Dosa ku, telah abaikan mu Ibu...





Oleh : Bintu Shodiqin              

Seketika itu juga aku menangis. Rasanya ingin sekali aku mengejarnya dan memeluk erat dirinya. Sudah sekian bulan aku tak menatap wajah teduh nya. Tapi, kenapa dibalik kerinduan ku yang mendalam masih saja aku sering mengabaikannya?
                Ummi, bukan lah seorang ibu rumah tangga yang gaul dan uptodate. Ummi hanya seorang guru di sebuah desa, hanya seorang caleg dari pesisir kota, bukan siapa-siapa dimata dunia, tapi ummi adalah ibu yang paling besar jasanya dan paling aku cinta didunia.
                Rasa berdosa kian menggelayuti hati ini. Entah mengapa bisa aku abaikan sms dari nya. Ah ummi, pukul lah anak mu yang tak tahu diri ini.
                Sudah ku bilang, ibu ku bukan seperti ibu-ibu lain yang aktif di dunia maya. Ibu ku, bahkan hp nya masih buatan cina. Ibu ku kerap kali bertanya, bagaimana menggunakan facebook? Nak, bisa tidak kamu cari pengguna facebook dengan nama ini? Nak, bagaimana cara buka facebook melalui seluler? Nak, ummi pengen ganti foto facebook, cara nya gimana? Nak, carikan pertemanan sama orang-orang desa ya? Biar ummi bisa posting tentang PKS dan sosialisasi juga lewat facebook. Naak...???
Dan berbagai pertanyaan lain nya.
                Ah ummi, 2 hari lalu engkau menghadiri Kampanye akbar PKS di kota kita. Aku yang jauh di ibukota hanya dapat mendengar cerita lewat media. Dan hari itu akupun disibukkan dengan beberapa agenda. Pasca kampanye, sempat aku mendapat sms dari mu ummi, “Nak, ummi mau masukin foto kampanye ke facebook, tapi kok nggak bisa ya? Cara nya gimana?” dan aku, yang sedang disibukkan dengan agenda organisasi kampus ku saat itu hanya membalas singkat “Maaf ummi, aku lagi ada agenda.” Astaghfirullah, mengingat ini rasanya hati ku terpukul! Kelu! Betapa aku meremehkan seorang yang telah mencurahkan segenap cinta nya padaku sekian lama. Padahal, ummi ku sangat ingin memamerkan kemewahan kampanye yang ia hadiri hari itu. Padahal ummi hanya ingin berbagi ekspresi bahagia lewat akun facebook nya. Padahal, ummi ingin akrab dengan facebook hanya karna alasan ingin turut serta meramaikan nama partai dakwah ini di sosial media. Bukan sekedar berstatus ria. Ummi tak pandai bermaain twitter, hanya facebook yang ia punya. Dan aku? Aku telah mengabaikannya. Sampai pagi ini air mata berderai menyusuri pipi ini, membaca sebuah postingan di facebook, ya! Itulah akun ummi ku, yang sudah berhasil memamaerkan pesona kampanye akbar PKS di hari lalu. Sepele memang, hal ini sepele bagi kita yang sudah ahli berfacebook ria dan bertwitter ria. Tapi bagi ummi, ini adalah hal asing yang harus ia pelajari secara perlahan. Ah ummi, betapa aku bersalah telah abaikan tanya mu. Maafkanlah aku ummi. Maafkan aku...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »