Sejak dahulu cina memiliki andil dalam arah kebijakan dunia. Terlepas dari perannya yang kadang mengganggu stabilitas dunia ataupun merusak tatanan suatu masyarakat. Berangkat dari kepercayaan sebagai bangsa yang paling tua dan pusat peradaban dunia, china melakukan banyak ekspansi ke masyarakat luar. Tengoklah sejenak bagaimana mongol dan kelakuan dinasti Tang dalam melakukan ekspansi dan penjajahan yang kiranya penulis tak ceritakan secara gamblang.
Tentunya ketika penjajahan yang dilakukan oleh dinasti-dinasti china, faktor ekonomi merupakan urusan terpenting dalam kebijakan mereka. Negri yang mendapat julukan tirai bambu ini, tak ubahnya tirani yang bermodalkan bambu menggemplang ekonomi suatu negara bahkan tak segan-segan menjatuhkan dalam krisis.
Tirani dari negri Bambu begitu sajalah kita sebut, sejak dahulu telah memperlakukan kebijakan ekonomi secara radikal. Pembaharu-pembaharu mereka seperti Sun Yat Sen, Mao Zee Dhong, dan sejenisnya adalah kumpulan radikal yang menjadikan manusia tak ubahnya mesin produksi untuk dapat menghasilkan uang. Ketika tatanan ekonomi yang digagas Mao ze dong atau Mao Tse Tung gagal, jika beralih menjadi komunis yang kapitalis. Bahkan diluar kesadisan negara-negara kapitalis seperti Amerika dan Inggris. Lihat saja bagaimana Cina menyikapi resesi dalam gejolak harga minyak bumi, tengok juga anggaran militer cina yang radikal menyentuh batas bahkan melanggar Zona negara tetangga. Mengkhawatirkan? Tentunya dengan pinjaman berakibat mengerikan cukup “ menenggelamkan” beberapa negara afrika ini.
Ibu Pertiwi juga menjadi target dari sebab radikalisme pertumbuhan Cina. Dengan banyak alasan dan pertimbangan tentunya. Mangsa pasar di Indonesia merupakan lahan yang menggiurkan untuk menyuburkan negara-negara kapitalis tak terkecuali “Tirani bambu”. Para pebisnis turunan Cina begitu flamboyan dan royal mendanai proyek-proyek investasi yang sedang berjalan di Indonesia. Peran 9 naga yang merupakan kepanjangan dari pemerintah “Tirani bambu” memang cukup mengkhawatirkan keberlangsungan ekonomi di negri ini. Jika mengamankan bisnis-bisnis dan kejahatan ekonomi yang telah dan sedang mereka lakukan tentu bukan murni bisnis yang mereka lakukan tapi sebaliknya, menjajah arah kebijakan publik suatu negri.
Ironi memang, ditengah kuatnya ghiroh islam yang sedang merebakan aroma kedamaiannya di pelosok negri. Kroni-kroni 9 naga dan cukong aseng ini melakukan penjajahan yang tak kalah brutal dari Mongol dan Dinasti Tang.
Ahok atau sejenisnya merupakan pion yang melindungi kerajaan bisnis mereka, memukul kepala ular hingga mati bukan tak mungkin akan meruntuhkan eksistensi kedigdayaan ekonomi mereka.
Kita tak perlu avatar untuk memukul mundur mereka, karena kebijakan ekonomi yang Allah gariskan benar-benar akan mampu membangun benteng kekuatan. Tentu dengan syarat persatuan, juga ekonomi yang benar-benar totalitas berlandaskan syariat. Mari melawan naga-naga tirani, karena kita adalah singa Tuhan.
Departemen Ekonomi KAMMI LIPIA
EmoticonEmoticon