30 Oktober, 2014
BELAJAR SEPERTI POHON PISANG
kammilipia.com - Pernahkah sesekali kita merenung tentang keberadaan pohon pisang? Kalau belum, coba HENDAKLAH SETIAP KADER BELAJAR SEPERTI POHON PISANG. Ternyata, ada pelajaran berharga dan menarik dari pohon itu. Di balik eksistensinya, ia selalu mewariskan keturunan. Sebelum pohon pisang menghasilkan buah yang mulai matang atau sebelum di tebang pemiliknya karena sudah tua, maka pohon itu selalu memunculkan tunas-tunas baru yang siap menggantikannya untuk memproduksi buah, dan begitupun seterusnya.
BELAJAR SEPERTI POHON PISANG
kammilipia.com - Pernahkah sesekali kita merenung tentang keberadaan pohon pisang? Kalau belum, coba HENDAKLAH SETIAP KADER BELAJAR SEPERTI POHON PISANG. Ternyata, ada pelajaran berharga dan menarik dari pohon itu. Di balik eksistensinya, ia selalu mewariskan keturunan. Sebelum pohon pisang menghasilkan buah yang mulai matang atau sebelum di tebang pemiliknya karena sudah tua, maka pohon itu selalu memunculkan tunas-tunas baru yang siap menggantikannya untuk memproduksi buah, dan begitupun seterusnya.
Kita tahu bahwa pohon pisang hanya satu kali berbuah, tapi ia tidak lupa akan mempersiapkan penerusnya. Hingga tidak ada jeda ataupun kekosongan pada satu masapun. Dan seharusnya manusia yang dikaruniai segala kelebihan, bisa lebih peka terhadap pembinaan generasi setelahnya. Kita harus lebih memperhatikan pendidikan karakter, akhlak dan ibadah mereka.
Beberapa abad silam, tentu kita dengar nama pembaharu islam dari bani umayyah yaitu Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin yang memenuhi muka bumi ini dengan keadilan. Bagaimanakah Umar bisa mencapai derajat itu? Diantara sebab yg paling besar pengaruhnya yaitu adalah para pendidiknya yg sangat serius dalam membinanya, membimbingnya hingga keberhasilan pembinaan itu muncul pada jiwa Umar bin Abdul Aziz. Sama halnya dengan Salahuddin Al-Ayubi, penakhluk Baitul Maqdis ini adalah seorang panglima yang sangat berpegang teguh pada syariat islam hingga ia bisa membuka Baitul Maqdis dengan keimanan dan perjuangannya. Dan diantara sebab yg paling berpengaruh pada dirinya yaitu para pendidiknya yang banyak memberikan perhatian terhadapnya.
Dan seharusnya kita sebagai pemuda yang telah beranjak dewasa, harus lebih memahami konteks mempersiapkan generasi masa depan kita. Agar tidak ada kekosongan generasi setelah kita yang biasa di sebut "lost generation". Mari kita jaga dengan baik kader-kader kita, kita perhatikan dengan seksama perkembangannya, kita bina dengan semaksimal mungkin, agar ketika tiba masanya mereka tidak gugup untuk menghadapi berbagai rangkaian masalah yg ada di hadapan mereka. Kammi's day kammi lipia.
oleh : Saif
oleh : Saif