Konsepsi Wala’ Dan Bara’

 “Hai orang-orang yang beriman,janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai wali-wali yang kalian sampaikan kepada mereka (berita tentang Muhammad)karena unsur kasih sayang.”(Al-mumtahanah:1)

     Al-wala’ adalah kecintaan atau loyallitas. Ia berasal dari kata waliya yang berarti dekat. Dan menurut istilah wala’ berarti dukungan, pembelaan,cinta, pemulian, penghormatan, dan bersam orang-orang yang dicintai secara lahir dan batin. Sedangkan bara’ adalah permusuhan atau antiloyalitas. Sebagai seoarang muslim sudah sepatutnya  untuk memusuhi musu-musuh Allah dan tidak memberikan wala’nya kepada musuh-musuhNya. Memberikan wala’ kepada musuh-musuh Allah dapat menyebabkan kemurtadan atau tingkatan yang lebih rendah berupa pendekatan diri kpda dosa-dosa besar atau hal-hal yang diharamkan.  

    Seorang hamba tidak akan mendapatkan nikmatnya iman berapapun banyak sholatnya dan puasanya sebeluam ia mencintai saudaranya karna Allah, membenci musuhnya karna Allah, loyal karena Allah, memusuhi karena Allah. Dan persaudaran yang dibangun tidak karna Allah , maka tidak akan memberikan manfaat sedikitpun bagi pelakunya. 

     Umat Islam tidak akan pernah bisa berdiri tegak kecuali jika mereka kembali kepada Allah, bersatu atas dasar cinta karena-Nya, beci karena-Nya, berwala’ kepada-Nya  dan bara’ kepada musuh-musuh-Nya. Dan saat itulah orang-orang beriman akan bergembira dengan datanngnya pertolongan Allah.

AKIDAH AHLUSUNNAH WALJAMA’AH PRIHAL WALA’ DAN BARA’

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata ”Setiap orang beriman harus memusuhi karna Allah dan loyal juga karena Allah. Jika disana terdapat orang beriman lainnya, maka ia harus loyal kepadanya, sekalipun ia mendzaliminya. Sebab kedzaliman itu tidak bisa memutus perwalian iman,  Allah berfirman,

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang yang beriman yang berperang, maka damaikanlah antara keduanya,”(Al-hujurat:9)

Dalam pandangan Ahlusunnah waljama’ah  terdapat tiga kelompok sesuai dengan wala’ dan bara’:

   Pertama, orang yang harus dicintai secara penuh.Yaitu orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya dan mencintai saudaranya karna Allah dengan sebenar benar cinta, serta memusuhi karena Allah, serta mendahulukan perkataan Rasulullah atas perkataan orang lain.

   Kedua, orang yang harus dicintai dari satu segi, namun harus dibenci dari segi yang lain.Yaitu muslim pada dirinya bercampur kebaikan dan keburukan. Ia harus diberi loyalitas dengan kebaikan yang ada pada dirinya. Demikian juga, ia mesti di benci sesuai dengan kadar keburukan yang ada pada dirinya.

   Ketiga, orang yang harus dibenci secara total. Yaitu orang-orang yang kufur kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, para utusan Allah , hari akhir serta tidak mengimani qadha’ dan qadhar. Atau menyukutukan Allah dengan beribadah kepada selainnya .

   Ibnu Taimiyah menyimpulkan mazhab Ahlusunnah waljamaah dengan mengatakan, ”Pujian, celaan, cinta, benci, perwaliaan dan permusuhan semuanya harus didasarkan pada kekuasaan yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab-Nya. Siapa saja yang beriman, wajib diberi perwalian , dari golongan manapun ia. Dan siapa saja yang kafir wajib dimusuhi".

Oleh: Atika Tazkiyah (Staff Kajian Strategi)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »