Berbicara tentang Umar bin Khattab tentu menggambarkan sosok tegas, berani, nan arif. Selain berani menghadapi musuh-musuh Islam, beliau pun piawai dalam tata negara, juga dikenal sebagai sahabat yang wara' dan zuhud. Beliau pernah memberikan 8 wasiat yang dicatat salah satunya oleh ulama asal Banten, Muhammad Nawawi bin Umar dalam kitab Nashoihul 'Ibadnya.
وقال عمر رضي الله عنه :
من ترك فضول الكلام منح الحكمة،
ومن ترك فضول النظر منح خشوع القلب،
ومن ترك فضول الطعام منح لذة العبادة،
ومن ترك فضول الضحك منح الهيبة،
ومن ترك المزاح منح البهاء،
ومن ترك حب الدنيا منح حب الآخرة،
ومن ترك الاشتغال بعيوب غيره منح الإصلاح لعيوب نفسه،
ومن ترك التجسس فى كيفية الله تعالى منح البراءة من النفاق.
1. Barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu, maka dia akan diberi hikmah.
Singkat namun mendalam. Seirama dengan pepatah kita, tong kosong nyaring bunyinya. Seseorang yang banyak bicara cenderung sedikit ilmunya, dengan sedikitnya ilmu berkuranglah akhlaqnya. Seorang muslim seharusnya bisa meninggalkan hal-hal yang tak berguna, salah satunya banyak bicara, apalagi hal yang tidak penting.
2. Barangsiapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusyu'an dalam hati.
Seseorang yang terbiasa menjaga pandangannya, baik dari hal-hal mubah, makruh apalagi haram, akan memiliki ketenangan hati yang pada akhirnya akan menunjukkan sikap kearifan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sucinya hati adalah kosongnya ia dari dosa, dan salah satu penyumbang timbangan dosa dan anggota tubuh yang dimintai pertanggungjawaban kelak adalah mata, maka beruntunglsh orang yang menjaga pandangannya.
3. Barangsiapa meninggalkan makan yang berlebihan, maka dia diberi kenikmatan beribadah.
Segala yang berlebihan pada dasarnya tidak baik. Termasuk salah satumya makan berlebihan. Perut yang terlampau kenyang akan mendorong pemiliknya untuk beristirahat. Tidur dengan perut terisi penuh pun cenderung akan semakin menyenyakkan. Waktu-waktu yang dapat kita gunakan sebagai waktu beribadah dapat terlewat. Saat kita melakukan ibadah seperti sholat, tilawah quran dengan perut yang penuh akan menjadikan kita cepat mengantuk atau tidak konsentrasi karena rasa tidak nyaman di perut. Hilanglah kenikmatan beribadah itu.
Tidak dapat dinafikan, bahwa rasa kesulitan, permasalahan, termasuk rasa lapar, jauh mendekatkan kita pada kebutuhan akan Allah dan beribadah. Maka perasaan inilah yang tidak didapati orang yang kekenyangan.
4. Barangsiapa meninggalkan tertawa yang berlebihan, maka dia akan diberi kewibawaan.
Salah satu yang harus dimiliki sebagai sosok pemimpin adalah kewibawaan. Maka hendaknya sebagai kader calon pemimpin masa depan memupuk kewibawaan dalam dirinya masing -masing.
5. Barangsiapa meninggalkan candaan, maka dia akan diberi kehormatan.
Rasul juga bercanda, namun candaanya baik, tidak mengandung dusta dan tidak menyakiti atau menghina orang lain. Maka candaan yang dimaksud disini adalah sebaliknya.
6. Barangsiapa meninggalkan cinta duniawi, maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat .
Letakkan dunia di tanganmu bukan di hatimu, sehingga hati hanya terisi kecintaan padaNya dan kehidupan yang lebih kekal di syurgaNya.
7. Barangsiapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang lain, maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri.
8. Barangsiapa meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud Allah, maka dia akan terhindar dari nifaq.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallaahu 'anhu, dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya syaithan mendatangi salah seorang dari kamu, lalu berkata, 'Siapakah yang telah menciptakan ini? Siapakah yang telah menciptakan itu?' Hingga syaithan berkata kepadanya: 'Siapakah yang menciptakan Rabb-mu?' Jika sudah sampai demikian, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dengan mengucapkan isti'adzah dan berhenti." (HR Bukhari [3276] dan Muslim [134]).
Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari setiap nasihat yang datang dan menjadi orang-orang yang berfikir. Aamin.
Oleh : Idzni Fitri ( Koordinator Perempuan KAMMI Komisariat LIPIA )
EmoticonEmoticon