Membangun Masyarakat Madani di Bumi Pertiwi

Oleh: Ibadurrahman*)

Saat ini kehidupan masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek. Dinamis dan kompleknya kehidupan masyarakat antara lain disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh orang pada satu ufuk dunia dapat dengan mudah dan cepat berkomunikasi dengan orang lain pada suatu ufuk dunia yang berbeda. 

Bahkan budaya,perilaku dan adat kebiasaan dari suatu negeri dapat dengan cepat merasuki kehidupan masyarakat lain. Tidak itu saja, tetapi sering budaya,perilaku dan adat istiadat itu diadopsi begitu saja oleh masyarakat muslim sehingga mengakibatkan terjadinya pribadi yang bobrok dan jauh dari nilai-nilai diinul islam.

Sekitar abad ke-15 hijriah ini telah diprediksi sebagai era kebangkitan umat islam. Berbagai indikator yang mengatakan kebangkitan hal tersebut seperti berkembang pesatnya pendidikan agama islam, minat belajar terhadap agama islam semakin tinggi dan tumbuhnya kesadaran untuk mendakwahkan diinul islam.


Rosulullah telah memberikan isyarat bahwa islam akan kembali tegak dari arah timur, dan berdasarkan isyarat  tersebut sebagian ulama’ dan para pemikir islam telah memprediksi bahwa kebangkitan islam akan datang dari arah Bumi Pertiwi (Indonesia).

Merupakan hal yang ma’ruf bahwa bumi pertiwi ini adalah  Negara yang paling unik dibandingkan dengan Negara-negara lain di muka bumi ini. Terdiri dari ribuan pulau lengkap dengan keindahan alamnya,tak ketinggalan pula kekayaan alamnya yang melimpah ruah. Jumlah penduduk yang sangat besar dengan keaneka ragaman budayanya. Cuaca serta iklim yang sangat mendukung dengan letak geografisnya dan geostrategisnya.

Akan tetapi Bumi Pertiwi sekarang tengah dilanda berbagai macam problematika. Mulai dari sisi kasta SDM, Sosial, budaya, pendidikan, hukum, politik dan pertahanan nasional. Permasalahannya adalah bagaimana kita merespon berita yang sangat besar tersebut? Siapkah  kita jika hal tersebut memang benar-benar tejadi? Jika belum apa yang harus kita persiapkan dari sejak dini?

Maka sudah selayaknya kita harus mempersiapkannya dengan sangat matang, diantaranya melalui kerja keras dalam memperbaiki pada beberapa bagian-bagian dasar; diantaranya adalah keimanan, kemauan, kesungguhan, kesetiaan, dan pengorbanan.

Mari kita ulas satu persatu dasar-dasar berikut ini :

1. Iman yang Mendalam
    Rabbaniyah adalah sumber motivasi dan pendorong utama bagi para aktifis da’wah. Ia juga merupakan cirri khusus yang harus dimiliki oleh da’wah. Tanpa adanya sifat ini di dalamnya maka sebuah gerakan da’wah tidak aka nada nilainya, dan tidak ada kebaikan di dalamnya. Pada dasarnya da’wah ini harus berdiri di atas landasan rabbaniyah dan mencari keridloan Allah( Allahu Ghoyatunaa).

Sangat indah nasehat ust.Hasan Al Banna tentang begitu besarnya pengaruh iman : “Mereka telah mendengar pengaruh iman, lalu mereka pun beriman. Kita berharap Allah berkenan menanamkan rasa cinta kepada iman ini dan menjadikannya sebagai hiasan di hati kita,sebagaimana  ia telah menganugerahkannya kepada para pendahulu kita”.

2. Kemauan Yang Kuat
   Sesungguhnya Allah tidak akan memberi kemenangan kecuali kepada hamba-hamba_Nya yang memiliki kemauan yang kuat,tekad yang jujur yang mampu memenangkan pertarunagn nafsu dirinya karena taat kepada Allah,barulah Allah akan member pertolongan kepada mereka.

3. Kesungguhan dan Semangat yang Tinggi
   Tidaklah sama pemalas dengan orang yang sungguh-sungguh dan memiliki semangat yang tinggi. Oleh karena itu semangat yang tinggi dan kesungguhan harus selalu dipompakan agar kita mampu menunaikan amanah dan tanggung jawab kita serta sampai pada tujuan. Dan yang harus selalu diingat ketika berbicara tentang semangat yang tinggi dan kesungguhan adalah kontribusi itu berbanding lurus dengan kedekatan seseorang kepada Allah.Mereka menyingsingkan lengan baju, dan bersungguh-sungguh mencari keridloan dari Allah.

4. Kesetiaan
    Kesetiaan merupakan hal yang sangat urgent di sebuah jama’ah, kesetiaan terhadap perjanjian dan amanah yang telah diikrarkan dengan penuh ketaatan,tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk setia pada Allah,menyerahkan diri pada kehendak_Nya,dan membela agama_Nya, yang tidak sanggup diemban oleh langit,bumi,dan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Di dalam kesetiaan terdapat ma’na cinta,saling menolong,saling membantu,pengorbanan,da tajarrud(kemurnian),maka kesetiaan meliputi perbuatan hati dan jasad sekaligus.

5. Pengorbanan
   Demikianlah keadaan setiap orang yang membawa panji da’wah dan telah berjanji kepada Allah untuk menolong agama_Nya. Hingga mendorong pendirinya mengorbankan nyawanya sebagai harga yang harus dibayar. Demikian pula para pengikutnya, yang harus menikmati hidup dalam penjara,penyiksaan,dan pengusiran. Diantara mereka ada yang meninggal dunia(syahud), dan ada pula yang teguh dan sabar di dalamnya.

Ketika dasar-dasar tersebut sudah terpenuhi, Maka bukan merupakan hal yang mustahil jika Indonesia siap menjadi muara kebangkitan islam yang telah ditunggu-tunggu selama ini. Kemudian  mucullah masyarakat madani yang telah lama lenyap dari muka bumi di bumi pertiwi tercinta. Meskipun sulit tetapi hal tersebut bukanlah hal yang mustahil, karena keterpurukan merupakan pergiliran, sementara kebangkitan adalah kemestian. Wallahu A’alm Bis Showab.

 *) Penulis adalah ketua KAMMI Komisariat LIPIA 2013-2014


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Anonim
31 Mei 2013 pukul 07.45 delete

Sebagai ummat islam, kita tidak perlu ragu bahwa kelak akan datang Imam Mahdi yang memimpin dunia ini dengan penuh keadilan. Ciri-cirinya pun sudah cukup jelas dalam sebuah hadits disebutkan bahwa beliau akan turut di menara putih di negeri Damaskus. Tetapi pertanyaannya adalah siapakah tim sukses Imam Mahdi tersebut? di sinilah kita bisa berhap...wallahu a'lam

Reply
avatar