Dugaan Makar


Media digunakan sebagai sarana kebutuhan informasi yang penting bagi manusia. Bahkan di zaman yang serba milenia ini, keberadaan dan kebutuhan adanya media sudah menjadi kebutuhan sekunder. Tetapi di negri pertiwi ini, media telah menjadi alat pembusukan, propaganda, dan sarana melanggengkan kekuasaan tirani. Betapa ngerinya jika memang begitu adanya.

Penguasa dzalim ikut campur tangan, begitu mudahnya media-media terkendali sehingga batas kekurang ajaran mereka mengalahkan sihir fir’aun. Bagaimana tidak berita busuk dan islamphobia merambah keseluruh penjuru negri dengan cepat. Citra positif yang umat tampilkan dalam beberapa kesempatan dan juga aksi jutaan manusia di 411 dan 211 Dengan mudahnya dihancurkan oleh media yang didukung penguasa.

Tengiknya tak tanggung-tanggung, mereka mudahnya menuduh muslim radikal dan teroris atau cercaan dugaan makar pun dijadikan headline berita.

Pak Kapolri atau siapapun yang mendukung beliau. Media-media busuk itulah pembuat makar dan penebar onar sebenarnya. Bukan aksi bela Islam atau bela ulama, pun bukan situs-situs Islam yang bermodalkan PC dan koneksi internet. Sungguh kejinya tuduhanmu, dan terlaknatlah urat malumu yang tak mampu memeberikan bukti bahwa kami membuat makar di negri tercinta.

Kasus KTP ganda dan yang terbaru pengiriman dari Kamboja, itulah makar yang tak sekedar dugaan sebenarnya. China-china non pribumi yang ber-KTP Jakarta merekalah makar sebenarnya. Pendukung partai tertentu dari luar daerah yang datang ke Jakarta nantinya pada hari H itulah makar sebeanrnya.

Pembohongan publik istighosah, jambore nasional, dan fitnah media maisntream atas pasangan tertentu itulah makar sebenarnya.

Lidahnya dengan mudah menghina ulama bak pasangan artis mesum itulah hoax sebenarnya.

Menuduh dan memaksa serta mengancam itulah hoax yang haqiqi.

Umat dipaksa untuk buta, untuk tuli, untuk bisu bahkan untuk cacat segalanya agar media kaki tangan setan itu dapat berbuat leluasa.

Bukalah mata anda selebar-lebarnya bahwa indonesia akan digadaikan. Tataplah sejenak dengan mata hati anda, media begitu rapat menutupi kebusukan dan kami dipaksa membisu.

Sekarang, media dan penguasa berjalan beriringan. Setiap aksi di dunia maya dan nyata umat begitu cepat respon dan tindakan pengebirian.

Demi Allah seandainya mereka memotong jari-jari umat islam agar berhenti dari berjihad melawan kejahatan media di maya, kami akan gunakan lidah kami untuk mengetik. Kami tidak akan pernah bisu karena diam atas merebaknya kebohongan media benar-benar identik dengan kematian.





Departemen Komunikasi dan Informasi KAMMI LIPIA


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »