Gemilang sejarah perjalanan peradaban islam selalu melahirkan sosok-sosok yang mulia yang riwayat hidup mereka tidak segan-segan dituliskan dengan tinta emas. Bukan karena kepamoran kehidupan mereka yang dipenuhi dengan emas dan berlian, atau karena singasana megah yang diduduki oleh meraka, tapai lebih dari itu, tidak lain kerena akhlaq serta kezuhudan yang diiringi pengorbanan mereka untuk agama Islam.
Kholifah Umar bin Abdul Aziz misalkan, salahseorang kholifah bani Umayyah itu terkenal dengan keadilannya, hingga dalam tempo kepemimpinannya yang relatif sangat singat yaitu lebih kurang 2,5 tahun, tapi ia mampu mewujudkan miniatur surga didunia, hingga dikisahkan bahwa tidak ada orang miskin yang mau menerima harta zakat.Dijelaskan oleh para pakar sejarah bahwa hal itu terjadi bukan karena Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua masyarakatnya kaya, melainkan karena beliau mampu memberantas rasa kemiskinan dari hati masyarakatnya dan menumbuhkan rasa qona'ah dalam pribadi-pribadi rakyatnya.subhanallah.
Tapi tahukah, dibalik kegagahan dan kehebatan seorang kholifah umar bin abdul aziz ada sesosok istri yang hebat. benar memang petatah bilang " dibalik seorang suami yang hebat terdapat istri yang hebat ", istrinya bernama Fatimah, seorang istri sholihah yang berada dibalik kehebatan seorang Umar bin abdul aziz, yang mungkin berita kehidupannya jarang diekspos atau dijadikan sebagai suatu bahan yang patut di kaji dan dipelajari, padahal mungkin bisa dikatakan Umar bin Abdul Aziz tidak mungkin mampu menjadi sosok yang demikian hebatnya tanpa adanya sosok Fatimah dibaliknya.
Salahsatu wujud kesholehahan fatimah, Suatu ketika saat awal-awal Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi seorang Kholifah ia pulang kerumahnya, ia dapati istrinya dirumah dan kemudiam ia berkata kepada istrinya, wahai Fatimah istriku, sebagaimna telah engkau ketahui, kini aku telah mengemban amanah besar, aku tekah menjadi seorang kholifah, tentu tidak ada lagi waktuku buatmu, jika engkau ingin, engkau bisa memilih bersamaku tanpa jaminan apapun ,atau jika engkau mau, engkau bisa meninggalkankusedangkan keadaan dan urusanmu terserah padamu, maka urusan berada ditanganmu, engkau boleh meninggalkanku atau engkau tetap mau bersamaku, maka ia menjawab: "aku akan tetap tinggal bersamamu tanpa jaminan apapun, barangkali itulah pintu pahala bagiku atau bisa membantumu". Kemudian Umar bin Ambul Aziz .menambahkan "meski aku tidakbisa lagi memenuhi "hajatmu" , iya wahai kholifah, jawab fatimah, dengan terlihat air mata mulai membasahi pipinya.
Subhanallah, Sebuah kesabaran yang diperlihatkan oleh seorang Fatimah istri sholehah, yg barangkali tidak sanggup dilakukan oleh wanita manapun saat ini. Disebutkan dalam sejarah andai saja ia mau memilih, ia bisa kembali hidup enak dan kembali hidup dalam lingkungan kemewahan, karena ia merupakan anak dari Abdul Malik bin Marwan yang tidak lain merupakan seorang Kholifah sebelumnya, kakeknya pun seorang kholifah, serta paman - pamannya juga demikin. Subhanallah, masih adakah wanita-wanita yang semisal dengannya didunia ini yang rela meninggalkan kehidupan yang penuh kemewahan untuk tetap menemani suami dalam membenahi umat meski harus hidup dengan penuh kesederhanaan, mudah-mudahan masih ada.Aamiin.
EmoticonEmoticon