Neoimperalisme, Penjajahan Baru Negara Dajjal

        Uang yang dalam hal ini uang kertas, ternyata sebuah bentuk penjajahan yang luar biasa “galaknya”. Sebenarnya, awal penjajahan dengan uang kertas bukanlah dimulai setelah berakhirnya perang dunia ke dua (Titik tolak neoimpralisme adalah pasca PD II). Tapi jauh sebelum itu tepatnya pada paruh terakhir abad ke 17 ketika Zionisme mendirikan Bank Inggris. Perlu kita ketahui bersama, bahwa akan ada tiga negara modern adikuasa yang akan menjadi gurita dan mengendalikan dunia dengan tentakel-tentakelnya. ini merupakan analisa dari seorang Imran Hosein dalam bukunya The Prohibition of Riba in Al-Qur’an and Sunnah yang dinukil oleh Frassminggi Kamasa dalam bukunya The Age of Deception. Analisa Imran Hosein tersebut menyebutkan bahwa tiga negara modern adikuasa tersebut adalah Inggris, Amerika dan Israel. Inggris menjadi negara adikuasa diawali dengan berdirinya Bank Inggris pada tahun 1694 M. Keadikuasaan Inggris sebagai kerajaan bermadzhab aglikan-protestan (saya agak lupa madzhab teologi kerajaan Inggris, apakah protestan atau katholik, karena buku Api Sejarah jilid satu saya yang memuat tentang itu dipinjam teman belum dikembalikan) bisa kita lihat dengan penjajahan-penjajahannya yang dilakukan di dunia baik timur maupun barat. Keadikuasaan Inggris ini bertahan lumayan lama hingga perang dunia pertama berkobar pada tahun 1914-1918 M.  Setelah perang dunia pertama yang cukup mematikan dan mengerikan tersebut selesai, datanglah negeri dari benua yang “katanya” ditemukan oleh Magellan, yaitu Amerika –Chengho lebih dahulu menginjakkan kakinya di Amerika dari Magellan-. Negeri paman Sam tersebut muncul sebagai adikuasa baru baik dalam hal perekonomian maupun perpolitikan dunia. Dalam hal militer, Amerika adalah negeri yang memiliki 46 pangkalan militer yang tersebar di berbagai belahan dunia. Juga memiliki negeri-negeri bayangan –saya sebut negeri bayangan karena sebenarnya nagara-nagara tersebut adalah negara yang Amerika buat untuk memuluskan langkah mereka. Sebut saja di Asia ada Singapura-.  Dengan banyaknya pangkalan militer tersebut, akan sangat mengerikan jika terjadi perang antara negara musuh adikuasa –Sebut saja blok komunis-  dengan Negara adikuasa tersebut. Betapa mengerikannya dunia ini jika sampai terjadi.

------------------------------
    Secara hitung-hitungan orang atheis –sebut saja orang yang tidak beriman atau orang yang imanya lemah- pasti mengatakan bahwa Amerika pasti menang. Tapi bagi orang yang beriman kepada kerasulan Muhammad –Sholallahu ‘alaihi wa sallam- dan apa-apa yang datang bersama beliau, secanggih apapun kekuatan orang kafir, tidak akan bisa mengalahkan orang yang beriman. Kerena Allah tidak akan pernah menundukkan orang beriman atas orang-orang kafir. Yang kedua, umat islam adalah umat “ajaib”, umat islam tidak membutuhkan pasukan yang beribu-ribu, tidak pula senjata yang canggih-canggih (Senjata modern hanya wasila), namun cukup dengan keimanan, keikhlasan dan kesabaran dalam berperang yang akan menjadikan mereka menang dan mengentarkan musuh-musuhnya.

    Pada awal-awalnya, dengan kesabaran yang tinggi, 20 Umat islam bisa mengalahkan 200 orang. Namun karena semakin menurunnya kesabaran maka Allah jadikan satu banding dua. Pada lembaran-lembaran sejarah, kita bisa buka lagi buku-buku sejarah karangan Imam at-Thobari, Ibnu Sa’ad, Ibnu Hisyam, Tarikh Khulafa’nya as-Suyuthi, atau juga kitab-kitab sejarah yang ditulis ulama kontemporer semisal Syeih as-Suwaid dan lain-lainnya, kita akan menemukan peparangan-peperangan dasyat yang dialami kaum muslimin. Dan peperangan-peperangan tersebut jumlah kaum muslimin tidak perna sebanding dengan pasukan musuh. Sebut saja perang Yarmuk, 40 ribu muslimin banding 200 ribu lebih pasukan Romawi namun ternyata Romawi dibuat kalang kabut dan kebakaran jenggot.

    Kemudian perangnya Thoriq bin Ziyad ketika membebaskan bumi Andalus. Hanya dengan 12 ribu pasukan, Thoriq dengan gagahnya menantang pasukan Raja Lodrik yang berjumlah 40 ribu pasukan, dan pada akhirnya Sang Raja pun tewas di tangan pasukan muslimin. Juga perang dasyat antara Turki utsmani dalam rangka menjebol dan menghabisi Kota strategis dunia, Konstantinopel.

    Sekali lagi, faktor utama kemenagan adalah IMAN. Dengan iman disertai dengan keikhlasan maka Allah akan mengintruksikan pasukan-pasukan langit untuk turun membabat habis orang-orang kafir sebagaimana pasukan putih di perang badar yang dengan cekatan memisahkan kepala orang kafir Mekah dengan badannya.

    Namun, jika umat islam tidak memiliki keimanan, ditambah dengan tujuan jihad yang tidak terarah, maka sudah dipastikan pasukan tersebut hanya akan menjadi bulan-bulanan musuh. Keimanan sudah pergi, keikhlasan sudah berubah menjadi ketamakan atas kekuasaan bukan lagi atas dasar penegakan agama islam, kesebaran yang ada pun sudah musnah tergantikan dengan sikap terburu-buru yang membinasakan.

    Maka dari itulah, untuk menjaga akhlak dan rohani, kebanyakan para sultan memiliki penasihat dari kalangan ulama. Sebut saja penasihatnya Muhammad al-Fatih, Syeih Aaq Saymsudin. Beliau mengajarkan bagaimana akhlak, bagaimana iman, sehingga terbentuk karakter seorang Muhammad II yang kita kenal sebagai sebaik-baiknya pemimpin sebagaimana yang disabkan baginda Rasul, yaitu pemimpin yang mampu menekuk lutut dan menjebol kokohnya dinding konstantinopel.

-------------------------------

    Dalam bidang ekonomi, Amerika sangat menggurita. Dengan menempatkan perusahaan-perusahaannya sebagai proxi yang mewakili kepentingan ekonomi Amerika, Amerika akan lebih mudah mengendalikan perekonomian dunia. Lihat saja, berbagai belahan dunia yang memiliki sumber daya alam yang luar biasa, pasti ada perusahaan Amerika. Sebagai contoh, di Indonesia ada Freeport yang rakus sekali dengan emas Papua. Sebenarnya memang Amerika sangat sekali membutuhkan emas, mengapa ? Sebab Amerika hobi sekali mencetak uang dolar tanpa ada pengimbang emas. Amerika mencetak dolar begitu banyak karena memang uang dolar laku di pasaran. Coba kalau Indonesia mencetak rupia, negara mana yang mau rupiah ?. Nah ketika dolar sebagai penganti emas dicetak sangat banyak namun tidak sebanding dengan emas yang dimiliki bang sentral Amerika,  kemudian nantinya negara-negara yang menggunakan dolar Amerika menginginkan emas, pasti Amerika akan kelabakan karena penipuan yang dilakukan terbongkar. Makanya mereka berusaha bagaimana Freeport tetap bisa mengeruk emas dari Papua. (Mungkin penjelasan saya tentang masalah ini kurang bisa dipahami, untuk itu saya sarankan untuk merujuk langsung kepada buku yang ditulis oleh Frassminggi Kamasa yang berjudul The Age of Deception).

    Sampai saat ini, Amerikalah adikuasa. Masih menurut analisis Imran Hosein, sebenarnya Amerika hanya sebagai jalan untuk menjadikan Israel sebagai negara adikuasa ketiga. Ya, seperti kita ketahui bahwa Amerika adalah sebelas dua belas dengan Israel. Kita lihat saja sejarah yang akan terukir nanti.

    Sekarang mari kita lihat bagaimana uang menjadi senjata negara adikuasa untuk melanjutkan imprialismenya di abad modern ini. Secara singkat, perokonomian tidak bisa lepas dari uang. Negara membutuhkan uang. Dan cara licik dan jitu yang dilakukan oleh Amerika adalah mengelontorkan bantuan untuk negara-negara berkembang dengan nilai yang fantastik melalui IMF dan Worl Bank. Dan yang dijadikan prindip dasar dari gelontoran dana tersebut adalah RIBA HARAM. Tidak akan ada negara -selain negara islam yang lurus- mau meminjamkan uang tanpa ada imbalan. Dari imbalan atau kelebihan dari nominal utang yang harus dibayar negara pengutang tersebutlah, Amerika mencengkram negara tersebut.  Sistem ribawi ini akan menjadikan negara pengutang terseok-seok seperti orang yang kesurupan. Lihat, negara berkembang ynag utangnya numpuk, ekonominya terseok-seok. selalu tergantung dengan perekonomian Amerika.
Beberapa hari lalu, saya dengan seorang sahabat ngobrol santai di MTs Istiqlal Jakarta. Bahasan waktu itu yang kita bahas adalah masalah NEOIMPRIALISME. Jika sebelum perang dunia kedua negara-negara rakus yang adikuasa menggunakan peluru dan senjata untuk misinya dengan konsekwensi puluhan ribu bahkan jutaan nyawa umat manusia mati sia-sia dengan cepat, maka setelah perang dunia kedua, teknik, metode dan strategi yang digunakan mulai dirubah dan dikondisikan dengan zaman yang “kata mereka” juga berubah. Ya, sekarang neoimpralisme berubah dari yang namanya penjajahan bersenjata menjadi penjajahan dengan uang yang tentu konsekwensinya juga akan beruba dari yang pati cepat karena terkena ledakan bom atau peluru beralih mati perlahan-lahan karena terjerat rantai kemiskinan. Tentu mati perlahan karena susahnya hidup dan kelaparan lebih menyaktikan daripada mati terkena ledakan bom dan peluru.

    Jika sebuah negara telah terperangkap pada dunia riba yang dibuat Amerika dengan bantuan hutang luar negeri tersebut, saya yakin akan sulit sekali untuk keluar. Nantinya jika negara tersebut tidak bisa membayar hutangnya, maka perusahaan-perusahaan yang dikelola negara bisa-bisa digadaikan untuk membayar utang. Dan memang itulah salah satu tujuannya. Yaitu menguasai sebisa mungkin perusahaan-perusahaan milik sebuah negara, sehingga pendapatan negara tersebut semakin kecil dan semakin terseok-seok. Jika sudah begitu, tinggal menunggu kehancuran negara tersebut. Dan tambah kuasalah Dajjal Amerika tersebut.

Kesimpulan
Agar tidak mengambang, maka perlu saya berikan kesimpulan dalam tulisan ini
1. Kepemimpinan Inggris dan Amerika terhadap dunia bertugas untuk menggelar karpet merah bagi pengguasa tunggal dunia yaitu Israel. Dalam artian keduanya bertugas untuk mengkondisikan dunia bagi kedatangan Dajjal yang memimpin israel –Yahudi-.
2. Amerika mencengkram dunia dengan ekonomi.
3. Amerika menempatkan perusahaan-perusahaannya di berbagai belahan dunia untuk menguasai perekonomian negera tersebut.
4. Amerika membangun pangkalan-pangkalan militer untuk menjaga kemungkinan adanya serangan dari Islamis maupun Komunis.
5. Amerika memberikan utang luar negeri dengan World Bank dan IMF bertujuan untuk memeras dengan sistem ribawi.
6.  Disamoing memeras, Amerika berharap negara peminjam tidak mampu membayar utang hutang sehingga merelakan BUMNnya dikuasai Swasta buatan Amerika


Oleh :Adraha al-Hiraki

Referensi :
Kamasa, frassminggi. Desember 2012 The Age of Deception. Jakarta : Gema Insani Press.
Lan, Thung Ju. 2010. Setelah Air Mata Kering, Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa 1998. Jakarta: Kompas.
Suryanegara, Ali Muhammad 2015. Muhammad Al Fatih Sang Penakluk. Semarang: Al Wafi.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »