Para pembaca yang baik hati, mungkin saat ini kamu berada di rentang
usia antara 20 hingga 29 tahun, dan saat ini adalah titik berat yang sedang
kamu hadapi, dimana kamu mulai mencari jati diri, menghadapi quarter life
crisis, diberikan banyak tuntutan, tugas kuliah, perbaikan financial, menata
karir, dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat mu merasa stress dan
frustasi.
Menurut psikolog, Tara Adhisti de Thouars, usia 20-29 tahun sering
disebut masa dewasa muda. Dimana masa ini adalah masa paling produktif bagi
kehidupan seseorang. Karena di usia ini lah seseorang mulai lebih sadar untuk
memperjuangkan ambisi, mimpi, keinginan, dan pencapaian.
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh WHO (World Health
Organization) terdapat 800 ribu orang yang tercatat melakukan bunuh diri di
setiap tahunnya dan sebagian kasus ini terjadi di kalangan anak muda. Seorang
psikolog asal AS, Peter Gray, juga mendapatkan bahwa tren bunuh diri di
kalangan anak muda tidak hanya dipengaruhi social media, melainkan juga dari
stress akibat tuntutan yang ia terima, baik dari masyarakat maupun bidang
akademik.
Sehingga rawan sekali usia-usia ini mengalami strees dan frustasi,
apalagi dengan maraknya social media yang sangat mudah di akses, dan banyak
sekali pengguna social media yang membagikan semua hal terbaik dalam diri
mereka, sehingga ini membuat kita sendiri atau orang lain membandingkan apa
yang kita miliki dengan apa yang orang lain miliki.
Bagi Sebagian orang yang tidak memiliki ketahanan terhadap hal demikian,
akan lebih mudah terkena stress dan frustasi, karena kurva kemampuan dan
keinginan berbanding terbalik. Bisa jadi ia melihat para influencer menggunakan
outfit mahal dan barang branded, sedangkan kemampuan setiap orang berbeda-beda,
tidak akan pernah sama. Ini menjadi salah satu factor orang lain bisa
mendapatkan tekanan social yang mengacu pada stress.
Stress sendiri terbagi menjadi dua tingkatan, Eustress dan Distress.
Eustress adalah stress yang positif, stress ini cukup memotivais untuk
mendapatkan sesuatu, dan stress ini akan menjadi baik jika di tempatkan ketika
sedang Latihan fisik atau ketika sedang mengejar target Pendidikan.
Dimana stress ini sangat mengganggu perkembangan dan peningkatan
kemampuan seseorang. Bahkan lebih parah nya lagi, stress dapat menghambat kita
untuk berpikir jernih, dan tidak bisa dengan matang memeprtimbangkan sebuah
keputusan. Banyak hal negative yang akan didapatkan seseorang ketika tidak
mampu mengatur stress yang terjadi. Kita tidak dapat menolak stress itu untuk
datang, tapi kita dapat mengendalikan stress yang terjadi, agar tidak
mengganggu kita dalam mengejar target yang harus kita selesaikan.
Dewasa ini, “Stress Management” menjadi sebuah alternatif untuk
mengurangi kadar dan tingkat stress yang kita alami. Stress management adalah kemampuan
untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncuk akibat
tanggapan atau respon. Management stress bertujuan untuk memperbaiki kualitas
hiudp seseorang agar menjadi lebih baik.
Dibawah ini beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengenal stress
management
Memecahkan kebiasaan stress
-
Belajar tentang apa itu stress
-
Mengenali gejalanyaa
Mempelajari
gejala stress, seperti gelisah, pucat, sulit tidur, nafsu makan berkurang,
mudah tersinggung, dan sulit konsentrasi
-
Memanfaatkan serangkaian cara dan relaksasi
dari management stress yang cepat dan sederhana.
Bisa dengan
melakukan 4A ( Avoid, Alte, Accept, Addapt )
Mengenal Teknik management stress
-
Signal breath
-
Mendengarkan music relaksasi
-
Visualisasi diri
-
Stretching
Selain point di atas melakukan meditasi setiap pagi juga dapat
memberikan efek tenang dalam menghadapi stress, meditasi berfungsi untuk menguraikan
pikiran dan kemudian berusaha menenangkan kekacauan yang terjadi dalam pikiran
kita.
EmoticonEmoticon