Arjuna si Jomblo Luntang Luntung vs Imam Ahmad Bujangan Kelas Atas



Tampan. Pintar. Santun. Bangsawan. Itulah gambaran sang Arjuna pencari cinta lakon Ramayana. Permisalan paling cocok buat para bujangan. 


Dalam dunia pewayangan Arjuna adalah simbol pria menawan idaman wanita. Ketampanan yang mempesona dihiasi dengan kesantunan unggah-ungguhnya, memukau setiap mata yang meliriknya, ditambah lagi jago di medan perang. Menjadikan setiap wanita klepek-klepek jatuh cinta. Bertekuk lutut dihadapannya. Tidak ada alasan bagi kaum hawa untuk tidak tercuri hatinya.


Tapi itu Arjuna, bukan kita. Arjuna hidup di dunia pewayangan, sedangkan kita berada dalam the real life. Tentu berbeda. Makanya jangan berharap jadi Arjuna. Atau gini aja, kalau kamu bermimpi pingin jadi Arjuna, ambil bantal, berbaring, pejamkan mata.


Itulah sedikit gambaran para bujangan pencari dampingan, kalau bahasa romantisnya 'Arjuna Pencari Cinta'. Panggilan lainnya adalah jomblo yang bagaikan kumbang bebas terbang di alam liar dan hinggap di ranting daun dan bunga yang dinginkan. 


Manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. Artinya ada kebutuhan lahir dan batin manusia yang hanya bisa dirasakan ketika dirinya menjalin hubungan dengan seseorang. Seperti kasih sayang pengayoman, perhatian, sampai kebutuhan biologis. Dan itu semua bisa terealisasikan ketika sudah ada pasangan disampingnya. Dan yang banyak terjadi di kalangan muda dan remaja saat ini adalah mereka salah dalam menyalurkan fitrah dan naluri berpasangan ini, yaitu dengan pacaran. Atau ada yang bilang HTS (Hubungan Tanpa Status).


Oleh karena itu, sangat wajar jika seseorang akan merasa tentram, damai, senang, tenang ketika bersama pasangan. Sebab, memang manusia tercipta berpasangan-pasangan. Dalam firman Allah SWT yang artinya "dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah" (QS. Adz Dzariyat: 49)


Hidup membujang itu ada dua, antara pilihan dan keterpaksaan. Ada yang membujang karena jodoh belum datang. Sebenarnya hati sudah mantap, mental siap, meteri oke, tapi apalah daya wanita idaman masih di seberang jalan. Ada juga yang memang belum siap secara mental. Materi ada, calon di pelupuk mata, namun belum berani menikah, ya sudah gak bisa dipaksakan. Ada juga yang belum siap materi, lalu bertekad mengejar karir terlebih dahulu. Ada juga yang membujang belum mau nikah tanpa alasan yang jelas.


Apapun alasan kita menunda nikah dan membujang, tafadhdhol. Tapi harus ada orientasi yang jelas, biar penuh makna dan tidak hilang sia-sia begitu saja.


Kita harus banyak belajar pada ahlinya, bagaimana cara mengoptimalkan waktu bujangan? Siapa lagi kalau bukan ulama' kita. Tentu mereka pernah melewati masa masa ini, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang memutuskan untuk hidup membujang. Baik yang sementara maupun yang selamanya. Bukan mereka tidak paham hukum nikah dalam islam, bahkan mereka menulis bab-bab tentang nikah di buku-buku karya mereka. Dan mereka sangat menganjurkan untuk mengikuti sunnah Nabi ini.


Imam Ibnu Jarir At-Thobary (224-310 H), siapa yang tidak kenal beliau? Beliau adalah ulama' pertama yang menulis kitab tafsir klasik di dunia islam yang di kenal dengan Tafsir At-Thobary ( Jami'ul bayan fii ta'wilil Qur'an). Hidup selama delapan puluh enam tahun menghabiskan hidupnya di dunia ilmu dalam keadaan bujang. 


Dari karya-karyanya jika dikumpulkan jadi satu dan di bagi dengan umurnya sejak baligh maka akan diketahui bahwa setiap harinya beliau menulis 14 lembar. Beliau adalah ulama' multi keilmuan. Seorang ahli Qur'an, ahli Hadits, ahli Fiqih, ahli Usul Fiqih, ahli Qiroat, ahli Tarikh, ahli Sya'ir, ahli Adab, ahli matematika, ahli kedokteran dengan karyanya yang melimpah ruah. 


Suatu ketika Imam At-Thobary berkata kepada murid-muridnya "maukah kalian belajar tafsir?" Mereka menjawab "berapa tebal kitabnya?" Beliau menjawab "tiga puluh ribu halaman". Mereka berkata "itu akan menghabiskan umur kami". Kemudian beliau meringkasnya menjadi tiga ribu lembar, dan mendiktekannya kepada murid-muridnya selama tujuh tahun (283-290 H). 


Lihatlah betapa sibuknya beliau dengan rutinitas dan aktivitas di dunia ilmu, sehingga jiwanya menjadi kenyang dengan ilmu dan tidak membutuhkan pengenyang lainnya. Bujangan, tapi berkualitas karyanya jelas.


Ada juga yang menunda menikah untuk sementara, seperti Imam Ahmad bin Hambal. Ibnul Jauzi dalam kitab Saidul Khotir (hal. 177, pasal 121) menyebutkan bahwa Imam Ahmad tidak menikah hingga umurnya genap empat puluh tahun untuk konsentrasi mencari ilmu, saat usianya genap empat puluh tahun Ilmunya dalam bagaikan lautan, karyanya jelas, baru menikah. Bujangan, tapi berkelas karyanya tingkat atas.


Banyak orang yang membujang bahkan memilih untuk membujang. Tapi kualitas masa bujangan mereka tidaklah sama. Ada yang penuh makna, ada yang luntang luntung gak jelas, bahkan ada yang penuh nista.


Maka bagi kalian, wahai Arjuna pencari cinta yang manakah tipe kalian? Isilah masa bujang kalian untuk belajar dan berkarya, supaya menjadi bujangan berkualitas dan dapat istri yang berkualitas terus melahirkan generasi berkualitas.


Umar bin Khotthob ra. pernah berkata "tafaqqohu qobla an tasuudu!" Belajarlah ilmu (fikih) sebelum kalian menikah. Kata tasuudu disini punya dua arti, yang pertama adalah 'menikah' dan yang ke dua 'memimpin'. Karena dengan menikah pasti akan menjadi seorang pemimpin bagi keluarga kita. Dan setelah menikah seseorang akan banyak terhalangi untuk belajar. Umar pun menyuruh umat muslim untuk mengoptimalkan masa lajang kita. 


Dan Rasulullah SAW pernah bersabda "gunakan masa luangmu sebelum masa sibukmu". Ketika seorang masih jomblo dia akan bebas terbang bagaikan burung, hinggap di ranting pohon yang dikehendakinya, mengambil semua manfaat yang ada.


Beginilah kira-kira cara mengoptimalkan masa lajang kita. Biar seperti Imam Ibnu Jarir At-Thobary dan Imam Ahmad bin Hambal. Bujangan kelas atas dengan seabreg aktivitas dan karya berkualitas.


Sekarang siapa kita?
Alasan membujang? Gak jelas.
Ilmu? Perlu dipertanyakan.
Karya? Gak punya.
Tampang? Jauh dari dari Arjuna.
Bujangan Luntang Luntung Kurang Beruntung. 


Oleh : As Sahirul Wasim - Direktur IDT KAMMI Komisariat LIPIA

Tak Selamanya Bidadari Cantik untuk Pangeran Tampan


Pendek, jelek, hitam, miskin. Julaibi namanya. Namun dia adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat mulia. Ada perasaan malu dan juga minder ketika suatu hari Rasulullah menawarinya untuk menikah. Karena dia tahu diri. Namun Rasulullah menenangkannya.

Hingga suatu ketika, Rasulullah bertemu dengan salah seorang sahabatnya. "Aku ingin meminang putrimu", kata Rasulullah.

Sahabat itupun sangat bahagia, bagaimana tidak bahagia ketika anaknya menjadi istri nabi. "Baiklah ya Rasulullah, ini merupakan sebuah penghormatan bagi kami", jawab sahabat itu dengan sangat antusias.

"Bukan untukku, tapi untuk Julaibib", kata Nabi.

"Julaibib?! Julaibib?!" Tanyanya sangat terkejut. Dan keceriaan yang tadi tiba-tiba hilang begitu saja. "Namun aku harus bermusyawarah dulu dengan ibunya", lanjutnya.

"Julaibib?! Julaibib?!" Sekali lagi pertanyaan terkejut keluar dari pasangan dua suami istri sahabat ini. Terbayang dengan jelas dalam benak wanita itu sosok lelaki yang pendek jelek hitam tidak berharta. Dia yang akan menjadi menantunya nanti. Apa kata orang-orang, pikirnya.

Dan ternyata putri mereka menyimak perkataan ayah ibunya dari balik kamar dan segera keluar. "Ayah, ibu, bagaimana mungkin engkau menolak pilihan Rasulullah? Bukankah Allah berfirman 'dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak pula bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka", jelas gadis itu. "Ayah, ibu, aku akan menikah dengan laki-laki pilihan Rasulullah", lanjutnya tegas.

Merekapun menikah. Hingga suatu pagi datang seruan berjihad di medan Uhud melawan kaum musyrikin. Julaibib mendengar seruan itu dan iapun segera memenuhi panggilan Rasulullah untuk berjihad.

Selesai perang Uhud, Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya. "Kalian kehilangan siapa saat ini?", tanya Rasulullah. Ada yang menjawab Hamzah, ada yang Mus'ab, dan ada yang Yaman, dan adapula yang menjawab 'Amr bin Jamuh.

"Namun, aku kehilangan Julaibib! Carilah Julaibib sekarang!", kata Rasulullah. Para sahabat mencari Julaibib. Hingga akhirnya dia ditemukan syahid dan disekililingnya tujuh orang musyrikin. Para sahabat mengabarkan kepada Rasulullah bahwa Julaibib meninggal diantara tujuh orang musyrikin. Dia teleh membunuh tujuh orang musyrikin, kemudian dirinya terbunuh dan syahid.




"Dia adalah bagian dariku, dan aku bagian darinya! Dia adalah bagian dariku dan aku bagian darinya! Dia adalah bagian dariku dan aku bagian darinya!", kata Rasulullah menganggapi kabar kematian Julaibib.

Lihatlah! Begitu indahnya kisah cinta para sahabat Nabi. Tidak disangka tidak diduga, nabi meminangkan untuk Julaibib seorang bidadari cantik kaya dan berkelas. Dan yang lebih asyik adalah bagaimana wanita tersebut menerimanya tanpa berat hati. Padahal dia sangat tahu bagaimana calon pendamping hidupnya. Julaibib. Ya, hanya Julaibib!. Beginilah hebatnya Rasulullah menanamkan ke imanan kepada seluruh sahabatnya.

Memang benar, tampang boleh pas-pasan tapi kualitas boleh diadu. Kualitas agama Julaibib tak sesederhana penampilannya. Terbaca dari percakapan Rasulullah dengannya ketika menawarkan untuk menikah "Wahai Rasulullah, aku ini lelaki yang tidak laku". Namun Rasulullah segera menjawab "Tapi kamu disisi Allah laku".

Disinilah keistimewaan Julaibib, ketika dihadapkan kepada dua pilihan antara bersenang-senang dengan wanita yang telah lama didambakan atau berperang bertaruh nyawa. Tarikan duniawi sangat kuat, tapi orientasi akhirat lebih kuat maka Julaibib lebih mengutamakan perintah Allah dan Rasul-Nya.

"Sungguh orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian" (QS. Al-Hujurat: 13)

Agama memang harus menjadi barometer utama. Boleh kita menetapkan kriteria yang banyak sekalipun, tapi tetap agama rujukannya. Jangan terpedaya hanya dengan tampilan, karena itu bukan jaminan. Tampilan adalah takdir, dan ketakwaan adalah sesuatu yang didapatkan dengan usaha, dan tidak semua orang mampu memperolehnya.

Dari Abu Hirairah ra berkata, sungguh Rasulullah telah bersabda, "boleh jadi orang yang tidak menarik dan selalu ditolak (tidak laku), namun sekali berdoa Allah langsung mengabulkannya" (HR. Muslim)

Tidak heran jika kemudian Allah mengaruniakan bidadari kepada Julaibib. Dan ternyata tidaklah suatu yang harus, "bidadari cantik untuk pangeran tampan". Karena tidak ada kaidah "pemuda tampan pasti untuk wanita cantik".


Oleh : As sahirul Wasim - Direktur Institut Dakwah Tauhid (IDT) KAMMI Komisariat LIPIA

KAMMI Jabotabek Gelar Aksi, Menuntut Hukuman Mati Untuk Pelaku Kekerasan Seksual




Puluhan kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jabotabek menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di jalan Merdeka Barat no. 15. Massa meminta pemerintah untuk segera menyusun RUU anti kekerasan seksual pada anak dan perempuan, apalagi dengan maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi akhir-akhir ini.



“Kami meminta menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk turun, mendengarkan aspirasi kami. Sungguh miris di Indonesia, banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi, ini disebabkan oleh maraknya situs-situs pornografi dan peredaran miras, tidak ada asap kalo tidak ada api. Kami meminta hukuman mati untuk para pelaku kekerasan seksual,” kata Risma, koordianor aksi dalam orasinya di depan gedung pemberdayaan perempuan, Rabu (25/5/2016).


Menurut Risma, pemerintah belum serius merespon permasalahan yang terjadi bahkan terkesan lambat, biasanya setelah terjadi kasus baru sibuk mecari solusi, seperti yang terjadi pada kasus Yuyun. “Pemerintah seharusnya bisa lebih proaktif dalam menyelesaikan masalah yang ada, bukan baru sibuk kalang kabut mencari solusi setelah masalah terjadi,” ujarnya.


Sebelumnya, ramai kasus Yuyun diberitakan di berbagai media, bocah 14 tahun yang meregang nyawa akibat diperkosa, kemudian dibunuh oleh belasan pemuda teler setelah pesta miras. 


Pada aksi kali ini, Kepala Bidang Perempuan Pengurus Pusat (PP) KAMMI, merilis pernyataan sekaligus tuntuan resmi kepada pemerintah terkait kasus pelecehan seksual yang marak terjadi belakangan ini. Berikut kutipannya: 



  1. Menuntut pemerintah untuk segera menyusun RUU anti kekerasan seksual pada anak dan perempuan.
  2. Menuntut pemerintah untuk menerapkan hukuman mati kepada orang dewasa yang melakukan kekerasan seksual pada anak dan perempuan yang menyebabkan kematian pada korban.
  3. Menuntut kemenkominfo untuk menutup situs pornorgafi, tayangan televisi, game dan berbagai media yang merusak moral bangsa.
  4. Menuntut pemerintah agar lebih tegas dalam pengawasan peredaran minuman keras.

(rep:kasyaf / red:iffa)




Bola Salju Masuk Telinga


Suaranya kini sudah bertransformasi menjadi bola salju. Semakin jauh semakin besar membawa informasi yang ingin disampaikan. Telinga yang dipaksa menjadi gawang itu pun sudah siap untuk menerima tendangan suara bola salju. Setidaknya siap untuk menahan meski mustahil untuk ditahan-tahannya. 


Suara itu bukanlah peluruh tajam, ataupun lembaran bom molotof, apoci, roket, rudal balistik, atau sekedar batu yang melesat dari ketapel anak pemburu burung emprit di tengah sawah. Apa gerangan anasir suara itu? 

Setelah diamati dengan seksama, telinga dibuka lebar-lebar, ternyata suara gemuruh bak bola salju itu adalah suara Adzan. Ya, suara adzan. Dari masjid di RT 006, Pak Hadi sudah mengumandangkan adzan. Dari masjid di RT 009 Pak Karman sudah mengumandangkan adzan. Begitu pula terdengar suara adzan dari dusun-dusun sebelah. 

Tentu, suara adzan yang melengking dari pengeras suara yang didirikan kokoh di atas menara, atau sekedar bambu besar nan panjang itu akan membuat sebuah konsentrasi suara yang sangat dahsyat. Telinga-telinga manusia pasti tertembus oleh gelombangnya. Kecuali telinga yang disediakan untuk setan menumpang malam. 

Benar sekali, hampir semua masyarakat mendengar suara adzan tersebut. Apalagi adzan itu adalah adzan Dzuhur. Pas dengan jam istirahat penduduk, atau orang kantoran. Namun ternyata, dentuman gelombang suara dengan frekuensi yang tinggi itu hanya mampu menjebol gendang telinga. Tidak sampai menembus otak. Apalagi sampai menembus qalbu-batin manusia. 

Orang-orang hanya mendengarkannya. Sekeder itu saja. Menganggap biasa. Bagai mendengarkan nyanyian Roma Irama yang berjudul “Darah Muda”, adrenalinnya dibuat tegang. Namun hanya sebatas tegang. Tidak ada tindak lanjut. 

Orang yang istirahat dari sawahnya, hanya menjadikan adzan sebagai pengiring tidur siang. Orang kantor, adzan malah diduakan. Lebih asyik ngobrol ngalor-ngidul (kesana-kemari) dengan teman-temannya di pojok-pojok kantor. Atau di depan kantor di bawah pohon mahoni di samping gerobak tukang somai. Apalagi para buruh pabrik. Cuma beberapa menit saja waktu untuk istirahat. Tidak ada waktu untuk mendengarkan adzan.

Kalaulah adzan saja dibiarkan, atau didengarkan dengan telinga kanan dibiarkan keluar dari telinga kiri, hati akan beku, kaku. Sulit untuk dinasihati. Kemudian konsekuensi dari itu, dia akan meninggalkan sembahyang. Shalat Dzuhurnya tidak sempat, tidak dilaksanakan.

Inilah tragisnya manusia era modern ini. Dulu, zaman kakek-nenek, suara adzan tidak terlalu keras. Mau keras gimana lawong pengeras suara saja belum ada. Paling-paling muadzin manjat menara masjid dan bersuara adzan dengan lantang di atas sana. Itu pun kalau tidak ada angin mencuri suaranya. Kalau ada angin datang, dan arahnya ke hutan, habis sudah. Mana ada masyarakat mendengar suara adzan. Hanya ada monyet, ular, burung serta binatang lainnya. Binatang-binatan itu tidak butuh adzan. Sebab mereka sudah punya cara sendiri untuk bertasbih kepada tuhannya. 

Tapi, meski suara tidak keras. Masjid di kampung masih rame. Anak-anak masih semangat. Bahkan, nenek-nenek pun kuat ke masjid. Tanpa dengar adzan. Mereka hapal waktu shalat berdasarkan insting alami. Atau kalau masih ragu, mereka keluar rumah, berdiri di bawah matahari dan mengamati bayangan mereka. Begitulah mereka mencari tahu waktu shalat. 

Apa gerangan yang menjadi sebab. Apakah saat ini manusia sudah tidak bertuhan, meskipun mereka berislam. Penafsiran macam apa itu. Tidak bertuhan tapi berislam. Atau sedikit dibalik, berislam tapi tak bertuhan. Ah, entah yang mana sebabnya. Yang pasti, saat ini, manusia sudah banyak membuat tuhan tandingan. Ada yang tuhannya adalah bosnya. Sehingga kalau bosnya manggil, dia langsung loncat dari ranjang tidur. Ada yang tuhannya adalah pelanggan. Kalau ada panggilan, anak-istri diabaikan. Atau tuhan-tuhan lainnya. 

Lihat orang di sawah. Fokusnya, bagaimana menjadikan sawahnya hijau, subur, berbulir. Dengan usaha mereka sendiri. Padahal, siapa yang menumbuhkan padi, mengecatnya menjadi hijau, dan mengisinya dengan bulir beras? Tuhan. Allah ta'ala. 

Lihat orang di kantor. Fokusnya, bagaimana dia tidak datang telat ke kantor. Tapi, kalau ke masjid suka masbuk, bahkan tidak hadir, parahnya tidak shalat, menyelesaikan target pekerjaan sehingga manajernya suka pada dia. Dan diberi gaji tinggi plus bonus kerajinan. Pertanyaannya, siapa yang memberi rizki? Manajer, Direktur, ataukah Allah ta'ala? 

Ya.. begitula fakta umat manusia abad 21. Penuh teka-teki. Maunya enak tapi tak mau kerja. Maunya surga tapi tak mau ibadah. Gemuruh gelombang adzan sudah tidak mampu lagi menjebol hatinya. otaknya sudah beku. Hanya dunia-dunia dan dunia, plus sedikit perempuan untuk birahinya. 


oleh : H. A. P ( Kadept Kebijakan Publik KAMMI Komisariat LIPIA )

KAMMI LIPIA Sukses Gelar MUKERKOM ke-XVI


KAMMI LIPIA sukses menggelar MUKERKOM ke-XVI (Musyawarah Kerja Komisariat) periode kepengurusan 2016/2017, di Aula paparon lantai 4, Kalibata (Minggu, 22/05/2016) 

MUKERKOM ialah acara tahunan untuk menyusun program kerja setiap departemen satu depan ke depan. Acara ini dihadiri oleh Badan Pengurus Harian (BPH), meliputi ketua umum, sekretaris, bendahara dan koordinator Bidang Perempuan serta semua jajaran anggota di setiap departemen.

Pada sambutannya, Ahmad Amrin Nafis, ketua umum, menyampaikan tentang pentingnya sekretariat mandiri untuk wadah pengkaderan, siasat dan pusat kajian ilmu dengan mengambil permisalan darul arqom pada zaman Rasulullah SAW. Ia juga berharap agar KAMMI LIPIA dapat lebih maju, bersaing dan tidak kalah dengan organisasi lainnya. "Pada tahun ini kita prioritaskan memiliki sekretariat komsat, ini sangat penting sebagai tempat berkumpul mengatur siasat, wadah pengkaderan dan juga sebagai pusat kajian ilmu kita. Sebagai mana Rasulullah memiliki Darul arqom sebagai pusat kajian dan pengatur strategi. Ana juga berharap kita terus menjaga semangat dan tetap solid, agar organisasi kita maju dan bisa bersaing dengan yang lainnya,”ujarnya. 

Musyawarah ini berlangsung sejak pukul 09.00-12.00 dengan agenda penyusunan program kerja, kemudian istirahat selama satu jam dan dilanjutkan dengan pemaparan program kerja setiap departemen. Pemaparan dilakukan di depan semua anggota musyawarah, sekaligus diselingi dengan sesi tanya jawab dan pemberian saran terhadap program yang dipaparkan. 

Dari kegiatan ini banyak muncul program-progaram baru yang tidak ada pada kepengurusan sebelumnya dan menjadi unggulan pada setiap departemen. Maka Nafis berharap semoga program tersebut dapat terealisasikan dengan baik, ia juga berpesan agar setiap kader mengawal serta tidak segan-segan untuk menegur atau memberi saran kepadanya. “Semoga semua program kita dapat berjalan dengan baik, in sya Allah dengan bersama-sama, dan kalau ada saran atau kritik kepada saya atau kepengurusan secara umum, tolong sampaikan saja, tidak usah segan-segan. Saya akan menerima dengan senang hati, tapi tolong langsung japri (jalur pribadi-red) ya,” paparnya sesaat sebelum acara ditutup. 

(rep:salman/red:kasyaf)

Aksi KAMMI se-Jawa Barat, Jabodetabek dan Banten: Tangkap Begal Negara


Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS), ratusan masa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) se-Jawa Barat, Jabodetabek dan Banten melakukan aksi demo menuntut penangkapan tiga begal negara; pemerintah busuk, pengusaha hitam, dan pemimpin korup. Aksi yang rencana digelar di depan istana terpaksa dipindahkan ke depan gedung Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan, karena mendapat halangan dari boder kawanan polisi. (Jumat, 21/05/2016)
Rangkaian Aksi kali ini dimulai dengan longmarch dari patung kuda pada pukul 13.00 sampai dengan tempat tujuan. Setelah sebelumnya dibuka dengan doa bersama dan pekikan takbir, sebagai simbol sebuah gerakan islam yang masih teguh menggenggam kokoh idealismenya, bukan sekedar pragmatisme semata. Walaupun sempat diwarnai kericuhan dan aksi baku hantam dengan petugas, ketika mereka menyita mobil sound dan peralatan aksi dari kerumunan masa. Bahkan salah satu dari demonstran sempat mengalami pendarahan di kepalanya. Namun dapat segera direlai setelah ada mediasi dari kedua belah pihak. Ketua PP KAMMI, Kartika Nur Rahman mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya selalu melakukan aksi dengan damai, tertib dan taat aturan, namun justru selalu ada propokasi dan tindakan melanggar hukum yang dilakukan aparat. "Aksi yang KAMMI lakukan ini aksi damai. KAMMI tidak anarkis. KAMMI tertib dalam menyuarakan aspirasi. Mengapa teman kami dipukul hingga terluka? Ini bukti kebobrokan pemerintah. Padahal polisi adalah kawan kami, rakyat seperti kami. Kita sama-sama berjuang membela rakyat dan negara," ungkapnya.  Salah satu dari kordinator aksi lainnya berujar bahwa ia mendatangkan massa yang lebih banyak, jika dalam beberapa bulan ke depan tuntutan merkeka tidak dipenuhi. "KAMMI akan turun dengan massa yang lebih banyak kawan-kawan, dengan massa yang lebih kuat,”teriak Indi, Ketua Bidang Perempuan PP KAMMI. Sebelum bubar meninggalkan tempat aksi, para demonstran bersama-sama membacakan delapan Manifesto Reformasi dipimpin langsung oleh Ketua Umum PP KAMMI Kartika Nur Rahman, kemudian diakhiri dengan menyanyikan lagu perjuangan dan do'a bersama. Rep: Nafiah / Red: Kasyaf


Demonstran Ikhwan

Demonstran Akhwat
Topeng Ganyang 3 Begal

Pasukan Brimob


Pasukan dari KAMMI LIPIA
Tameng Polisi Mengepung Demonstran

Saatnya KAMMI LIPIA Berkarya




KAMMI LIPIA mendapat semangat baru dengan dilantiknya susunan kepengurusan tahun 2016/2017 di Aula Al-Ikhlas, Jati Padang. (Jumat malam, 13/05/2016)

Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua PD Jaksel, Abdullah Mas'ud Al Akhyari sebagai pengurus yang memiliki wewenang untuk melantik di tingkat komisariat. Juga beberapa tamu undangan dari organisasi internal kampus seperti HMI, LDK, FOSKI dan lain-lain.

Tema besar yang diusung pada kepengurusan kali ini "KAMMI LIPIA BERKARYA", hal ini yang menjadi jargon ketua terpilih Ahmad Amrin Nafis ketika menyampaikan sambutan dan orasi politiknya pada saat pemilihan lalu. 

Dalam sambutannya, Nafis (sapaan beliau) mengajak seluruh anggotanya untuk dapat bekerja bersama-sama demi mewujudkan jargon yang didengungkan; KAMMI LIPIA Berkarya dengan tetap menikmati proses yang akan dihadapi nanti.

"Sudah saatnya KAMMI Lipia membuat karya, tidak hanya menikmati saja, karena dengan ini kita bisa berkontribusi lebih terhadap gerakan, agama dan bangsa dengan tetap teguh menjalani proses yang ada dan menikmatinya", papar Nafis.

Senada dengan Ketua Umum baru, ketua kamda Jaksel berpendapat bahwa ia memimpikan KAMMI LIPIA di masa depan bisa dikenang dan dikenal dengan karya-karyanya.

"Saya selalu memimpikan jika ada orang yang menyebut nama KAMMI, maka yang terbesit langsung ialah KAMMI LIPIA, maka untuk mewujudkan cita-cita ini saya berharap teman-teman dapat membuat karya-karya yang bermanfaat," tutur Mas'ud.

Kegiatan ini ditutup dengan sebuah tradisi unik yang telah berlangsung selama komisariat ini dibentuk, yaitu penyerahan jaket kebesaran KAMMI LIPIA dari ketua umum demisioner kepada ketua umum baru.(rep/kasyaf)









Penyerahan Jaket Kebesaran 












Foto Bersama Perwakilan Organisasi 






Kumpul Antar Departemen