Ramadhan Bulan Perjuangan


Ramadhan, satu bulan dari dua belas bulan hijriah yang kehadirannya selalu ditunggu oleh seluruh umat Islam. Kehadirannya selalu dinanti oleh umat Islam, karena keagungan, kesucian, dan kebaikan yang dibawa olehnya. Seluruh sendi kehidupan umat Islam di bulan ini menjadi berharga karena janji dari Rasulullah saw. amalan wajib berkali lipat pahalanya, amalan sunnah menjadi seperti wajib pahalanya.

Dzikrullah membumbung tinggi tiap waktu mengiringi shaum, ayat-ayat suci al Qur’an menjadi bacaan harian yang didambakan. Umat Islam berbondong-bondong mendatangi rumah Allah tiap malam untuk berdiri, ruku’, sujud, menyempurnakan salam-salam taraawih.

Begitu banyak variabel kebaikan dan rasaa’ilut tarbiyyah yang seharusnya bisa menjadikan seorang mukmin keluar dari madrasah rabbaniyyah ini sebagai mu’min haqqan, karena ia merealisasikan ibadah ramadahan sebagai momentum perubahan kepada ketakwaan yang lebih tinggi dan terpuji.
Namun dari sekian banyak pesan tarbiyah (bentuk pendidikan) yang Allah berikan untuk umat Islam, ada satu pesan tarbiyah yang Allah tekankan ada pada tiap ibadah umat dalam bulan ini. Yaitu pesan perjuangan.

Pesan agar umat islam berjuang di jalan Allah swt. bahwa sejak Allah syari’atkan puasa untuk umat ini di tahun kedua hijriah, Allah swt. takdirkan umat islam untuk terus melakukan perjuangan. Perjuangan dalam banyak artian, diantanya perjuangan dalam artian menaklukkan apa yang lebih besar dari diri sendiri, pesan ini nampak dalam pesan shaum, dimana seorang mukmin ketika berpuasa hakikatnya ia sedang berjuang menaklukkan hawa nafsu yang mengajaknya pada maksiat dan kufur nikmat.

Juga perjuangan dalam artian, menaklukkan musuh Allah dalam peperangan dan membebaskan kaum muslimin dari cengkeraman mereka. Ya, sejarah mencatat bahwa peperangan terbesar pertama milik umat islam terjadi pada bulan Ramadhan.

Perang Badar Al Kubro yang terjadi pada tahun 2 Hijriah menjadi bukti nyata perjuangan umat Islam menghadapi kaum musyrikin Makkah. Perjuangan yang seendainya tidak dimenangkan kaum muslimin, maka keberadaan kita sebagai seorang muslim barang kali patut dipertanyakan.

Perjuangan dalam artian berjihad membebaskan tanah umat islam dari penjajahan kaum imprealis juga pernah kita lakukan, ya kita bangsa Indonesia, yang memproklamirkan kemerdekaan negara kita pada bulan Ramadhan, hari ke sembilan tahun 1346 Hijriah. Cita-cita besar yang akhirnya terwujud setelah tumpahnya darah jutaan jiwa, bahkan sebelum bapak proklamator kita, Bung Karno lahir. Darah pasukan Pengeran Diponegoro saat Perang Jawa begejolak, darah para mujahid Perang Sabil di Aceh, darah para Sultan Islam, dan prajuritnya dari mulai Banten, Mataram, Ternate, Tidore, hingga Makassar.

Dan jikalau perjuangan memproklamasikan Indonesia di waktu tersebut tidak berhasil, maka mungkin pula keberadaan kita sebagai bagian dari rakyat Indonesia saat ini patut pula dipertanyakan. Karenanya, selain bersyukur kepada Allah swt. atas limpahan rahmat-Nya menjadikan kita umat islam yang hidup di Indonesia dengan lisan, seyogyanya bagi kita juga menyusukuri nikmat tersebut dengan sepenuh jiwa raga kita.

Dengan menghidupkan kembali api perjuangan dalam dada kita, sebagaimana para pendahulu kita menyalakan api tersebut dalam dada mereka. Apalagi jika kita intropeksi diri kita lebih dalam, dan menemukan jati diri kita lebih dari sekedar seorang muslim, tapi jati diri kita sebagai seorang aktifis gerakan mahasiswa islam. Yang seharusnya lebih membuat api perjuangan itu lebih membara dan bertahan lama.

Perjuangan melawan rezim pemerintahan yang kian hari kian represif terhadap umat islam. Rezim yang semena-mena menawan kebebasan para ulama dengan meng-kriminalisasi mereka. Rezim yang seakan lupa dan diam membiarkan keadilan sosial terampas dari rakyat, dan memonopolinya untuk kepentingan asing dan aseng. Rezim yang perlahan mematikan nawacita reformasi, dengan mempertontontkan kebatilan tiap hari di hadapan rakyat. Rezim yang kini sudah bertranfrormasi menjadi tirani hukum, dengan menangkapi aktifis-aktifis islam dan membiarkan aktifis selainnya yang sama-sama berdemonstrasi menuntut didengar suaranya.

Maka kita sampaikan dengan lantang, kami tidaklah takut akan kebatilan! Karena ia akan selalu menjadi musuh kami. Dan bahwa menyatakan kalimatul haq di depan pemimpin zhalim adalah sebaik-baik jihad!. Tidak ada satupun rekayasa manusia yang mampu membuat kami mundur dari baris terdepan memperjuangkan kepentingan agama Allah ini, karena kami yakin di bulan agung ini, Allah swt. akan melipatgandakan ganjaran dari perjuangan ini lebih banyak dan lebih besar lagi.


Karena pula, perjuangan kita selalu diliputi kewaspadaan akan tidak bisanya generasi yang hidup setelah kita merasakan nikmatnya berislam dan beriman dengan leluasa. Sebagaimana para generasi badar di zaman Rasulullah saw. khawatir bahwa islam tidak dapat lagi terwariskan para generasi anak cucu mereka dengan baik. Perjuangan kita juga diliputi kecemasan akan hilangnya nurani yang berkeadilan dari bumi pertiwi ini, sebagaimana para founding fathers kita dahulu cemas anak cucu yang hidup di generasi setelah mereka kehilangan rasa keadilan bagi seluruh rakyat negeri ini.


Berjuang dan lawan tirani !




Penulis : Muhammad Saihul Basyir (Ketua Umum KAMMI LIPIA)

3 Hari yang Luar Biasa untuk Terus Berkarya

"Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan". Ucap Ketua Umum PK Lipia, Muhammad Saihul Bashir.

Tidak heran jika Musyawarah Kerja Komisariat (Mukerkom) tahun ini jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Sesuai dengan Kredo Kammi, kader dituntut untuk tidak taklid, inovatif dan berfikir maju. Mukerkom ke XII diadakan selama 3 hari dari tanggal 23 sampai 25 Mei 2017 di Villa Sakinah Mega Mendung,  Bogor.

Villa Sakinah juga dikenal dengan JIBBS (Jakarta Islamic Boys Boarding School). Udara yang sangat sejuk dan tempat yang sangat bersih membuat pengurus lebih bersemangat dan bisa menuangkan ide-ide cemerlangnya. 

Rombongan dari Jakarta berangkat Selasa malam setelah sholat Isya, sampai di Villa sekitar tengah malam dan langsung dilanjutkan dengan pembukaan. 
Acara pembukaan musyawarah kerja KAMMI komisariat LIPIA

Tidak hanya waktu dan tempat yang sangat istimewa Mukerkom kali ini, tapi juga dilengkapi dengan materi spesial sebagai pemacu semangat pengurus.

Rabu pagi sebelum rapat membahas program kerja masing-masing depertemen, pengurus disajikan sebuah materi yang sangat menarik yaitu _Kammi Lipia dari Masa ke Masa_ yang disampaikan oleh Ketum Kammi Lipia tahun 2013/2014 Najmu Fuadi Salim Lc. Beliau menceritakan bagaima awalnya Kammi Lipia dan perkembanganya sampai sekarang. 

Penyerahan simbolis dari Ketum KAMMI LIPIA kepada Ust. hmad Najmu Fuadi sebagai pembicara
Gelak tawa dan juga antusias peserta mencairkan suasana pagi itu. Ternyata di masa emasnya Kammi Lipia, sekret komsat berada di asrama kampus Lipia. Kammi Lipia juga merupakan komisariat Kammi tertua di daerah Jakarta sama dengan kampus UNJ. Kammi Lipia merupakan anak kandung reformasi yang berdiri pada tahun 1999, setahun pasca reformasi.

Setelah materi pertama selesai dilanjutkan dengan rapat proker masing-masing depertemen dan sebelumnya ada beberapa arahan yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Kammi Lipia, Nur Fajrin Aslam.

Rapat berlangsung hingga jam 17.00 wib, setiap depertemen berusaha berinovasi dan berkreasi membuat program-program terbaik untuk setahun kepengurusan yang dilengkapi juga dengan langkah-langkah pencapainnya.

Acara selanjutnya adalah pembacaan proker yang lain dari biasanya. Setiap departemen maju ke depan, membacakan proker yang telah dirancang, setelah itu langsung diberikan waktu kepada panelis yaitu Ketum tahun sebelumnya Ahmad Amrin Nafis untuk mengkritisi dan memberikan saran dan dari depertemen lain. Konsep ini sangat efektif untuk kematangan proker dan realisasinya.

Penjelasan program kerja dari masing-masing departemen
Sekitar pukul 22.00 pembacaan proker diskip dan dilanjutkan dengan materi terakhir tentang Militansi oleh Ustadz Akmal Junmiadi .SE yang sangat inspiratif. Aktivis dengan sejuta prestasi di kampus bahkan Internasional. Beliau menjelaskan kalau militansi itu mencakup tiga aspek; intelektual, ruhiyah dan keaktifan. 

Kamis pagi sebelum penutupan, semua pengurus ikut bermain game di lapangan. Ada game tentang kekammian dan juga game kekompakan

Sesuai dengan tema Mukerkom kali ini "Menguatkan cita, Mengkonkritkan karya untuk Jayakan Indonesia 2045", semoga 3 hari di puncak bisa menguatkan langkah perjuangan kader dan terus berkarya mulai dari komisariat untuk Indonesia.

Mukerkom XVII sangat istimewa dan luar biasa,  semua itu juga tidak terlepas dari kontribusi pengurus demisioner Kammi Lipia dan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.


(Rep : Alza)

Hari ini, Ribuan mahasiswa di 50 Kota Unjuk Rasa Tuntut Copot Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolda Metro Jaya


Jakarta – Hari ini (26/5) Ribuan mahasiswa dari 50 kota di seluruh Indonesia menggelar unjuk rasa menuntut pencopotan Kapolres Jakarta Pusat. Unjuk Rasa ini adalah buntut dari represifitas aparat saat membubarkan Aksi KAMMI di Depan Istana Merdeka Rabu (23/5) kemarin. Dalam siaran persnya, Ketua Umum PP KAMMI Kartika Nur Rakhman menyatakan bahwa unjuk rasa yang digelar di 50 kota adalah bentuk solidaritas mahasiswa atas Represifitas, kekerasan, dan penganiayaan yang dilakukan Aparat Kepolisian terhadap Aksi Unjuk Rasa KAMMI pada rabu (24/5) lalu.

Nur Rakhman menambahkan, Kepolisian harus menghentikan standar ganda dalam menghadapi aspirasi masyarakat. Mahasiswa dan masyarakat sudah sangat resah dengan standar ganda ýang sudah tidak bisa ditolerir lagi. “Reformasi di tubuh Kepolisian nampaknya telah gagal. Kepolisian kini menjelma menjadi Tirani baru dalam penegakan hukum Indonesia. KAMMI dan  mahasiswa Indonesia akan melawan tirani hukum yang dilakukan oleh aparat negara, baik eksekutif maupun yudikatif”, ujar nur rakhman.

Nur Rakhman melanjutkan, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla harus serius membenahi etika dan kinerja Kepolisian Republik Indonesia. Dimulai dari memberikan Sanksi tegas yakni pencopotan Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolda Metro Jaya sebagai bentuk sanksi dan pelajaran agar tak ada lagi represifitas aparat dalam mengawal Demonstrasi Mahasiswa. “Bila Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolda Metro Jaya tidak segera dicopot, maka akan menjadi pembenaran bahwa Presiden Jokowi membenarkan dan terlibat dalam tindakan represif dan kekerasan aparat kepolisian”, tandas Riko.

Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI Riko Tanjung mengatakan bahwa kejadian seperti ini tidak perlu terjadi bila aparat kepolisian tidak diskriminatif dan represif dalam mengawal aksi demonstrasi mahasiswa. “Mahasiswa adalah penjaga stabilitas kondisi kebangsaan dan pengawal demokrasi. Ini adalah tugas sejarah yang akan dijalankan mahasiswa. Represifitas aparat kepolisian kepada mahasiswa adalah tindakan
anti demokrasi dan mengancam stabilitas kondisi kebangsaan. Ini harus dihentikan”, ujar Nur Rakhman.


“Bila ada aspirasi dan demonstrasi massif dari mahasiswa, ini menunjukkan ada yang salah dalam Negeri ini. KAMMI lahir dari keprihatinan bangsa atas krisis 1998. Tugas sejarah KAMMI adalah merawat dan menjaga Indonesia agar tidak ada lagi krisis serupa 1998 yang menyengsarakan rakyat, merusak tatanan demokrasi dan meruntuhkan keutuhan persatuan Indonesia. Ini semua dilakukan agar Cita-cita Kemerdekaan yang dirumuskan pendiri bangsa bisa diwujudkan tanpa ada yang mendestruksi’’, pungkas Riko.

Deretan Tokoh Ikhwan dalam Dunia Pendidikan Arab Saudi


Deretan Tokoh Ihkwan dalam Dunia Pendidikan Arab Saudi


Pendahuluan

Deretan nama ini merupakan sekelumit informasi yang coba penulis sajikan dengan seringkas-ringkasnya. Hal ini karena memang tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca terkait tokoh ikhwan yang memiliki andil dalam gerakan modernisasi pendidikan di Arab saudi.

Untuk sumber sendiri, penulis ambil dari beberapa situs berbahasa arab. Oleh karena itu ada sebagian yang penulis terjemehkan dari bahasa aslinya, dan ada pula yang penulis tambahi berdasarkan informasi yang penulis ketahui tentang tokoh terkait.

Berikut deretan tokoh ikhwan dalam dunia pendidikan arab saudi:

Al-Ikhwani Abdul Hamis Kasyk

Dari sentuhan dakwahnya, banyak kaum muslimin dunia yang mengecap pendidikan ala ikhwan, lebih khusus muslimin negara teluk. Pengaruhnya juga tersebar hampir disemua sektor pendidikan Arab Saudi.








Al-Ikhwani Husain kamaluddin bin Ahmad al Husaini (1913-1987)

Beliau adalah anggota biro khusus ikhwan. Sekaligus kandidat mursyid ‘am keempat al-Ikhwan al-Muslimun setelah Umar at-Tilmitsani. Namun Hamid Abu Nasr yang keluar sebagai mursyid ‘am keempat.

Husain Kamaluddin beberapa kali di penjara pada masa Raja Faruq dan Jamaludin Abdun Nasr. Pasca keluar dari penjara, beliau ke Arab Saudi dan bekerja di Universitas Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah. Beliau terpilih sebagai anggota pada proyek pendirian Universitas Islam Madinah. Kemudian dipilih menjadi pengajar sekaligus musyrif pada pusat studi ilmu falak. Beliau tetap pada posisinya hingga dua tahun menjelang wafatnya.


Al-Ikhwani Dr. Abdurrahman al-Bar

Abdurrahman al-Bar diperbantukan sebagai pembantu pengajar di kuliyah syariah dan ushuluddin pada Universitas Ibnu Su’ud cabang Abha sejak tahun 1996 sampai 2002. Beliau merupakan pembimbing beberapa tesis dan desertasi, sekaligus penguji di Universitas Ibnu Su’ud.





Al- Ikhwani Muhammad Hilal

Muhammad Hilal perna menjabat sebagai mursyid setelah wafatnya Ma’mun al-Hudhaibi hingga Muhammad Mahdi akif menjabatnya. Muhammad Hilal diajukan ke pengadilan pada tahun 1965.

Pasca keluar dari penjara pada tahun 1970, ia lantas pergi menuju Saudi dan bekerja sebagai dewan penasihat hukum di Universitas Muhammad bin Su’ud, Riyadh selama dua tahun.





 Al-Ikhwani Lasyin Abu Syanab

Lasyin Abu Syanab merupakan anggota maktab al-Irsyad Jama’atul Ikhwan. Ia dipenjara setelah tahun 1948.  Pada tahun 1960, ia menuju Kuwait dan bekerja di sana selama tiga tahun. Dari Kuwait ia kemudian menuju Su’udiyah dan bekerja di Universitas Muhammad bin Su’ud selama empat tahun.

Abu Syanab berkata, “Untuk Su’udiyah, bahwasanya kepergianku ke Kuwait, Su’udiyah, Emirat, Qatar dan Yaman merupakan tugas dari Jama’ah. Aku telah mengunjungi Kuwait sebelum ia berkembang seperti saat ini.  Mayarakatnya merupakan masyarakat yang menghormati para tamu, apalagi sesama saudara seagama. Oleh karena itu dakwah disana merupakan dakwah yang elegan, banyak diterima, sehingga banyak dari para petinggi Kuwait dan penduduknya yang bergabung dengan organisasi yang penuh berkah ini.”

Al-Ikhwani Fathi Ahmad Hasan al-Khuliy

Pada awalnya, Fathi al-Khuli merupakan pengajar pada Ma’had Mu’alimin di Riyadh. Ia kemudian bertolak ke Makkah setelah kementerian pendidikan Arab Saudi memintanya untuk mengajar pada Kuliyah Tarbiyah dan Syariah di Makkah al-Mukarramah pada tahun 1383 Hijriyah.
Ia kemudian dipilih sebagai kepala penerangan urusan keislaman di Jaddah sekaligus pengawas pada beberapa tempat tahfid Al-Qur'an di sana. Ia sekaligus direktur pertama pada Sekolah Mu’alimin Jeddah.

Setelah pensiun al-Khulli lantas mengkonsentrasikan dirinya untuk mengkontrol Madaris at-Taisir yang ia dirikan pada tahun 1988. Ia juga tercatat ebagai orang pertama yang mendirikan madrasah khusus di Jaddah setelah empat puluh tahun. Madrasah ini telah mengeluarkan ratusan alumni dari pemuda-pemuda Saudi dan Arab.

Al-Ikhwani Muhammad Muhammad ar-Râwi

Ar-Râwi merupakan putra dari saudara perempuan Muhammad Farahgli, seorang qiyadah di Jama’atul Ikhwan. ia pindah ke Saudi setelah Universitas Muhammad bin Su’ud memintanya untuk membantu pengajaran di sana. Ia mengajar di Universitas tersebut selama dua puluh lima tahun.  Beliau merupakan direktur qismu at-tafsir pada Universitas Muhammad bin Su’ud di Ryadl.


Al-Ikhwani Muhammad Mahmud as-Shawwaf (1915-1992)

As-Shawaf menetap di Makkah sejak tahun 1962 sebagai pengajar pada kuliyat Syari’ah, kemudian menjadi dewan syuro pada kementerian pendidikan Arab Saudi.









 Al-Ikhwani Abdullah Nashih ‘Ulwan

Abdullah ‘Ulwan merupakan salah satu orang penting dalam penyebaran dakwah Ikhwan di Tanah Hijaz. Ia meninggalkan Suria dan menuju Makkah setelah ujian berat yang dihadapi Jama’ah Ikwan di sana. Ia berhasil keluar dari Halb dan tinggal di Urdun beberapa bulan belum akhirnya menuju Saudi Arabiyah.

Ia berdakwah dan bergabung dalam berbagai seminar dan perkemahan pelajar. Ia juga seorang penulis produktif di berbagai majalah keislaman dan pendidikan. Ia juga aktif dalam penyiaran Al-Qur'an di Arab Saudi. Di samping itu, Abdullah Ulwan juga seorang pengajar pada Qism Dirasat Islamiyah di Universitas Abdul Aziz di Jeddah. Ia mengaram sebuah buku monumental berjudul Tarbiyatul Aulad.

Al-Ikhwani Muhammad Amin al-Misri (1914-1977)
Muhammad Amin merupakan lulusan dari kuliyah Ushuluddin Universitas al-Azhar, Kairo. Selama menjadi mahasiswa al-Azhar, ia sangat aktif dalam menghadiri ceramah-ceramah serta muhadarah yang disampaikan oleh Hasan al-Banna.

Ia lantas menuju Saudi dan turut aktif dalam mendirikan Kuliah Pascasarjana pada kuliah Syariah di Makkah al-Mukarramah. Ia juga aktif berdakwah lewat radio dan televisi Saudi. Beliau juga salah satu pendiri pascasarjana di Universitas Malik Abdul Aziz.
Sebelum wafatnya, ia diminta untuk menjadi direktur pascasarjana Universitas Islam Madinah serta sangat berpengaruh dalam penentuan manhajnya.

Al-Ikhwani Said Hawa (1935-1989)

Said Hawa menempuh pendidikan di Ma’hadul Ilmi di Ahsa’ selama dua tahun. setelah itu ia melanjutkan studinya di Madinah an-Nabawiyah selama 3 tahun. Ia merupakan kepanjangan tangan Jama’atul ikhwan di Saudi untuk memperluas dakwah Ikhwan di sana.

Ia merupakan tokoh ikhwan yang ahli dalam tasawuf. Mengarang beberapa kitab. Ia juga perna dipenjara selama lima tahun di Suriah.





Al-Ikhwani Abdullah Azzam

Abdullah Azzam adalah tokoh sentral Jihad Afghan. Selama menjadi mahasiswa di Al-Azhar, beliau menghabiskan banyak waktunya untuk membaca kitab-kitab dakwah terkhusus buku-buku Hasan al-Banna, Abdul Qadir Audah, Sayid Qutb dan Muhammad Qutb.

Ia berangkat ke Saudi pada tahun 1981 dan menjadi pengajar di universitas Malik Abdul Aziz di Jaddah. Ia Syahid di Afganistan setelah mobil yang dikendarainya usai shalat subuh dibom oleh Soviet.




Al-Ikhwani Muhammad Abdul Hamid Ahmad (1911-1992)

Ia dipenjara pada tahun 1960-1965 oleh rezim Mesir saat itu. Setelah lima tahun mendekam di penjara, ia kemudian berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Setelah ibadah haji, Abdul Hamid tidak lantas kembali ke Mesir dan memilih untuk tinggal di Saudi dan bekerja sebagai muwajih pada ta’lim lil banat di Makkah al-Mukarramah.

Setelah dua tahun, ia dipindah tugaskan ke kementerian pendidikan ditunjuk sebagai direktur pada madaris manarat di Jeddah sekaligus sebagai pengajar di sana selama dua tahun. setelah itu ia dipindah tugaskan ke kementerian urusan haji. Di sini ia juga mendapat tugas untuk mengurusi majalah Islam yang diterbitkan oleh kementerian urusan haji Arab Saudi.

Kemudian ia bekerja sebagai pengajar di Universitas Malik Abdul Aziz pada qism dakwah yang dipimpin oleh As-Syeikh Muhammad al-Ghozali pada kuliyat Syariah. Setelah itu ia menjadi pengajar di Universitas Ummul Qura’, Makkah al-Mukarramah hingga penghujung 1985.
Abdul Aqil berkata tentangnya: “Sungguh telah terbina dari sentuhan tangannya generasi muda di Iraq, Mesir, Urdun, dan Saudi Arabiyah. Generasi tersebut merupakan kilatan cahaya kebangkitan Islam yang penuh berkah di kawasan tersebut.”

Muhammad Abdul Hamid berkata tentang dirinya sendiri: “ Memoarku bersama Asy-Syahid al-Imam Hasan al-Banna –semoga Allah merahmatinya- sungguh semerbak. Beliau merupkan tanda dari tanda-tanda Allah.... aku telah membaiatnya agar aku berkerja hanya untuk Islam, sebagai da’i kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitabillah dan sunnah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di Mesir, Iraq, Urdun, dan Su’udiyah...”

Al-Ikhwani Muhammad al-Ghozali as-Saqa

Ia merupakan intelektual Mesir yang monumental. Keluar masuk penjara tiga kali pada tahun 1369, 1385, dan 1391 Hijriyah.

Al-Ghozali diminta oleh Kerajaan Arab Saudi untuk menjadi penajar di Universitas Ummul Qura, Makkah. Dari sentuhan lembutnya, keluar benih-benih aktivis Ikhwan dengan jumlah yang sangat besar di Tanah Hijaz dan sekitarnya.Ia sangat produktif dalam menulis dan telah mengaram banyak karya.




Al-Ikhwani Abdul Fatah Abu Godah (1917-1997)

Abdul Fatah menempuh pendidikan di Kuliyatul Syariah pada Universitas Muhammad bin Saud, ia lantas melanjutkan pendidikannya di Universitas Malik Su’ud, Arab Saudi.

Ia merupakan peletak metode pembelajaran pada sekolah tinggi kehakiman di Riyad, Universitas Muhammad bin Su’ud, dan juga pada program pascasarjana Universitas Malik Su’ud.

Beliau merupakan orang yang disejajarkan dengan Asy-Syeikh Manna’ al-Qathan sebagai pembesar dakwah sekaligus intelektual pergerakan dan keilmuaan di Riyad, Arab Saudi.

Al-Ikhwani Sayid Sabiq

Sayid Sabiq selain sebagai ulama, merupakan mujahid dalam barisan Ikhwan melawan penjajah dan Isreal. Sama seperti ulama Ikhwan lainnya, ia pun perna mendekam dalam penjara. Meski demikian, semangatnya yang tinggi dalam menyeberkan Islam tidak surut.

Di penjara ia membuka kajian Fikih Sunnah, kitab yang ia karang, dari mulai awal bab sampai akhir tanpa melihat kitab tersebut kerena memang beliau sedang dalam penjarah.

Pada akhir hidupnya, beliau pindah ke Makkah dan mengajar di Universitas Ummul Qura, Makkah al-Mukarramah.


 Al-Ikhwani Manna’ Al-Qathan

Manna’ bin Khalil al-Qathan meninggalkan tanah kelahirannya pada tahun 1953. Ia bertolak menuju Kerajaan Arab Saudi. Tujuannya kesana adalah untuk mengajar di beberapa sekolah tinggi sampai tahun 1908.

Ia dikontrak sebagai pengajar di fakultas Syariah di Riyadl, kemudian pada fakultas Bahasa Arab. Ia ditunjuk sebagai direktur sekolah tinggi kehakiman, kemudian direktur pascasarjana di Universitas Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah.

Beliau juga bertindak sebagai pengawas pada dewan penguji thesis dan dan disertasi di beberapa universitas semisal universitas Muhammad bin Su’ud, Universitas Ummul Qura, dan juga pada Universitas Islam Madinah.

Kemampuannya tersebut, membuatnya menjadi salah satu intelektual terbesar yang dimiliki oleh Jama’atul Ikhwan di Arab Saudi.


Al-Ikhwani Muhammad Qutb

Muhammad Qutb merupakan adik kandung dari Sayid Qutb, pengarang Tafsir dengan genre yang belum ada sebelumnya; tafsir pergerakan.

Ia bekerja di Universitas Ummul Qura’ dan telah membimbing banyak tesis dan disertasi. Beberapa tesis dan disertasi yang perna dibimbingnya antara lain; Sekulerisme; pertumbuhan, perkembangan, serta dampaknya pada kehidupan islami kontempore. Tesis yang ditulis oleh Abdurrahman al-Khuwali;  Dhohiratul irjâ; fi al-fikr al-islamy juga ditulis oleh Abdurraman al-Khuwali sebagai disertasi; al-Wala’ wa al-bara’ fil al-Islam yang ditulis oleh Muhammad Sa’id al-Qahtanil; ahammiyatu al-jihad fi nasyri ad-da’wah al-islamiyah wa ar-raddu ‘ala ath-thowa’ifi ad-dhallah fihi adalah sebuah disertasi oleh Ali bin Nafik al-‘Ulyani; al-Inkhirafaat al-‘aqdiya wa al-ilmiyah fi al-qarnaini ast-tsalis asyar wa ar-rabi’ asyar al-hijriyaini wa atsaruha fi hayati al-ummat oleh Ali bin Bukhait bin Abdullah az-Zahrani sebagai thesis S2-nya.

Penutup

Di samping deretan nama tersebut, masih banyak sekali nama-nama yang belum penulis sebutkan karena banyak hal. Di antaranya adalah keterbatasan sumber dan kurangnya referensi. Oleh karena itu, penulis menunggu saran dari para pembaca untuk melengkapi informasi ini ataupun untuk membetulkan jikalau ada keselahan penyampaian.



Oleh: Hilal Ardiansyah Putra 

Pelantikan Pengurus KAMMI Komisariat LIPIA 2017/2018

Pelantikan pengurus KAMMI LIPIA periode 2017/2018

Jakarta-13/05/2017 Masjid Al-Ikhlas Jati Padang, DKI Jakarta menjadi saksi bisu atas terlantiknya pengurus KAMMI LIPIA periode 2017-2018. Tak terasa, setahun kepengurusan telah berlalu. Tiba waktunya bagi KAMMI LIPIA untuk beregenerasi. Malam ini menjadi malam  bersejarah bagi para kader KAMMI LIPIA yang terlantik, karena pada malam ini mereka akan memikul beban amanah baru dalam perjalanan da’wah di organisasi ini.

Malam Sabtu pukul 20.00 WIB agenda Pelantikan pengurus KAMMI LIPIA periode 2017-2018 resmi dibuka. Acara ini dibawakan oleh salah satu pengurus demisioner KAMMI LIPIA yaitu saudara Faiz Zamzami. Tidak lupa acara ini diiringi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh saudara Ibnu Sina sebagai rasa syukur dan berharap agar Allah SWT melimpahkan keberkahan pada acara malam ini. Kemudian acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan Hymne KAMMI yang dipimpin oleh saudara Ahmad Rifa’i sang dirijen legendaris KAMMI LIPIA selama 3 periode,  

serta dilengkapi dengan pembacaan Kredo KAMMI yang dipimpim oleh saudara Nur Fajrin Aslam sebagai sekertaris umum KAMMI LIPIA periode 2017-2018.

Setelah selesai beberapa rangakaian acara pembuka, tibalah acara inti yaitu pelantikan para pengurus periode 2017-2018. Pelantikan ini dipimpin oleh Ust. Abdullah Mas’ud Al-Akhyari (Ketua Umum Pengurus Daerah KAMMI Jakarta Selatan) dengan pembacaan SK dan pengucapan sumpah dari para pengurus baru. Setiap nama pengurus yang dipanggil akan maju kedepan membentuk barisan dengan mengenakan jaket kebesaran KAMMI LIPIA, lalu di lanjutkan dengan pembacaan sumpah yang diucapkan secara serentak. Di akhir pelantikan Ust. Abdullah Mas’ud Al-Akhyari berpesan agar seluruh  pengurus KAMMI LIPIA bisa terus amanah dan terus berkarya.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan jaket dari ketua umum KAMMI LIPIA demisioner (Amrin Nafis) kepada ketua umum KAMMI LIPIA yang baru (Muhammad Saihul Basyir),  disempurnakan dengan penyampainan kata sambutan oleh Muhammad Saihul Basyir sebagai ketua umum.  Basyir menyampaikan dalam sambutannya : "Mulai malam ini, kawan-kawan sekalian adalah bagian inti dari KAMMI LIPIA, dan KAMMI LIPIA adalah bagian dari KAMMI Jaksel, dan KaMMI Jaksel adalah bagian dari KAMMI Wilayah Jakar. Pertarungan di Jakarta selalu ketat dan panas. Disini tempat dimana pertarungan politik selalu panas, pertarungan ideologi dan gagasan juga selalu keras. Oleh karenanya, jika aksi-aksi kita di jalanan, wacana-wacana kita di meja diskusi, dan lobi-lobi kita di ruang-ruang diplomasi tidak didasari atas keimanan yang tinggi pada Allah.. maka akhir gerakan kita akan tamat."

Penyerarahan jaket dari ketua umum demisioner kepada ketua umum baru

Penghujung acara diisi dengan penyampaian kesan pesan dari pengurus demisioner, yang kali ini disampaikan oleh saudara Luthvi Mahlawi sebagai ketua departemen ekonomi periode 2016-2017. Lalu acara ditutup dengan pembacaan doa dari saudara Nu’man Abdul Mu’iz sebagai penyempurna acara ini. Setelah acara ditutup, sekertaris umum mengarahkan agar setiap pengurus berkumpul dengan departemennya masing-masing untuk melakukan perkenalan dan briefing sekilas tentang departemen yang mereka tempati.



Ada kurang lebih sekitar 64 kader yang dilantik menjadi pengurus pada malam ini. Disebar kedalam 5 departemen (Kaderisasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Mekominfo, Sosmas), dua LSO (Istana Qur’an Al-Fath, dan Institut Da’wah Tauhid), dan BPH (Badan Pengurus Harian) beserta turunannya.


(Rep: Salman Al-Farisi Basyir)











Muskom XVII KAMMI Lipia, Saihul Basyir Terpilih Sebagai Ketua Umum



Depok-06/05/2017 Sekolah alam Depok, Jawa Barat  menjadi saksi akan sejarah baru yang telah dicatat oleh KAMMI LIPIA. Hari yang telah direncanakan pun tiba. Tak terasa, setahun kepengurusan telah berlalu. Acara MUSKOM KAMMI LIPIA XVII pun terlaksana hari ini dengan tema “Regenerasi Kader Unggulan Sebagai Representasi Komisariat Berbasis Ulama Negarawan”.

Pagi itu sekitar pukul 03.00 WIB agenda muskom (musyawarah komisariat) KAMMI LIPIA resmi dibuka dan digelar. Pembukaan muskom diwaktu tahajjud ini memberikan keberkahan dan semangat para peserta serta antusias menghadiri kegiatan ini, dimana secercah pintu harapan yang mereka bawa pada raut wajahnya tidak mampu lagi untuk disembunyikan.

Acara pembukaan Muskom sukses dibuka, tidak lain atas peranan penting dari saudara Ali Mahfuzh sebagai MC. Kegiatan yang dimulai dengan pembacaan kalam ilahi oleh Nu’man Abdul Muiz adalah sebagai cerminan kita dalam mensyukuri atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan tidak ada habisnya. Kemudian acara dilanjut dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne KAMMI yang dipimpin oleh sang dirijen 3 periode Ahmad Rifa’i, serta dilengkapi dengan sambutan dari ketua pelaksana, Muhammad Rizki dan sambutan dari ketua umum KAMMI LIPIA 2016/2017 Ahmad Amrin Nafis.

Selesai acara pembukaan seluruh peserta digiring untuk menyambut persidangan yang pertama yaitu sidang pleno 1 yang mencakup : Penetapan agenda musyawarah, pembahasan dan penetapan tata tertib, serta pemilihan dan penetapan presidium sidang tetap. Sidang pleno I ini sendiri dipimpin oleh presidium tahun lalu yaitu  Muhammad Umair (Presidium 1), Muhammad Amru Al Fikri (Presidium 2) dan Septi Malian Hidayat (Presidium 3).

Terdapat perbedaan argumen kala sidang menuju pada poin pemilihan presidium sidang, namun hasil musyawarah telah menetapkan Yusuf Ishlahuddin Kholid sebagai presidium 1, Ali Mahfuzh sebagai presidium 2, dan Mahatir sebagai presidium 3. Maka tidak lama sekitar 1 jam lebih sidang pleno I pun ditutup dengan diketuknya palu sidang dan bacaan hamdalah.

Pukul 09.00 acara muskom dilanjutkan kembali setelah sebelumnya beberapa acara telah dilalui. Ruangan yang cukup luas kembali menjadi lautan manusia yang terlanjur terlahir sebagai makhluk daerah. Dengan semangat yang menggelora beberapa peserta begitu antusias menanti sidang pleno II yang akan segera dimulai. Dimana tidak lain pembahasan yang dibawa pada sidang ini adalah laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepengurusan KAMMI LIPIA periode 2016/2017, pandangan umum, dan pengesahan LPJ.

Sidang pleno II sendiri dikawal langsung oleh presidium sidang 1 Yusuf Ishlahuddin, dengan gaya memimpin yang tegas dan sesekali menebarkan senyum adalah salah satu senjata terampuh baginya dalam memimpin sidang tersebut. Persidangan pun berjalan dengan kondusif dan lancar.

Sementara itu para pemimpin di setiap departemen pun telah menempati tempat duduk masing masing dan tengah menyiapkan diri untuk segera mempresentasikan laporan pertanggungjawaban, dan begitu teramat jelas jika mereka telah siap untuk dikritik pun dimintai pertanggungjawaban. Kemudian satu persatu laporan dipaparkan, tak sedikit peserta sidang melototi sembari menyiapkan pertanyaan pertanyaan atas beberapa kejanggalan yang terdapat pada laporan tersebut. Beberapa peserta kerap sekali melontarkan pertanyaan-pertanyaan saat sesi tanya jawab disuguhkan.

Setelah pemaparan dan sesi tanya jawab dikira cukup mampu diselesaikan, kembali dilanjutkan dengan pengesahan LPJ. Namun kala itu waktu telah menunjukkan pukul 11. 50, maka sidang pun diskorsing selama 30 menit untuk melaksanan kewajiban solat zuhur dilanjutkan makan siang.

Usai pengesahan LPJ acara berlanjut pada sidang komisi. Komisi A membahas tentang Kerangka umum proses pemilihan ketua umum dan koordinator perempuan, sedang komisi B membahas tentang PKK (Panduan Kerja Komisariat). Sidang ini tentu untuk meneliti kembali draf rancangan sidang, baik dari segi isi maupun redaksi. Dan alhamdulillah sidang komisi telah terselesaikan dengan baik.

Setelah pengesahan draft rancangan sidang, tak terasa senja sudah menampakkan dirinya. Sidang pun diskorsing kembali untuk menunaikan solat maghrib dan makan malam. Mencharger kembali energi dan semangat yang telah hilang. Dan menyusun kembali wajah  -wajah yang sempat lesu. Agar setelahnya acara dapat berlanjut dengan lebih seksama.

Setelah menunaikan solat isya, ruangan sidang kembali dipenuhi sosok - sosok tangguh nan berwibawa, yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan dalam organisasi ini. Inilah sidang pleno ke V. Puncak dari rangkaian acara ini. Sang ketua umum KAMMI Komisariat LIPIA pun memeperkenalkan satu persatu kandidat ketua umum KAMMI LIPIA.

Pertama kali diperkenalkan adalah Muhammad Saihul basyir ka. Dept kaderisasi. Dilanjutkan oleh Fahmi Amrillah yang saat ini menjabat sebagai kadept sosmas. Lalu Nur Fajrin Aslam ka. Dept Mekominfo, Rejoyo Santoso sang direktur idete dan Syaifuddin Kepsek al Fath.                                                                              Dari akhwat yaitu saudari Iffa Abida staff mekominfo, Atika Tazkiyah BP, Zaimmatu Rosyidah staff kaderisasi, Nur Halimah staff ekonomi dan Nur Mawaddah sebagai staff KP.

Setelah memperkenalkan kandidat kandidat ketua umum dan koordinator akhwat, ketua umum KAMMI komisariat LIPIA mohon undur diri beserta para kandidat untuk musyawarah mufakat di ruangan yang berbeda.

Dengan durasi musyawarah mufakat yang cukup lama, para peserta pun berinisiatif untuk mengisi kekosongan dengan menonton film, dan video dokumenter KAMMI LIPIA. Sejenak untuk merefresh otak dan otot - otot agar rileks kembali.

Tepat pukul 23.30 musyawarah mufakat selesai. Sang ketua umum KAMMI LIPIA 2016/2017 Ahmad Amrin Nafis pun maju ke podium untuk menyampaikan hasil musyawarah mufakat yang dilaksankan kurang lebih 3 jam. Dan alhamdulillah, sosok yang telah dinantikan untuk memimpin perjuangan ini telah ditetapkan. Beliau adalah sosok muda yang cerdas, tegas dan mempunyai visi misi yang kuat untuk memajukan KAMMI komisariat LIPIA. Muhammad Saihul Basyir terpilih sebagai Ketua Umum KAMMI Komisariat LIPIA periode 2017/2018. Dilanjut dengan pengumuman koordinator akhwat periode 2017/2018 adalah saudari Iffa Abida. Barakallah.

Ketua umum terpilih pun menyampaikan sedikit orasinya di depan para anggota KAMMI LIPIA yang hadir diruangan itu. “Pastikan keberadaan antum di KAMMI LIPIA ke depan adalah karena ingin bergerak secara berjamaah, bukan bergerak sendiri dan menghasilkan amalan fardi. Karna sebaik baik amalan ibadah adalah yang berjamaah” ujar sang ketua umum dengan semangat baru mengemban amanah baru. Barakallah wa innalillah. Semoga menjadi pemimpin yang yang amanah dan adil dalam perjalanan kedepannya. Dan kepada ketua umum juga koordinator akhwat semoga bisa mengemban amanah dengan bahagia, ikhlas dan ketjeh selalu, dan semoga setahun memimpin KAMMI LIPIA Allah balas dengan pahala dan keberkahan. Semoga Allah selalu memberkahi jalan dakwah ini. ALLAHU AKBAR !!!      

Dan acara muskom XVII KAMMI LIPIA ini pun diakhiri dengan acara penutupan, salam salaman, dan kesan pesan dari kader - kader KAMMI LIPIA. Salah satu testimoni ‘’saya merasa kekeluargaan yang begitu erat dikepengurusan tahun ini’’ ujar Saudari Idzni Fitri koordinator akhwat 2016/2017.                                                             
Untuk Indonesia, kami siap, jayakan! (jargon keren muskom XVII). KAMMI LIPIA!! SEMANGAT BARU!! ALLAHU AKBAR!!!

Rep: Afifah/ Red: NFA