Mungkin Cara Kita Yang Salah


Menjadi fitrah manusia memiliki keinginan dan tujuan yang ingin diraih. Entah itu bersifat materi dunia seperti kekayaan uang dan harta, pendidikan yang tinggi, ataupun mendapatkan pasangan yang didambakan. Atau bisa juga tujuan-tujuan yang bersifat ukhrowi seperti mendapatkan pahala dan surganya Allah SWT. Tentunya dalam perjalanan menggapainya dibutuhkan usaha semaksimal mungkin dengan kadar kemampuan yang ada. Namun terkadang dan bahkan seringkali banyak kendala yang menghalangi. Perjalanan tak semulus dan semudah yang dikira. Ketika merasa seakan sudah mencapai pada ujung batas kemampuan seringkali berlepas diri dan meminta kepada yang maha kuasa menjadi senjata terakhir. Ini adalah sebuah kesalahan, bukan berarti meminta kepada pemilik segalanya adalah kesalahan, namun mungkin cara memintanya yang salah sehingga jawaban tak kunjung datang. Seharusnya meminta, berserah diri, ataupun berdoa kepada Allah haruslah ditempatkan di awal setiap perjalanan. Bahkan tidak hanya di awal melainkan di setiap langkah perjalanan untuk menuju cita-cita yang diinginkan haruslah terus diiringi dengan doa. Janganlah menjadi model manusia yang mana ia hanya berdoa ketika dalam keadaan susah, ketika akan tenggelam di lautan ia mengangkat tangannya meminta perlindungan Allah, namun ketika Allah selamatkan ia dari marabahaya, ia lupa dan berpaling dari Allah (Al Isra:67).

Maka dari  itu intropeksi diri sangatlah penting. Masihkah diri ini lupa akan besarnya rahmat Allah yang Ia siapkan bagi hambanya yang meminta kepadanya, “Berdoalah kepadaku, maka niscaya aku akan kabulkan” (Ghafir:60). Adakah hal-hal yang menghalangi tercapainya harapan dan cita-cita, mungkinkah itu akibat kurangnya interaksi dengan yang maha kuasa. maka beristighfarlah kamu kepada tuhanmu, sesungguhnya Ia maha pengampun (Nuh:10).

Inilah fungsi doa sebagai senjata bagi orang beriman. Dimana setiap langkahnya ia haruslah selalu melafalkan dzikir dan doa kepada Allah. Allah SWT juga sudah mensyariatkan bermacam-macam doa yang bisa diamalkan dalam setiap kondisi. Syariat Allah membahas secara luas semua aspek kehidupan, termasuk di dalamnya bagaimana berdoa kepada Allah dalam berbagai macam kondisi. Karena dalam melakukan sebuah amalan entah itu bersifat duniawi ataupun ukhrowi haruslah dimulai dengan asma Allah yang agung dan tentunya dengan mengharap ridho Allah SWT. Karena apalah arti usaha yang dilakukan tanpa adanya keikhlasan yang utuh untuk menggapai ridho Allah. Maka berdoalah kepada Allah agar menjadi bagian daripada orang-orang yang Allah ridhoi.


Penulis : Muhammad Umair (Ketua Dept Kaderisasi KAMMI LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »