Deretan Tokoh Ikhwan dalam Dunia Pendidikan Arab Saudi


Deretan Tokoh Ihkwan dalam Dunia Pendidikan Arab Saudi


Pendahuluan

Deretan nama ini merupakan sekelumit informasi yang coba penulis sajikan dengan seringkas-ringkasnya. Hal ini karena memang tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca terkait tokoh ikhwan yang memiliki andil dalam gerakan modernisasi pendidikan di Arab saudi.

Untuk sumber sendiri, penulis ambil dari beberapa situs berbahasa arab. Oleh karena itu ada sebagian yang penulis terjemehkan dari bahasa aslinya, dan ada pula yang penulis tambahi berdasarkan informasi yang penulis ketahui tentang tokoh terkait.

Berikut deretan tokoh ikhwan dalam dunia pendidikan arab saudi:

Al-Ikhwani Abdul Hamis Kasyk

Dari sentuhan dakwahnya, banyak kaum muslimin dunia yang mengecap pendidikan ala ikhwan, lebih khusus muslimin negara teluk. Pengaruhnya juga tersebar hampir disemua sektor pendidikan Arab Saudi.








Al-Ikhwani Husain kamaluddin bin Ahmad al Husaini (1913-1987)

Beliau adalah anggota biro khusus ikhwan. Sekaligus kandidat mursyid ‘am keempat al-Ikhwan al-Muslimun setelah Umar at-Tilmitsani. Namun Hamid Abu Nasr yang keluar sebagai mursyid ‘am keempat.

Husain Kamaluddin beberapa kali di penjara pada masa Raja Faruq dan Jamaludin Abdun Nasr. Pasca keluar dari penjara, beliau ke Arab Saudi dan bekerja di Universitas Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah. Beliau terpilih sebagai anggota pada proyek pendirian Universitas Islam Madinah. Kemudian dipilih menjadi pengajar sekaligus musyrif pada pusat studi ilmu falak. Beliau tetap pada posisinya hingga dua tahun menjelang wafatnya.


Al-Ikhwani Dr. Abdurrahman al-Bar

Abdurrahman al-Bar diperbantukan sebagai pembantu pengajar di kuliyah syariah dan ushuluddin pada Universitas Ibnu Su’ud cabang Abha sejak tahun 1996 sampai 2002. Beliau merupakan pembimbing beberapa tesis dan desertasi, sekaligus penguji di Universitas Ibnu Su’ud.





Al- Ikhwani Muhammad Hilal

Muhammad Hilal perna menjabat sebagai mursyid setelah wafatnya Ma’mun al-Hudhaibi hingga Muhammad Mahdi akif menjabatnya. Muhammad Hilal diajukan ke pengadilan pada tahun 1965.

Pasca keluar dari penjara pada tahun 1970, ia lantas pergi menuju Saudi dan bekerja sebagai dewan penasihat hukum di Universitas Muhammad bin Su’ud, Riyadh selama dua tahun.





 Al-Ikhwani Lasyin Abu Syanab

Lasyin Abu Syanab merupakan anggota maktab al-Irsyad Jama’atul Ikhwan. Ia dipenjara setelah tahun 1948.  Pada tahun 1960, ia menuju Kuwait dan bekerja di sana selama tiga tahun. Dari Kuwait ia kemudian menuju Su’udiyah dan bekerja di Universitas Muhammad bin Su’ud selama empat tahun.

Abu Syanab berkata, “Untuk Su’udiyah, bahwasanya kepergianku ke Kuwait, Su’udiyah, Emirat, Qatar dan Yaman merupakan tugas dari Jama’ah. Aku telah mengunjungi Kuwait sebelum ia berkembang seperti saat ini.  Mayarakatnya merupakan masyarakat yang menghormati para tamu, apalagi sesama saudara seagama. Oleh karena itu dakwah disana merupakan dakwah yang elegan, banyak diterima, sehingga banyak dari para petinggi Kuwait dan penduduknya yang bergabung dengan organisasi yang penuh berkah ini.”

Al-Ikhwani Fathi Ahmad Hasan al-Khuliy

Pada awalnya, Fathi al-Khuli merupakan pengajar pada Ma’had Mu’alimin di Riyadh. Ia kemudian bertolak ke Makkah setelah kementerian pendidikan Arab Saudi memintanya untuk mengajar pada Kuliyah Tarbiyah dan Syariah di Makkah al-Mukarramah pada tahun 1383 Hijriyah.
Ia kemudian dipilih sebagai kepala penerangan urusan keislaman di Jaddah sekaligus pengawas pada beberapa tempat tahfid Al-Qur'an di sana. Ia sekaligus direktur pertama pada Sekolah Mu’alimin Jeddah.

Setelah pensiun al-Khulli lantas mengkonsentrasikan dirinya untuk mengkontrol Madaris at-Taisir yang ia dirikan pada tahun 1988. Ia juga tercatat ebagai orang pertama yang mendirikan madrasah khusus di Jaddah setelah empat puluh tahun. Madrasah ini telah mengeluarkan ratusan alumni dari pemuda-pemuda Saudi dan Arab.

Al-Ikhwani Muhammad Muhammad ar-Râwi

Ar-Râwi merupakan putra dari saudara perempuan Muhammad Farahgli, seorang qiyadah di Jama’atul Ikhwan. ia pindah ke Saudi setelah Universitas Muhammad bin Su’ud memintanya untuk membantu pengajaran di sana. Ia mengajar di Universitas tersebut selama dua puluh lima tahun.  Beliau merupakan direktur qismu at-tafsir pada Universitas Muhammad bin Su’ud di Ryadl.


Al-Ikhwani Muhammad Mahmud as-Shawwaf (1915-1992)

As-Shawaf menetap di Makkah sejak tahun 1962 sebagai pengajar pada kuliyat Syari’ah, kemudian menjadi dewan syuro pada kementerian pendidikan Arab Saudi.









 Al-Ikhwani Abdullah Nashih ‘Ulwan

Abdullah ‘Ulwan merupakan salah satu orang penting dalam penyebaran dakwah Ikhwan di Tanah Hijaz. Ia meninggalkan Suria dan menuju Makkah setelah ujian berat yang dihadapi Jama’ah Ikwan di sana. Ia berhasil keluar dari Halb dan tinggal di Urdun beberapa bulan belum akhirnya menuju Saudi Arabiyah.

Ia berdakwah dan bergabung dalam berbagai seminar dan perkemahan pelajar. Ia juga seorang penulis produktif di berbagai majalah keislaman dan pendidikan. Ia juga aktif dalam penyiaran Al-Qur'an di Arab Saudi. Di samping itu, Abdullah Ulwan juga seorang pengajar pada Qism Dirasat Islamiyah di Universitas Abdul Aziz di Jeddah. Ia mengaram sebuah buku monumental berjudul Tarbiyatul Aulad.

Al-Ikhwani Muhammad Amin al-Misri (1914-1977)
Muhammad Amin merupakan lulusan dari kuliyah Ushuluddin Universitas al-Azhar, Kairo. Selama menjadi mahasiswa al-Azhar, ia sangat aktif dalam menghadiri ceramah-ceramah serta muhadarah yang disampaikan oleh Hasan al-Banna.

Ia lantas menuju Saudi dan turut aktif dalam mendirikan Kuliah Pascasarjana pada kuliah Syariah di Makkah al-Mukarramah. Ia juga aktif berdakwah lewat radio dan televisi Saudi. Beliau juga salah satu pendiri pascasarjana di Universitas Malik Abdul Aziz.
Sebelum wafatnya, ia diminta untuk menjadi direktur pascasarjana Universitas Islam Madinah serta sangat berpengaruh dalam penentuan manhajnya.

Al-Ikhwani Said Hawa (1935-1989)

Said Hawa menempuh pendidikan di Ma’hadul Ilmi di Ahsa’ selama dua tahun. setelah itu ia melanjutkan studinya di Madinah an-Nabawiyah selama 3 tahun. Ia merupakan kepanjangan tangan Jama’atul ikhwan di Saudi untuk memperluas dakwah Ikhwan di sana.

Ia merupakan tokoh ikhwan yang ahli dalam tasawuf. Mengarang beberapa kitab. Ia juga perna dipenjara selama lima tahun di Suriah.





Al-Ikhwani Abdullah Azzam

Abdullah Azzam adalah tokoh sentral Jihad Afghan. Selama menjadi mahasiswa di Al-Azhar, beliau menghabiskan banyak waktunya untuk membaca kitab-kitab dakwah terkhusus buku-buku Hasan al-Banna, Abdul Qadir Audah, Sayid Qutb dan Muhammad Qutb.

Ia berangkat ke Saudi pada tahun 1981 dan menjadi pengajar di universitas Malik Abdul Aziz di Jaddah. Ia Syahid di Afganistan setelah mobil yang dikendarainya usai shalat subuh dibom oleh Soviet.




Al-Ikhwani Muhammad Abdul Hamid Ahmad (1911-1992)

Ia dipenjara pada tahun 1960-1965 oleh rezim Mesir saat itu. Setelah lima tahun mendekam di penjara, ia kemudian berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Setelah ibadah haji, Abdul Hamid tidak lantas kembali ke Mesir dan memilih untuk tinggal di Saudi dan bekerja sebagai muwajih pada ta’lim lil banat di Makkah al-Mukarramah.

Setelah dua tahun, ia dipindah tugaskan ke kementerian pendidikan ditunjuk sebagai direktur pada madaris manarat di Jeddah sekaligus sebagai pengajar di sana selama dua tahun. setelah itu ia dipindah tugaskan ke kementerian urusan haji. Di sini ia juga mendapat tugas untuk mengurusi majalah Islam yang diterbitkan oleh kementerian urusan haji Arab Saudi.

Kemudian ia bekerja sebagai pengajar di Universitas Malik Abdul Aziz pada qism dakwah yang dipimpin oleh As-Syeikh Muhammad al-Ghozali pada kuliyat Syariah. Setelah itu ia menjadi pengajar di Universitas Ummul Qura’, Makkah al-Mukarramah hingga penghujung 1985.
Abdul Aqil berkata tentangnya: “Sungguh telah terbina dari sentuhan tangannya generasi muda di Iraq, Mesir, Urdun, dan Saudi Arabiyah. Generasi tersebut merupakan kilatan cahaya kebangkitan Islam yang penuh berkah di kawasan tersebut.”

Muhammad Abdul Hamid berkata tentang dirinya sendiri: “ Memoarku bersama Asy-Syahid al-Imam Hasan al-Banna –semoga Allah merahmatinya- sungguh semerbak. Beliau merupkan tanda dari tanda-tanda Allah.... aku telah membaiatnya agar aku berkerja hanya untuk Islam, sebagai da’i kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitabillah dan sunnah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di Mesir, Iraq, Urdun, dan Su’udiyah...”

Al-Ikhwani Muhammad al-Ghozali as-Saqa

Ia merupakan intelektual Mesir yang monumental. Keluar masuk penjara tiga kali pada tahun 1369, 1385, dan 1391 Hijriyah.

Al-Ghozali diminta oleh Kerajaan Arab Saudi untuk menjadi penajar di Universitas Ummul Qura, Makkah. Dari sentuhan lembutnya, keluar benih-benih aktivis Ikhwan dengan jumlah yang sangat besar di Tanah Hijaz dan sekitarnya.Ia sangat produktif dalam menulis dan telah mengaram banyak karya.




Al-Ikhwani Abdul Fatah Abu Godah (1917-1997)

Abdul Fatah menempuh pendidikan di Kuliyatul Syariah pada Universitas Muhammad bin Saud, ia lantas melanjutkan pendidikannya di Universitas Malik Su’ud, Arab Saudi.

Ia merupakan peletak metode pembelajaran pada sekolah tinggi kehakiman di Riyad, Universitas Muhammad bin Su’ud, dan juga pada program pascasarjana Universitas Malik Su’ud.

Beliau merupakan orang yang disejajarkan dengan Asy-Syeikh Manna’ al-Qathan sebagai pembesar dakwah sekaligus intelektual pergerakan dan keilmuaan di Riyad, Arab Saudi.

Al-Ikhwani Sayid Sabiq

Sayid Sabiq selain sebagai ulama, merupakan mujahid dalam barisan Ikhwan melawan penjajah dan Isreal. Sama seperti ulama Ikhwan lainnya, ia pun perna mendekam dalam penjara. Meski demikian, semangatnya yang tinggi dalam menyeberkan Islam tidak surut.

Di penjara ia membuka kajian Fikih Sunnah, kitab yang ia karang, dari mulai awal bab sampai akhir tanpa melihat kitab tersebut kerena memang beliau sedang dalam penjarah.

Pada akhir hidupnya, beliau pindah ke Makkah dan mengajar di Universitas Ummul Qura, Makkah al-Mukarramah.


 Al-Ikhwani Manna’ Al-Qathan

Manna’ bin Khalil al-Qathan meninggalkan tanah kelahirannya pada tahun 1953. Ia bertolak menuju Kerajaan Arab Saudi. Tujuannya kesana adalah untuk mengajar di beberapa sekolah tinggi sampai tahun 1908.

Ia dikontrak sebagai pengajar di fakultas Syariah di Riyadl, kemudian pada fakultas Bahasa Arab. Ia ditunjuk sebagai direktur sekolah tinggi kehakiman, kemudian direktur pascasarjana di Universitas Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah.

Beliau juga bertindak sebagai pengawas pada dewan penguji thesis dan dan disertasi di beberapa universitas semisal universitas Muhammad bin Su’ud, Universitas Ummul Qura, dan juga pada Universitas Islam Madinah.

Kemampuannya tersebut, membuatnya menjadi salah satu intelektual terbesar yang dimiliki oleh Jama’atul Ikhwan di Arab Saudi.


Al-Ikhwani Muhammad Qutb

Muhammad Qutb merupakan adik kandung dari Sayid Qutb, pengarang Tafsir dengan genre yang belum ada sebelumnya; tafsir pergerakan.

Ia bekerja di Universitas Ummul Qura’ dan telah membimbing banyak tesis dan disertasi. Beberapa tesis dan disertasi yang perna dibimbingnya antara lain; Sekulerisme; pertumbuhan, perkembangan, serta dampaknya pada kehidupan islami kontempore. Tesis yang ditulis oleh Abdurrahman al-Khuwali;  Dhohiratul irjâ; fi al-fikr al-islamy juga ditulis oleh Abdurraman al-Khuwali sebagai disertasi; al-Wala’ wa al-bara’ fil al-Islam yang ditulis oleh Muhammad Sa’id al-Qahtanil; ahammiyatu al-jihad fi nasyri ad-da’wah al-islamiyah wa ar-raddu ‘ala ath-thowa’ifi ad-dhallah fihi adalah sebuah disertasi oleh Ali bin Nafik al-‘Ulyani; al-Inkhirafaat al-‘aqdiya wa al-ilmiyah fi al-qarnaini ast-tsalis asyar wa ar-rabi’ asyar al-hijriyaini wa atsaruha fi hayati al-ummat oleh Ali bin Bukhait bin Abdullah az-Zahrani sebagai thesis S2-nya.

Penutup

Di samping deretan nama tersebut, masih banyak sekali nama-nama yang belum penulis sebutkan karena banyak hal. Di antaranya adalah keterbatasan sumber dan kurangnya referensi. Oleh karena itu, penulis menunggu saran dari para pembaca untuk melengkapi informasi ini ataupun untuk membetulkan jikalau ada keselahan penyampaian.



Oleh: Hilal Ardiansyah Putra 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »