Ketika Hajr Aswad Dicuri Selama 22 Tahun

   “Tepatnya Pada tanggal 8 dzulhijjah 317 pada hari tarwiyah terjadi peristiwa dahsyat , yang bagi umat muslim merupakan  sebuah duka yang tidak akan terlupakan, dikala itu kaum “Qaramithah” salahsatu aliran syi’ah yang paling biadab dan jahat, mempersiapkan bala tentara untuk memerangi Makkah al mukarromah. Hingga mereka berhasil memasuki kawasan masjidil haram dan baitullah ka’bah. Mereka menyerang kota Makkah dan para penduduknya termasuk orang-orang muslim yang saat itu tengah melakukan ibadah haji, anggota tubuh yang tercincang-cincang berserakan disekitar ka’bah, dan darahpun mengalir diatas permukaan bumi yang paling suci.

    Bahkan pemimpin mereka – semoga Allah melaknatnya- yang bernama Abu Thahir Sulaiman Al Jinabi berdiri dipintu masjidil haram seraya berkata “ aku milik Allah dan bersama Allah, aku dapat menciptakan mahluk dan aku juga dapat membinasakan mereka”. Tak cukup sampai disitu ia menyuruh salahsatu prajuritnya untuk melepas hajar aswad dari tempatnya, prajurit itupun mendekati ka’bah dan mencopotnya. Kemudian ia berdiri dan mengangkatnya kearah langit seraya berkata dengan kekufuran yang nyata “ Dimana burung-burung ababil itu ? dimana bebatuan panas yang berasal dari tanah yang dibakar itu ?”.

    Ya, burung-burung ababil tidak kunjung turun dan bebatuan panas yang berasal dari tanah yang dibakar juga tidak kunjung dilemparkan”. Hajr aswad dicopot dari tempatnya selama duapuluh dua tahun penuh, selama kuru nwaktu itu kaum muslimin menunaikan ibadah haji ke baitullah tampa hajr aswad dan baru pada tahun 339, akhirnya hajar aswad dapat dikembalikan  pada tempatnya.”

    Ibroh yang bisa diambil dari sini adalah, kita umat Islam sepenuhnya harus sadar bahwa saat ini kita tidak lagi hidup dizaman Abrahah, meski tanpa ada pembelaan dan perjuangan tetapi Allah sendiri yang langsung mengirimkan bala tentaranya untuk melindungi ka’bah dan membinasakan pasukan Abrahah beserta bala tentaranya, sebagaimana dulu telah dibinasakan umat-umat sebelumnya yang durhaka. Akan tetapi kita  sekarang hidup dizaman Rasulullah sallahu ‘alaihi wasallam, sebagai umat beliau, yang tanpa perjuangan dan pembelaan yang berlandas pada ajaran dan syariat beliau, kemenangan dan pertolongan tidak akan dapat diraih oleh kaum muslimin. Maha benar Allah yang telah menfirmankan “ jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (Muhammad:7)

Oleh: Thoyibul Ihsan ( Kadept. MEKOMINFO KAMMI LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »