Tujuan Hidup Manusia



وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS:28:77)

Ini adalah tujuan hidup manusia didunia, yaitu mendapatkan kebahagiaan diakhirat. Seringkali banyak yang mengungkapkan bahwa tujuan manusia adalah untuk menyembah Allah SWT. 

Kita menyembah Allah SWT, bukan lain untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Sebagai contoh orang membangun sekolah, tujuannya adalah agar orang-orang mendaftar dan belajar di sekolah tersebut. Adapun orang yang mendaftar¸ bukanlah tujuaannya untuk mendaftar, melainkan untuk mendapatkan ijazah kelulusan, itu adalah kebahagiaan di akhirat.

Adapun cara untuk mendapatkan kebahagiaan diakhirat (surga), selain menyembah Allah, adalah menggunakan semua nikmat yang Allah berikan untuk beribadah kepada-Nya dalam tujuan mendapat kebahagiaan di akhirat.

Nikmat yang Allah berikan kepada manusia ada 3 macamnya, yang pertama adalah nikmat lisan. Dengan lisan manusia dapat berbicara, namun tidak sedikit dari manusia yang terjerumuskan ke dalam neraka karena lisannya. Dengan itu Rasulullah SAW. menasihati kaumnya dengan sabdanya “man kaana yu’minu billahi wal yaumil aakhiri falyaqul khoiron aw liyashmut”

Kemudian nikmat yang kedua adalah nikmat anggota tubuh. Kepala, tangan, kaki, dan lain-lain. Dari rangkaian tubuh yang sempurna ini, manusia dapat beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan kepada orang lain dengan mudah.

Terakhir, yaitu nikmat harta. Pada hakikatknya semua yang diberikan Allah kepada manusia di dunia adalah sebagai titipan yang tak abadi. Maka, hendaklah seorang hamba menggunakan hartanya untuk dakwah dijalan Allah, untuk menegakkan kalimat laa ilaaha illallaahu dimuka bumi ini. Karena di akhirat nanti manusia tidak akan luput dari petanyaan terkait hartanya “min aina iktasabahu , wa aina anfaqohu ?”

Oleh : Nu'man Abdul Muiz (Staff Kaderisasi KAMMI Komisariat LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »