Produk Hegemoni Kapitalisme Dunia (Part 1)


Akumulasi kapital (modal) yang terfokus pada semua pelaku ekonomi merupakan cara sistem ekonomi kapitalisme dalam menumbuhkan ekonomi secara global. Analisa singkat tentang produk-produk mereka yang menempatkan zaman ini pada zaman penjajahan secara ekonomi global.

Mesin 'penyedot uang' yang mereka ciptakan berupa lembaga perbankan selalu mengeruk modal sampai sektor rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi dalam kehidupan.

Lalu, siapakah yang akan memanfaatkan uang di bank? Tentu mereka yang mampu memenuhi ketentuan pinjaman (kredit) dari bank yaitu fixed return dan agunan. Konsekuensinya adalah hanya perusahaan besar dan sehatlah yang akan memenuhi ketentuan ini. Siapakah mereka ? Kaum kapitalis yang sudah mempunyai perusahaan besar untuk menjadi lebih besar lagi.

Tentunya tidak berhenti begitu saja, kaum kapitalis tak merasa cukup dan ingin terus membesar. Maka pasar modal dibentuk dengan agenda utama yaitu mencetak kertas-kertas saham untuk dijual kepada masyarakat dengan iming-iming deviden (pembagian keuntungan). 

Lalu, siapakah yang akan memanfaatkan keadaan ini ? Lagi-lagi perusahaan besar yang telah mendapat emiten (perusahaan publik) dan penilain investor baik yang akan dapat menjual sahamnya di pasar modal.

'Perusahaan kecil dimakan' agenda selanjutnya ini sesuai dengan teori Karl Max tentang the law of capital accumulations. Contohnya disuatu wilayah banyak terdapat toko kelontong kecil, maka cukup dengan membangun mall besar untuk menutup toko-toko kelontong, bahkan dengan sendirinya akan tutup.

Ekspansi perusahaan besar didukung langsung oleh lembaga andalan mereka yaitu lembaga perbankan dan pasar modal. Dengan keadaan diatas angin mereka berani menjual produk-produk dengan harga yang paling murah karena telah menguasai sumber sumber bahan baku produksi. Lagi-lagi karena dukungan permodalan dari dua lembaga sebelumnya.

Karl Max memang inspirator mereka yang mengajarkan “memakan atau dimakan” sesuatu didepannya. Maka BUMN menjadi sasaran berikutnya. 

Hasil pengamatan dilapangan, dengan berbagai cara mereka berusaha untuk tidak hanya jadi pengusaha tetapi berlomba juga untuk menjadi seorang penguasa di pemerintahan. Tujuannya jelas untuk mempermudah ruang gerak mereka. Dengan adanya orang dalam pemerintahan, mereka mendorong munculnya UU tentang privatisasi BUMN, bisnis di sektor-sektor yang strategis satu persatu menjadi sasaran untuk dikuasai. Contohnya; sektor telekomunikasi, energi, transportasi dan lain-lain.

Bukan rahasia umum lagi, di zaman sekarang untuk menjadi penguasa haruslah ada modal yang besar sebab biaya kampanye tidak murah dan tak mudah. Lagi-lagi mereka kibas sayap, hal semacam ini tidak jadi hambatan karena pemodalan tetap didukung oleh 2 lembaga andalan mereka, yaitu perbankan dan pasar modal.

Maka terciptalah dominasi dan hegemoni ekonomi di tingkat nasional yang sepenuhnya telah mereka kuasai. Sektor-sektor strategis merupakan lahan yang menjanjikan untuk bisnis serta bahan-bahan baku seperti sumber bahan baku pertambangan, bahan mineral, kehutanan, minyak bumi, gas, batu bara, air dan yang lainnya telah membuka lebar sayap kapitalisme dalam menguasai dan menumbuhkan perekonomian. Hampir tak ada hambatan yang dapat mengalahkan hegemoni ini.

Namun, apakah kaum kapitalis sudah merasa cukup dengan langkahnya seperti ini ?

Apakah masalah yang dihadapi sudah tidak berarti bagi mereka?

Jawabannya tidak! Karena ternyata teori Karl Max membahas sampai ke akar dalam penguasaan ekonomi secara global.

Bersambung....


Oleh : Aldi (Staff Kaderisasi KAMMI Komisariat LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »