dai dalam memandang kesucian dan urgensi risalah dakwah serta bergantung pada pengorbanan para dai baik harta, tenaga, maupun waktu.

Tatkala kita ingin memikat hati para mad'u, kita harus ingat bahwa kita adalah seorang dai, bukan ulama atau fuqoha. Ketika kita berdakwah, kita harus ingat bahwa kita sedang memberi hadiah kepada orang lain. Maka, kita harus mempertimbangkan hadiah apa yang sekiranya pantas diberikan dan bagaimana cara memberikannya.

Dalam kehidupan ini, manusia dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu :

1. Manusia yang berperilaku dengan akhlak islamiyah.

2. Manusia yang berperilaku dengan akhlak asasiyah (orang yang tidak taat beragama, tapi tidak terang-terangan dalam berbuat maksiat karna masih menghargai dirinya.)

3. Manusia yang berperilaku dengan akhlak jahiliyah.

Kita harus tau karakteristik mana yang sedang kita hadapi, dengan beberapa langkah berikut;

a. Menghafal nama (Hal terpenting, tanamkan diri rasa ingin dan suka menghafal nama orang).
b. Bagaimana memulai berkenalan (gunakan cara terbaik kita).
c. Dakwah fardiyah (tonjolkan karakteristik islam dengan melaksanakan sunah Rosulullah, yang juga merupakan proklamasi aqidah islamiyah di kalangan non muslim).
d. Perbanyaklah tersenyum, dan mulailah dengan salam saat bertemu.
e. Apabila tidak terlihat si fulan, maka cari tahulah.
f. Jenguk ia ketika sakit.
g. Apabila meninggal dunia, maka antarkanlah ke tempat pemakamannya.
h. Jangan lupa! Jaga penampilan (indah dan baik).

Pada hakikatnya, dakwah adalah menawarkan sebuah risalah dan landasan pola berfikir yang tercermin dalam akhlak, kepribadian, dan penampilan.

Betapa banyak dai yang tidak pandai berbicara dan berkhotbah, tetapi dengan rahmat Allah banyak mad’u yang berdiri disampingnya. Ini disebabkan oleh getaran jiwa, pantulan wajah, kelembutan perasaan, penampilan yang simpatik, ditambah lagi dengan keimanan yang mendalam (al iman al amiq), serta pemahaman yang rinci dan syamil (al fahmu ad daqiq) yang dimiliki oleh seorang dai.

Kesan pertama yang ditinggalkan seorang dai di hati mad’u adalah masa depan. Kelapangan dada dan terbukanya mad’u tergantung pada besarnya pengaruh pertemuan pertama antara sang dai dengan mad’unya. Oleh karna itu, seorang dai harus terwarnai oleh ruh dakwah, baik secara kejiwaan maupun perilaku. Karena, tidak seorang pun ketika Allah menciptakannya, kecuali pasti memiliki potensi menerima dan menolak. Maka seorang dai yang sukses adalah yang mendapat petunjuk Allah ke tempat persembunyian perasaan ketertolakan dengan membangkitkan dan memeranginya dengan ibadah dan ketaatan, sehingga menyala dan berkobar-kobar. Bila kita benar-benar setia setiap waktu dan dalam segala kondisi, berarti kita telah membangun rasa kasih sayang. Dan jika memahami dan menyadari secara mendalam, maka kita tidak akan membeda-bedakan masalah dengan masalah lainnya. Kita bagaikan satu tubuh. Setiap anggota tubuh memiliki tugas berbeda-beda. Maka tidak ada satu muamalah pun kecuali dalam rangka dakwah, agar dakwah tetap berlangsung menyebar. Allahu Akbar!!!!

Oleh : Zaimmatur Rosyidah Istiqomah

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »