Shidqu Qudwah

Part 1
Pada hari itu terlihat sekelompok budak menghadap kepada imam hasan al bashri –seorang ulama’ yang dijadikan rujukan dan di ambil fatwanya-. Salah satu di antara mereka berkata : “Wahai imam, bicaralah pada khutbah jumat nanti tentang kemerdekaan dan keutamaan memerdekakan budak di hadapan tuan-tuan kami”, sang imam pun menjawab : “Insyaallah akan aku sampaikan pesan kalian”.
Hari jumat pun tiba, namun apa yang mereka tunggu tidak disampaikan, entah karena sebab apa???. Pada jumat berikutnya pesan mereka belum kunjung disampaikan sang imam, hingga bulan pertama pun berakhir. Akhirnya mereka mendatangi sang imam untuk kali kedua dengan permohonan yang sama, dan sang imam pun hanya mengatakan: “insyaallah akan aku sampaikan”.
Para budak pun sabar menunggu akan diangkatnya permasalahan mereka di hadapan tuan-tuan mereka, dari hari ke hari, jumat ke jumat, hingga akhir bulan kedua pun sang imam belum juga menyampaikan pesan yang merekaajukan; hingga akhirnya mereka bersepakat memohon kepada sang imam untuk yang terakhir kalinya. Dan sebagai ulama’ yang faham betul akan syari’at, beliau hanya berkata sabagaimana yang disamapaikan pada kesempatan pertama dan kedua.
2 bulan lamanya mereka menanti, tapi sang imam tak kunjung mengangkat permasalahan yang mereka ajukan, dan karena kecewa dan putus asa; mereka tidak mau memohon lagi kepada sang imam.
Tak disangka pada pekan terakhir dari bulan ke tiga, tiba-tiba sang imam berkhutbah tentang masalah yang mereka ajukan. Selesai shalat jumat tampak segerombolan budak mengepung sang imam dan berkata: “Wahai imam, kali ini kami datang bukan untuk memohon kepada anda, bukan pula untuk mengucapkan terima kasih, tapi kami datang untuk mengungkapkan kekecewaan dan kekesalan kami kepada anda. Tiga bulan kami menunggu hingga tuan-tuan kami memerdekakan kami, dan anda baru berbicara tentang hal itu???
Menghadapi massa yang sangat emosional, sang imam pun mejawab dengan penuh keyakinan dan kewibawaan: “Maaf jika aku terlambat menyampaikan pesan kalian di hadapan mereka, bagaimana mungkin aku menganjurkan kepada mereka suatu hal yang belum pernah aku lakukan?, sejak kedatangan kalian yang pertama aku tidak punya budak yang bisa aku merdekakan, saya berdoa kepada allah agar mendapat rizqi yang bisa aku gunakan untuk membeli budak, tapi hal itu tak bisa tertunaikan, hingga allah memberiku rizqi yang akhirnya aku gunakan untuk membeli 2 orang budak dan kemudian aku merdekakan di hadapan khalayak ramai, dan sejak itulah para tuan-tuan memerdekakan budak-budak mereka. Seusai mendengar penjelasan sang imam; para budak pun hanya bisa tertegun dan tersipu malu akan kebijaksanaan yang dilakukan oleh sang imam.

Ikhwaty fillah.., dari kisah di atas kita mendapatkan beberapa pelajaran yang bisa kita jadikan pijakan untuk mengarungi ladang da’wah di dunia ini. Insyaallah akan ana uraikan pada kesempatan berikutnya pada “Shidqu Qudwah Part 2”.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »