kammilipia.com-Perubahan ini dinahkodai oleh kepemimpinan yang bijak dan tidak berbenturan dengan hukum alam dalam perubahan serta tidak tertipu dengan semangat membara; karena ia mengetahui bahwa orang yang sangat bersemangat, reaktif dan emosional kadang-kadang menjadi orang yang paling mudah tergoncang, larut dan kalah ketika berhadapan dengan kesulitan dan realitas lapangan. Motivasi, dorongan dan semangat yang luar biasa secara umum berasal dari beberapa hal berikut :
a. Tidak mengetahui hakikat beban.
b. Kadang berasal dari kecilnya kemungkinan kesulitan dan kekalahan, lantas mendorongnya untuk melakukan gerakan, perlawanan dan kemenangan tersebut sehingga ketika ia berhadapan dengan beban-beban yang ternyata lebih berat dari perkiraan, serta-merta mereka menjadi orang-orang di barisan pertama yang mengalami kegoncangan dan kegentaran. Firman Allah SWT. “tidaklah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka,”tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!” setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata, “Ya tuhan kami, mengapa engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai beberapa waktu lagi? “katakanlah, “kesenangan di dunia itu hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (An-nisa :77)
Imam Asy-Syahid berkata, “Aku berharap kalian bijak dalam mengambil langkah dan hendaknya kalian meluruskan jalan kalian dengan akal dan perasaan secara bersamaan. Jangan biarkan bara semangat menyetir kalian ke jalan yang tidak bermanfaat bagi kepentingan dakwah.”
Dalam hal ini beliau juga mengatakan, “Mereka lebih memilih sikap perlahan-lahan namun bijak demi meraih kemenangan yang gemilang.” Adapun dalam menolak marabahaya atau berpegang teguh dalam dakwah maka sesungguhnya, “ sikap perlahan-lahan dan tenang akan menghentikan gerak maju dan merenggut kemenangan mereka, dan pada saat itu merekapun mengetahui bagaimana mempertahankan dakwah mereka.”
Karya : Dr. Abdurrahman Al-Mursy Ramadhan
EmoticonEmoticon