Generasi 97, kini Anda berusia 20 Tahun



Kita bersyukur saat ini sudah berusia 20 tahun. Banyak sekali hal-hal yang telah kita lalui, pahit, manis, suka maupun duka.


Mungkin di waktu SD, SMP kita masih merasakan permainan-permainan tradisional yang begitu menyenangkan, namun ketika menginjak usia SMA, kita mulai mengenal terknologi modern, hingga sekarang.


Secara tidak sadar, kita telah melalui banyak sekali tantangan, maupun hambatan yang lainnya, dan akan lebih berat lagi tantangannya di usia 20 tahun ke atas.



Namun, apa saja yang sudah kita dapatkan di usia 20 tahun ini..?


Apakah kita sudah membahagiakan kedua orang tua kita, keluarga kita, atau yang lainnya ? Apakah kita memberi manfaat kepeda mereka atau malah sebaliknya ?


Maka tulisan ini sebagai pengingat saya sendiri, dan untuk pembaca sekalian.


Saya juga tidak mengatakan, bahwa saya adalah yang terbaik, atau tidak pernah salah, namun tentu kita tidak ingin menyepelekan kesempatan hidup di dunia ini kan ?



Maka, apakah Anda masih ingin bermain-main dengan waktu ?


Stop, jangan lakukan hal-hal yang sia-sia. Ketahui lah bahwa usaha-usaha kita di usia produktif ini, adalah penentu 5 atau 10 tahun yang akan datang.


Mulailah memikirkan masa depan ! Kita sudah dewasa.


Jangan cuma menghabiskan waktu dengan bermain game, atau sibuk bermain dengan media sosial saja.

Namun, cobalah membaca buku-buku motivasi, isi waktu Anda dengan kegiatan yang bermanfaat. Buatlah target untuk masa depan, atau bahkan berpikir untuk menikah ?



Persiakan lah diri Anda, untuk mengarungi kehidupan ini..!


Saat kecil kita bercita-cita sebagai Dokter, Guru, Pejabat, maupun yang lainnya, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk merealisasikan mimpi itu, tentu dengan segala potensi dan kemampuan yang kita miliki, serta ketulusan niat.



Sekali lagi jangan mempermainkan waktu Anda dengan hal-hal yang sia-sia sebelum menyesal di hari esok.


Dan satu lagi, kita tidak tahu sampai kapan usia ini. Maka kerjakanlah kebaikan-kebaikan, jadilah 
bermanfaat kepada yang lainnya, dan jauhi hal-hal yang sia-sia.


Selamat datang generasi 97 di usia ke 20 tahun ini, sudah saatnya Anda mewujudkan mimpi-mimpi Anda untuk menjadi kenyataan.



Bagus Aji Prayoga (Badan Pengurus Harian TPA Al-Fath)

Memasuki Tahun



Memasuki tahun baru 1439 H umat Islam benar-benar bagaikan hidangan di meja makan. Suara tak terdengar, kekuatan tak terlihat, tercerai berai tak  terikat. Jadi santapan para penikmat kelezatan dunia. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, "wahai Rasulullah apakah karena kita sedikit saat itu?" Pertanyaan penuh heran dan keprihatinan. " Tidak!" Jawab Rasulullah "bahkan saat itu kalian sangat banyak, tapi bagaikan buih di tengah lautan". Dan Rasulullah sebutkan penyebabnya, "sungguh Allah mencabut rasa segan dari dada musuh atas kalian, dan Dia lemparkan penyakit wahn kepada kalian". "Apa itu wahn ya Rasulullah?!" "Cinta dunia dan takut mati". (Untuk redaksi haditsnya bisa dilihat di sunan Abu Dawud, 3745)

"Ya Rasulullah, itu adalah kami" inilah komentar saya jikalau diperkenankan.
Muharam adalah bulan kemenangan sekaligus tahun baru bagi umat Islam. Musa bersama pengikutnya diselamatkan dari penindasan penguasa dhalim. Dan Allah tenggelamkan kedhaliman itu di laut merah. Tapi, duhai miskinnya manusia, tetap saja kebanyakan mereka tak mau mengambil pelajaran. Kini terulang kembali kejadian tersebut. Para hamba Allah dikerubuti oleh kedholiman penguasa. Hanya jeritan dan rintihan yang bisa disuarakan. Dan berharap akan datang pertolongan Allah sebagaimana yang telah dianugerahkan kepada Musa -alaihis salam-. Dan saya katakan "belum saatnya", karena virus wahn masih mengalir di pembuluh darah kita. Afghanistan, Iraq, Syiria, Yaman, Arakan dan lainnya adalah midnight bagi Islam.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ketika tiba di Madinah, beliau mendapatkan sekelompok Yahudi mereka berpuasa pada hari Asyuro, dan beliau bertanya: (apa ini?) lalu mereka berkata: 'Ini adalah hari yang baik, yaitu hari Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuhnya, maka Nabi Musa berpuasa di dalamnya'. Maka Beliau bersabda: "(Aku lebih berhak dengan Nabi Musa dibanding kalian)", maka beliau berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa.' (HR. Bukhari, no. 2004)

Jum'at Dua belas rabiul awal tahun ke empat belas kenabian, Rasulullah dengan menunggang unta dan Abu Bakar memboncengnya melangkahkan kaki mulianya di Madinah. "Thala'al Badru Alaina min tsaniyatil wada'i" yel kebahagiaan titik tolak kemenangan umat Islam setelah 13 tahun lamanya hidup dalam bayang-bayang kesemenaan penguasa. Harta dan nyawa bukanlah hal yang mahal bagi pendahulu umat ini yang telah mereka bayarkan demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi. Dan Allah Ta'ala berikan kemenangan-Nya dengan bayaran kucuran darah dan harta yang dikorbankan.
“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. 

Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam”. [HR. Imam Ahmad, 4/273]

Selamat datang di zaman rakyat adalah korban pejabat. Merujuk pada sabda Rasulullah diatas, maka kita sedang berada di fase ke empat. Fase kekuatan dan senjatalah yang berkuasa. Para raja ketakutan akan lengser dari kursinya, mereka lupa bahwa kekuasaan pastilah sirna. Mereka tak lagi memikirkan nasib Islam dan keadilan rakyatnya.karena disibukkan bagaimana untuk melanggengkan kedudukannya. Dan kitalah umat yang terpilih sebagai roda dan jembatan menuju fase persatuan muslimin diatas minhaj kenabian.

"Penguasa diktator selalu punya tentara dan Mufti" ucap Syaikh Thoriq suwaidan dipenutupan muhadhorohnya. Kalau kita perhatikan memang kedua inilah alat yang paling efektif untuk menjaga eksistensi kekuasaan. Tentara sebagai eksekutor pembangkang dan Mufti sebagai pemilik fatwa yang diikuti. Maka jika ada yang menolak kebijakan pemilik kursi (baca raja) jeruji besi adalah kandangnya. Tak sedikit Ulama', da'i dan aktifis penyuara kebenaran yang jadi mangsanya. Mereka dibungkam dengan kekuatan militernya. Dan rakyat yang buta qodhoya umat tak ada jalan kecuali tunduk dan sekata dengan rahib agama yang mereka percaya. Selamat datang di zaman Islam bukanlah yang utama karena kekuasaan lebih menggoda. Tahun baru menyambut kita, pastinya dengan episode yang lebih seru dan mengasyikkan. Pertanyaannya sekarang, akankah kita bertahan sebagai menu lezat musuh Islam?? Butuh dosis besar untuk membunuh virus wahn (kikir dan tak mau berkorban/berjihad).
Terakhir saya ingin mengutip syair dari Syaikh Jihad Turbany,

أيها التاريخ عدنا… قد رجعنا من جديد
بالدماء قد كتبنا… صفحة المجد التليد


Rejoyo Santoso (Pimpinan Institut Dakwah Tauhid)

الوقت في حياة المسلم





هل شربتم عصيرا ؟ وهل صنعتموه ؟

حينما نعصر الفواكه  ، سنحصل على قدر قليل من الماء مقابل الفواكه الكثيرة أو الكبيرة ، وهذا العصير القليل نشربه ونتلذذ به وننتفع منه . أما باقية من الفواكه نرميها لعدم نفعها . فاعلم إن مثل الوقت في حياة الإنسان كذلك . ما من فوات الأعوام إلا وهي ذاهبة بلا جدوى كأنها أقشار الفواكه التي رميناها ... ومدة قليلة منها نستغلها للعبادة والعمل والإنتاج والابتكار. ألا وهي مدة قصيرة نديرة من الأعوام الطويلة !

قال الشاعر :
والوقت أنفس ما عنيت بحفظه                               وأراه أسهل ما عليك يضيع
وقال أحمد شوقي :
دقات قلب المرء قائلة له                                     إن الحياة دقائق وثواني

إن الوقت ينفذ كالسهم . غادر الغافل عن حياته . ولا يحسه إلا بعد مماته . ويوم يقوم التغابن ويبعث من مرقده ، ليدرك التحسر عن تفريط حياته .. كأنه يوم يراه لم يلبث إلا عشية أو ضحاها ...
فصدق الله الذي قال في إحدى سوره :
وَالْعَصْرِ (١)  إِنَّ الْإِنسٰنَ لَفِى خُسْرٍ (٢)

نعم ، إن الإنسان لفي خسارة . غرق في اللهو واللعب . وتعدى في الكسل والأسى . وفرط أموره . لايعرف قيمة الوقت فيفعل ما يشاء ويريده . ولكن ، هل يقصد أن الإنسان كله في خسارة ؟

أجاب الرحمن بالآية التي تليها :
إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِالصَّبْرِ (٣)

إن المؤمنين الحقيقيين يخافون الله فاطر السموات والأرض . فيمتثلون أوامره ويجتنبون نواهيه . وينظمون أوقاتهم  ولا يؤجلون أعمالهم ؛ لأنهم يدرون أن موارد الموت ليس لها مصادر ، وأنهم سوف يسألون عن أوقاتهم فيما أفنوها. فالمؤمنون يدومون الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر . ويقومون بالتواصي بالحق والصبر في الطاعة .

فيبقى سؤال ينبغي على أنفسنا .هل فعلنا مثل ما يلزم على المؤمنين الحقيقيين كما في سورة العصر كي لا نكون من الخاسرين ؟

نتمنى ذلك .

_ابنة الحليم_
Oleh : Nur Mawaddah  (Direksi IDETE)