Ibunda Dan Dapur Peradaban

       Dunia mungkin tak banyak mengenal dirimu, tapi mereka bisa merasakan keberadaan dan pengaruhmu. Para Ibunda yang mulia adalah wasilah Tuhan sebagai pencetak generasi peradaban. Terlampau banyak hal yang berubah secara gradual dan Sistematis  semua tak lepas dari peran seorang Ibu. Al-Quran bahkan mengabadikan salah satu kisah Ibu yang mulia, murobbiyah (pembina-red) yang mumpuni, dan sosok wanita yang teguh lagi tangguh. Istri Imran panggilannya, nama beliau yang asli tidaklah diabadikan dalam ayat-ayatNya karena memang bukan itu esensinya. Telisiklah sejenak tentang landasan seorang Ibu yang berusia senja mengharapkan kepada Allah agar dikaruniai anak perempuan?, dan apa kiranya yang terbersit dipikiran serta hatinya tentang sebuah janji jika memang kelak benar anaknya perempuan, akan di "infaq-kan" di jalan Allah, ?. 

        Kemudian peristiwa sejarah dimulai, dari beliau lahirlah seorang anak perempuan yang namanya melegenda hingga kini, Maryam binti Imran -'alaiha assalaam- yang kemuliaannya di klaim oleh tiga agama (Islam,Kristen dan Yahudi).

      Seperti janji ibundanya, Maryam benar-benar fokus beribadah hingga Allah hendak mengubah taqdir bani israil melalui skenario Maryam. Melalui ibunda Maryam cikal bakal perubahan bani israil bahkan dunia bermula, dari rahim sucinya lahirlah Isa -'alaihissalaam- sang panji penerus perjuangan para Nabi. Salah satu Nabi 'ulul 'azmi, Nabi yang muda bahkan mulia, dengan segala mu'jizat unik yang Allah berikan padanya.

      Semua fase-fase tersebut berjalan dengan berbagai keunikan dan konflik tersendiri, mengubah tatanan sosial bani israil bahkan masyarakat sekitar pada kala itu.

      Jika diperhatikan sejenak runtutan peristiwa di atas, tidak bisa dipungkiri ada peran urgen dan strategis ummahat(Ibunda). Alur yang dimulai seorang Ibu dari keluarga Imran yang Allah hadiahi anak yang sholihah yang digambleng atas nama ketaatan kepada Allah,  kemudian dari hasil tersebut berbuah cucu yang suci lagi seorang Nabi.  Paling tidak, kerja akumulatif antar generasi ibu tersebut menjadikan Allah harus mengabadikannya, bukan hanya dalam tatanan paragraf akan tetapi judul pembeda dari yang lain (surah) memuliakan  putri Imran sebagai salah satu nama surah dalam al-Quran serta nama keluarga Imran adalah satu-satunya nama keluarga yang Allah abadikan dalam surah di al-Quran, sebagai salah satu barometer bagi generasi mendatang.

        Ada banyak lagi nama-nama ummahat (Ibunda) yang Allah abadikan dalam al-Quran. Sebagai pelajaran dan bukan semata-mata pelaku sejarah, beberapa menorehkan tinta emas tapi tidak sedikit yang menorehkan tinta kelam.
Sebut saja Ibunda Nabiyullah Musa, Yang berperan di kerajaan fir'aun. Ibu Mentri, istri Aziz yang karena dirinya Yusuf dipenjara, ada napi yang dibunuh tanpa dosa dan gonjang-ganjing ekonomi dan krisis terjadi. Adapula Ibu-ibu dari istri-istri Nabi Nuh dan Luth yang murtad, dan membuat kebijakan  dakwah berubah total.  Pun, dengan kisah Ibu negara Mesir, istri fir'aun sang wanita surga yang Allah hibur dengan istana di firdaus.

      Sebuah analogi yang memberikan celah studi, bahwasannya memang tak dapat dipungkiri bangunan peradaban bermula dari peran Ibunda. Ada banyak keputusan penting yang mengubah sejarah berawal dari bilik dapur dan kasur. Ada banyak kemenangan dan kekalahan berawal dari peran strategis seorang Ibu. Sampai dalam kecamuk peperangan sekalipun, masih memegang kunci kemenangan dan kekalahan. 

         Sun Tzu pernah mengatakan: "Jika tidak dapat mengalahkan musuh melalui pintu depan, pintu belakang (dapur) adalah alternatif terbaik". Dan semua manusia pun tau siapa yang selalu berkutat di dapur. Al-Quran juga menegaskan bahwa rekayasa,makar, strategi dan spionase Ibunda jauh lebih kuat dibandingkan dengan syetan sekalipun. Al-Quran menggambarkan "Inna kaida syaithooni kaana dho'iifa ", adalah makar syetan itu teramat lemah. Tetapi ketika makar Ibunda dikatakan: "inna kaida kunna 'adziim", makar ibunda teramat besar.

        Al-Quran seakan menegaskan dan hendak mengubah paradigma bahwasannya ibunda yang tak selalu nampak kadangkala mempunyai peran nyata luar biasa. Yang tak bernama dalam sejarah bisa jadi mengubah tonggak haluan dunia, yang tak terlihat bisa mewarnai sejarah umat manusia. 

Itulah mengapa cita rasa peradaban bukan semata-mata persoalan nama.

Akan tetapi tentang pengorbanan,asa, cinta dan peran nyata.

Semua perihal Ibunda, bukan hanya tentang cita-cita generasi Musa dan Isa. 

Akan tetapi aksioma peradaban dunia yang dibanggakan Allah dan Rasul-Nya. 

oleh : Ahmad Amrin ( Ka.Dept Kastrat KAMMI LIPIA)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »