KAMMI LIPIA Kunjungi DDII





Senin, 4 April 2016, KAMMI LIPIA mengunjungi kantor DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) di Jalan Kramat Raya No. 45, Kramat, Senen, Jakarta Pusat. Rombongan yang berjumlah 17 orang itu terdiri dari BPH (Badan Pengurus Harian), anggota Kastrat dan beberapa perwakilan dari departemen Sosmas, Kaderisasi, Ekonomi dan Mekominfo.

Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam ini diawali dengan sambutan dari pihak DDII, yang diwakili langsung oleh sekretaris umum, Hafidz Sholihin, ditemani dengan ketua bidang dakwah dan ketua bidang kaderisasi. Dalam sambutannya, ia berbicara tentang sejarah DDII.
“Dewan dakwah didirikan oleh  Dr.Muhammad Natsir pada 27 Februari tahun 1967, beliau adalah orang yang pertama kali menjabat sebagai jubir Masyumi (Majlis Syuro Muslim Indonesia), gabungan partai-partai Islam Indonesia. Yang pada tahun 1955 berhasil memenangkan PEMILU dengan jumlah suara mencapai 47%. Baru pertama kali itulah partai Islam menang, mengalahkan partai Nasionalis dann partai Komunis,” jelasnya.

Selanjutnya ia menjelaskan pentingnya sebuah kaderisasi untuk terus menjaga kelangsungan sebuah organisasi. Maka, dewan dakwah mulai membangun instansi pendidikan sebagai bahan pengkaderan, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
“Kaderisasi harus itu harus berlangsung, karena dakwah harus terus bejalan pula, oleh sebab itu Dewan dakwah mulai berpikir untuk membentuk jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi, sehingga sekarang terbentuk beberapa sekolah dan  STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah M. Natsir yang bertempat di Tambun (Kabupaten Bekasi-red),” terang Hafidz.

Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta kunjungan menanyakan tentang peran politik DDII, khususnya menyangkut pilkada DKI.
“Bagaimana sikap dewan dakwah sendiri menghadapi percaturan politik di Indonesia, khusunya di Jakarta, karena yang saya tangkap di media, dewan dakwah belum menunjukan gerakannya, atau bagaimana,”tanya Basyir, perwakilan dari kaderisasi KAMMI LIPIA.
“Karena dewan dakwah sekarang ialah berpolitik melalui dakwah, maka dewan dakwah tidak bisa melepaskan peran politik. Secara vulgar keluar memang belum mengeluarkan sikapnya,  tetapi dewan dakwah tetap bersama-sama dengan organisasi lain berkumpul di Majlis Ormas Islam atau disingkat MOI, inilah yang menjadi sarana kami untuk menyalurkan aspirasi poloitik, baik secara daerah maupun nasional. Majlis ini terdiri dari Dewan dakwah, Persis, Mathlaul Anwar, Al irsyad dan lain-lain,”jawab sekjen DDII itu.

Terakhir, Ia juga berharap KAMMI LIPIA bisa bekerjasama dengan BEM STID M. Natsir, karena pada tahun 2017 nanti akan ada hajat  besar dalam rangka menyambut 50 tahun jadinya DDII yang dimeriahkan dengan banyak kegiatan.
“Mungkin nanti teman-teman dari KAMMI LIPIA bisa bekerjasama dengan BEM STID, karena pada 2017 kita punya hajatan besar, dalam rangka menyambut hari jadi DDII yang ke 50, kami memiliki beberapa acara, diantaranya menulis buku, lomba menulis artikel tentang dakwah, penghargaan bagi pejuang dakwah dan seminar internasional,” ujarnya.

Setelah semua sesi selesai, acara kemudian ditutup dengan pemberian plakat ucapan terimakasih dari KAMMI LIPIA yang diwakili oleh ketua umum dan pihak DDII diwakili oleh sekertaris umum dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama.





Share this

Related Posts

Previous
Next Post »