Menyambut Kehadiran MEA

 
     Telah tercatat dalam sejarah bagaimana sepak terjang per- juangan para Ulama dan Santri da- lam mengusung Indonesia untuk men- jadi negara merdeka. Saat inipun Indonesia masih berstatus 'merdeka' dan terus berusaha untuk berkem- bang menjadi Negara Maju. Disisi lain Negara-Negara tetangga tam- pak terus berkembang menjadi negara maju, namun kita dapati In- donesia terkesan hanya bergerak maju dan kadang pula mundur.
 
     Sudah menjadi keharusan bagi kita sebagai bangsa Indonesia, harus bangkit dan terus berusaha untuk memajukan Indonesia dalam segala aspek, dilihat begitu banyak potensi yang dimiliki bangsa ini yang sangat mendukung untuk menjadi bangsa yang berperadaban dan terdepan dari bangsa-bangsa yang lain. Terlebih asepek-aspek yang selama ini dipandang remeh bangsa lain, seperti ekonomi, pendidikan, yang tentung dengan berlandaskan dengan nilai Agama. Apalagi saat ini telah diberlakukan sebuah sis- tem pasar bebas di negara-negara ASEAN yang disebut dengan MEA.
 
     Apa itu MEA ? MEA Atau "Masyarakat Ekonomi Asean" meru- pakan Sebuah istilah baru yang sebenarnya di hadirkan untuk menggantikan AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang berdiri sejak ta- hun 2003. Inisiatif pembentukan MEA berawal pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ASEAN di Kuala Lumpur tahun 1997, yang me- rencanakan intregitas kawasan ASEAN pada tahun 2020. Namun KTT di Bali tahun 2003, memutuskan untuk mempercepat intregasi kawa- san ASEAN dengan mendeklarasi- kan MEA pada tahun 2015.
    Dan akhirnya, siap ataupun tidak ditahun 2016 ini, sistem pasar bebas itu mulai ber- jalan. Bagaimana setiap negara yang ter- gabung dalam ASEAN diberi kebebasan seluas- luasnya untuk mengembangkan perekonominya masing-masing. Seluruh pihak diberi kesempatan yang sama untuk bersaing, tidak ada lagi bata- san dalam jual-beli barang, jasa, investasi, atau- pun modal antar negara. Semuanya bebas tanpa tarif antar negara.
 
    Muncul berbagai pertanyaan; apakah MEA lebih banyak berdampak baik ataukah buruk ? Terkhusus untuk bansa Indonesia, Apakah Indonesia yang merupakan salah satu Negara terbesar dengan jumlah penduduk yang begitu padat dari negara-negara lain yang tergabung dalam ASEAN telah siap menghadapi per- saingan ekonomi nantinya ?
 
    Seperti telah disebutkan sebelumnya, bangsa Indonesia dengan segala potensi dan SDA yang melimpah ruah, sebenarnya itu semua bisa menjadi potensi besar bagi bangsa Indone- sia untuk bisa menjadi yang terdepan dalam pereekonomian. Namun sayangnya kenyataan yang saat ini kita dapati, kepemilikan SDA In- donesia hanya sekedar kepemilikan saja tanpa kepenguasaan sebenarnya, pengolahan pun demikian, sebagian besar SDA masih dikelola oleh pihak-pihak asing yang tentuk tidak ber- pihak dengan kemaslahatan bangsa Indonesia. Maka apakah Indonesia masih punya harapan ?
 
    Walaupun tujuan awal dari MEA tampak begitu baik, yaitu untuk meningkatkan pem- bangunan ekonomi dan kesejahteraan bersama dalam kawasan ASEAN. Tapi, kita tidak tahu apakah MEA akan berjalan sesusai tujuan atau tidak, atau justru akan berjalan atas tujuan lain. Dan Kita juga tidak tahu apakah Indonesia akan semakin terpuruk dan terjajah dengan MEA, ataukah semakin bangkit dan berkembang.
 
    Bagaimanapun MEA memiliki 2 wajah bagi bangsa Indonesia, Ia bisa menjadi pompa bagi perekonomian Indonesia, namun bisa juga menjadi penyedot ekonomi Indonesia.
 
    Kekhawatiran mulai muncul dari berbagai pihak terkait dampak MEA bagi Indonesia. Apalagi sampai saat ini, kita belum melihat langkah nyata dari pemerintah dalam menghadapi MEA. Bagaima- na kita harus menyikapinya?
 
    Kembali lagi, siap ataupun tidak siap, mau ataupun tidak mau, saat ini MEA telah dimulai. Kita, bangsa Indonesia, harus menghadapinya.Bukan wak- tunya lagi kita pertanyakan 'Apakah MEA ini baik atau tidak? Apakah MEA akan dijalankan? Apakah dampak dari MEA?'
 
    Sebagai tonggak bangsa, para pemuda dan mahasiswa harus bangkit dan bergerak. Bergerak untuk siapkan diri hadapi MEA. Kita desak pemerintah agar menyusun strategi yang matang dalam menghadapi MEA. Lalu, kita dukung pemerintah untuk melaksanakannya. Kita juga harus bangun bersama pendidikan dan ekonomi masyara- kat Indonesia. Kita tanamkan pada diri bangsa Indo- nesia ini untuk semangat berkarya dan membangun negeri. Indonesia harus bisa memanfaatkan sebaik mungkin SDM dan SDA yang dimiliki untuk bersaing dalam pasar bebas ini.
 
   Tidak terkecuali kita yang sebagai Maha- siswa LIPIA, dengan kafaah syari'ahnya yang begitu kental tidak selayaknya hanya sebagai penonton saja dan bersifat pasif tidak peduli, semua harus mengabil sikap, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA. Selaku seorang pemuda Muslim sekaligus da'i, Mahasiswa LIPIA dituntut untuk mam- pu memotar otak dan menyusun strategi jitu, bagaim- ba kondisi saat ini bisa dimanfaatkan untuk kema- juan dakwah Islamiyah. Selayaknya sebagai pe- juang islam, sudah sepatutnya untuk kita berusaha menghadapi persaingan dengan para pengusaha asing. Jangan sampai kita biarkan orang lain menja- jah negeri kita secara perlahan. Jangan biarkan pa- ra kafir dan musyrik menguasi kita. Tapi justru baliknya, kitalah seharusnya yang menguasai mereka.
 
"Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnakan orang-orang mukmin." (Q.S. An Nisa': 141)
 
    Jadi dengan adanya MEA ini, Selain kita dapat ikut bersaing dalam pasar bebas, kita selaku pejuang dakwah juga memiliki kesempatan untuk menyebarkan islam, bagaimana caranya tinggal bagaimana kreatifitas masing-masing, en- tah itu dengan mengirimkan da'i-da'i dan ustadz- ustadz ke negeri tetangga untuk berdakwah atau- pun yang lainnya. Dengan begitu, InsyaAllah dengan izin-Nya dan usaha para da'i islam dapat berjaya kembali.
 
    Ingatlah... saat ini, kita semua; para muslim, para pemuda, para pelajar, para negarawan, dan seluruh masyarakat bangsa Indonesia, kini kita semua tengah berada dalam sebuah lapangan pertandingan. Pertandingan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menguasainya. Pertand- ingan untuk menjaga stabilitas negara. Dan juga pertandingan menegakkan agama. MEA sudah da- tang menghadang di depan mata. Maka, dari sekarang juga mari kita bergerak dengan men- gahrap Ridho Allah untuk menghadapi MEA. Kita yakin Allah, dengan rahmat dan kuasaNya, Ia akan membantu para pejuang Islam dalam per- tandingan MEA ini.
 
Selamat berjuang dan bertanding dalam MEA !!!
Oleh : Iffa Abidah (Staff Dept. MEKOMINFO)
Di publikasikan juga pada buletin As Shohwah edisi Februari, download selengkapnya disini

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »